Kultum Ramadhan: Keutamaan Berjumpa Ramadhan
Oleh Ammar Syarifuddin (Staf Pengajar Ma’had Aly An-Nuur)
Download PDF di sini.
Bulan Ramadhan memiliki banyak keutamaan dibandingkan dengan bulan lainnya.
Orang yang bertemu dengan bulan Ramadhan dan menjalankan berbagai amal ibadah di dalamnya ibarat seorang pedagang. Dia akan mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat.
Dan keuntungan tersebut adalah keuntungan yang ada di hari kiamat.
Mari kita simak sebuah kisah tentang perbandingan antara orang yang bertemu Ramadhan dan orang yang tidak bertemu Ramadhan.
Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu ‘anhu bercerita, “Ada dua orang laki-laki datang menemui Rasulullah ﷺ. Keduanya menyatakan masuk Islam. Salah satu dari keduanya lebih banyak ibadahnya dari yang lain.
Orang yang lebih banyak ibadahnya ini ikut serta dalam sebuah peperangan. Akhirnya ia syahid. Sementara yang seorang lagi, masih tetap hidup. Setahun setelah itu ia wafat. Wafat dengan kematian yang ‘biasa.’”
“Suatu malam aku bermimpi.” lanjut Thalhah. “Seolah-olah aku berada di pintu surga. Aku melihat kedua orang itu ada di sana. Tiba-tiba ada malaikat datang dari dalam surga.
Ia mengizinkan laki-laki yang wafat setahun kemudian untuk masuk. Setelah itu datang lagi malaikat kedua. Lalu ia mengizinkan laki-laki yang syahid untuk masuk.
Sesaat kemudian keduanya datang lagi dan berkata padaku, ‘Pulanglah dulu. Belum tiba saatnya giliran kamu.’”
Saat mendengar penuturan dari Thalhah tersebut, para sahabat pun merasa heran.
“Bagaimana mungkin yang wafat dengan cara yang ‘biasa’ saja lebih dahulu diizinkan masuk surga daripada yang wafat sebagai syahid. Ditambah lagi ibadahnya tidak lebih banyak daripada yang masuk surga belakangan,” kata para sahabat kepada Thalhah.
Kemudian hal itu sampai kepada Nabi Muhammad ﷺ dan beliau bersabda, “Apa yang kalian herankan?”
Mereka menjawab, “Laki-laki pertama ini lebih banyak ibadahnya, ya Rasul. Ditambah lagi ia gugur sebagai syahid dalam membela agama Allah ﷻ. Tapi kenapa laki-laki kedua yang wafatnya biasa-biasa saja lebih dahulu masuk ke surga?’
Rasulullah ﷺ bersabda, “Bukankah ia masih hidup setahun setelah yang pertama?”
“Benar, ya Rasul.” jawab Sahabat.
“Bukankah ia bertemu Ramadhan dan berpuasa?”
“Benar, ya Rasul.”
“Bukankah ia shalat sekian kali dalam setahun itu?”
“Benar, ya Rasul.”
Lalu Rasulullah ﷺ bersabda, “Sungguh, jarak antara keduanya lebih jauh daripada jarak antara langit dan bumi.” (Hadits ini diriwayatkan Imam Ahmad dalam Al-Musnad. Syaikh Syu’aib al-Arnauth mengatakan hadits ini hasan lighairih).
Keutamaan Bertemu Bulan Ramadhan
Pada hadits tersebut terekam jelas bahwa para sahabat heran dengan satu hal. Yaitu, kenapa sahabat yang meninggal di atas ranjang bisa masuk surga terlebih dahulu daripada sahabat yang meninggal syahid di medan juang.
Keheranan tersebut karena para sahabat paham betul, bahwa Allah ﷻ dan Rasul-Nya telah menjanjikan pahala yang sangat besar bagi orang yang meninggal syahid di medan juang.
Maka untuk menjawab keheranan tersebut Rasulullah ﷺ menyampaikan beberapa hal:
Pertama, bahwa sahabat yang masuk surga duluan umurnya lebih lama satu tahun.
Artinya, umur panjang merupakan anugerah luar biasa dari Allah ﷻ. Ia ibarat modal paling berharga bagi seorang hamba. Ketika seorang hamba mampu mengelola modal tersebut dengan baik, maka dia akan mendapat keuntungan yang tak terkira.
Pengelolaan yang baik atas modal umur ini adalah menggunakannya untuk mengerjakan ketaatan kepada Allah, memberi manfaat kepada sesama, dan berbagai macam bentuk kebaikan lainnya.
Sebaliknya, jika modal umur ini tidak digunakan untuk hal yang baik, maka pemiliknya akan mendapatkan kerugian besar.
Rasulullah ﷺ pernah ditanya tentang siapakah manusia paling baik dan yang paling buruk, maka jawab beliau
مَنْ طَالَ عُمْرُهُ، وَحَسُنَ عَمَلُهُ
“Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya.” (HR. Tirmidzi)
مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ
“Orang yang panjang umurnya, tetapi buruk amalnya.” (HR. Tirmidzi)
Oleh karena itu, sebagian ulama menganggap makruh mendoakan umur panjang pada seseorang tanpa menyertakan embel-embel taat ibadah.
Karena panjang umur tanpa ketaatan tidak bisa mendatangkan manfaat sama sekali bagi seseorang.
Manfaatkanlah nikmat umur panjang yang kita miliki dengan baik. Sebagaimana kaum salafush shalih dahulu telah mencontohkannya. Imam Hasan Al-Bashri berkata
أَدْرَكْتُ أَقْوَاماً كَانُواْ عَلَى أَوْقَاتِهِمْ أَشَدُّ مِنْكُمْ حِرْصاً عَلَى دَرَاهِمِكُمْ وَدَنَانِيْرِكُمْ
“Saya berjumpa dengan suatu kaum, yang sangat perhitungan dengan waktu mereka, melebihi perhitungan kalian dengan dirham dan dinar kalian.”
Kedua, sahabat tersebut bertemu dengan bulan Ramadhan.
Artinya, nikmat bisa berjumpa dan beribadah di bulan Ramadhan adalah nikmat yang luar biasa. Bulan yang penuh berkah. Bulan ibadah serba mudah. Bulan amal kebaikan dilipatgandakan oleh Allah ﷻ.
Bahkan ada satu malam yang nilai ibadah di dalamnya lebih baik dari ibadah seribu bulan. Oleh karena itu, malaikat Jibril heran kepada seorang hamba yang berjumpa dengan bulan Ramadhan, tapi dosa-dosanya belum diampuni oleh Allah ﷻ.
Keheranan tersebut sampai Malaikat ungkapkan dalam sebuah doa dan diamini oleh Rasulullah ﷺ. Doa tersebut adalah
رَغِمَ أَنْفُ امْرِئٍ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ
“Celakalah seorang hamba, yang berjumpa dengan bulan Ramadhan tetapi dosa-dosanya belum diampuni.”
Rasulullah ﷺ pun menjawab, “Aamiin.” (HR. Al-Bazzar, dishahihkan oleh Al-Albani.)
Ketiga, selama setahun sahabat tersebut banyak mengerjakan amal shalih.
Rasulullah ﷺ menyebutkan, bukankah dia shalat sekian kali dalam setahun. Artinya dalam setahun sahabat tersebut banyak mengerjakan amal shalih. Salah satunya adalah shalat.
Shalat adalah salah satu syiar Islam yang paling menonjol. Dengan shalat, Allah akan mengampuni dosa-dosa yang ada di antara satu shalat dengan shalat berikutnya.
Shalat juga dapat membersihkan diri dari kesalahan dan dosa yang dilakukan secara sengaja atau tidak. Orang yang shalat dengan khusyuk akan selalu berusaha untuk menjaga lahir dan batinnya selalu bersih.
Dan shalat merupakan perjanjian antara seorang hamba dengan Allah untuk sebuah persinggahan terbaik, yaitu surga.
Rasulullah bersabda, “Lima shalat yang telah Allah ﷻ wajibkan kepada para hamba-Nya. Siapa saja yang mendirikannya dan tidak menyia-nyiakan sedikitpun darinya karena meremehkan haknya, maka dia memiliki perjanjian dengan Allah Ta’ala untuk memasukkannya ke dalam surga.” (HR. Abu Dawud).
Demikian, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bishawab.