Salah satu prinsip yang diajarkan dan ditekankan dalam Islam adalah menjaga persaudaraan sesama muslim. Karena itu, Allah memotivasi agar kaum muslimin berupaya menjadikan muslim yang lain sebagai saudara. Allah berfirman:
إنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih)..” (QS. Al-Hujurat: 10)
Bahkan dalam ayat lain Allah subhanahu wa ta’ala mengingatkan bahwa diantara nikmat terbesar yang Allah berikan kepada kaum muslimin adalah Allah jadikan mereka saling mengasihi dan saling mencintai, yang mana sebelum itu mereka saling bermusuhan.
Allah berfirman:
وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
“ … dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara …” (QS. Ali Imran : 103)
Akan tetapi, dalam menjalin hubungan tidaklah selalu berjalan mulus, tak jarang terjadi perselisihan, kekhilafan, dan kekeliruan dalam suatu hubungan.
Sebagai agama yang bersifat universal, Islam pun mengatur adanya perselisihan di dalam suatu hubungan. Yaitu jika terjadi perselisihan atau kekeliruan maka tidak boleh mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari.
Rasulullah bersabda:
لَا يحلُّ لمسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثِ لَياَلٍ يَلْتْقَيِاَنِ فَيُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هَذَا وَخَيْرُهُمَا الَّذِي يَبْدَأُ بالسَّلَامِ
“Tidak halal bagi seorang Muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam, mereka bertemu yang satu berpaling ke sana dan yang satu berpaling ke sini. Dan yang terbaik diantara mereka adalah yang lebih dahulu mengucapkan salam.” (Bukhari : 8/20, Muslim : 4/1984 )
Dari hadits ini kita dapat menyimpulkan bolehnya mendiamkan seseorang tidak melebihi tiga hari. Baik karena saling marah, saling hasad, atau prasangka buruk. Namun perlu kita ingat, di akhir hadits Rasulullah mengingatkan bahwa orang yang terbaik adalah yang memulai salam diantara keduanya (Fathul Bari : 10/481)
Dalam hadits lain Rasulullah juga bersabda:
تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا
“Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai.” (Muslim, 4/1987)
Karenanya, berkenaan dengan hadits ini Syaikh Utsaimin menjelaskan, bahwa setiap orang harus bersegera untuk menghilangkan kedengkian, permusuhan dan kemarahan antara dirinya dan orang lain, namun apabila dia merasa kesulitan untuk melakukannya hendaklah dia berfikir tentang hasil terpuji yang dia dapatkan. Sebab manusia ketika melihat pahala atau balasan yang menantinya, dia akan lebih mudah melakukannya. Jika ini masih juga terasa susah, maka harus ada pihak ketiga untuk menjadi mediator perdamaian antara keduanya. (Syarh Riyadh ash-Shalihin: 6/247)
Kesimpulan dari pemaparan diatas, bahwa mendiamkan seseorang lebih dari tiga hari haram hukumnya, dan merupakan sebab tertundanya ampunan Allah. Dan mengerjakan perbuatan perbuatan itu akan berkonsukwensi menimbulkan dosa yang merugikan diri kita sendiri baik di dunia maupun di akhirat. Wallahu A’lam. (Hadit Ayep)
Ingin Dapat Pahala Yang Terus Mengalir? Klik Disni