Kultum Ramadhan: Menuju Jannah Melalui Jalan Takwa
Oleh Ammar Syarifuddin (Staf Pengajar Ma’had Aly An-Nuur)
Download PDF di sini.
Imam Atha bin Abi Rabah menuturkan bahwa dahulu para sahabat pernah menyampaikan kepada Rasulullah ﷺ tentang kondisi Bani Israil yang lebih mulia dari kaum muslimin.
Pasalnya, ketika mereka melakukan dosa, maka dosa yang telah dilakukan dan kafarat (penghapus) yang dikerjakan akan ditulis di pintu-pintu rumah mereka. Artinya, Allah ﷻ memberi waktu kepada mereka untuk bertaubat.
Sementara, kaum muslimin tidak tahu dosa apa yang telah dilakukan dan kafarat apa yang harus dikerjakan sebagai jalan penebus dosa tersebut.
Mendengar penuturan sahabat ini, Rasulullah ﷺ pun terdiam tanpa kata. Kemudian Allah ﷻ menurunkan surah Ali ‘Imran ayat 133 untuk memberikan jawaban.
Nabi ﷺ bertanya kepada para sahabatnya, “Apakah kalian mau aku beritahu tentang yang lebih baik dari itu semua?” Rasulullah ﷺ lantas membacakan ayat tersebut, yang berbunyi
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabb-mu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.”
Kabar Gembira Dari Langit
Ada dua kabar gembira yang diberikan oleh Allah dalam ayat di atas:
Pertama, dengan turunnya ayat ini, Rasulullah ﷺ memberi tahu para sahabat dan tentu seluruh umat Islam dari awal hingga akhir, bahwa bersegera menyambut ampunan Allah dan surga-Nya lebih baik daripada apa yang diberikan Allah ﷻ kepada Bani Israil.
Mengupayakan amal shalih dapat menjadi jalan untuk meraih ampunan Allah. Bertaubat dengan sungguh-sungguh, melaksanakan kewajiban dengan penuh keikhlasan, serta melakukan berbagai kebaikan yang diperintahkan-Nya adalah bagian dari usaha mendekat kepada-Nya.
Ampunan Allah adalah anugerah bagi hamba yang berusaha mendekat kepada-Nya dengan ketaatan, amal shalih, serta pengakuan dosa dan taubat yang tulus.
Banyak ayat dan hadis yang menjelaskan bahwa ketaatan dan amal shalih akan mendatangkan ampunan dari Allah.
Seperti firman Allah
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ
“Sesungguhnya, perbuatan baik akan menghapuskan dosa-dosa kecil.” (Qs. Hud: 114)
Juga hadits Nabi, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap ridha Allah ﷻ, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni oleh Allah ﷻ.”
Kedua, bahwa Allah ﷻ telah menyediakan surga seluas langit dan bumi untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu mereka yang senantiasa mengerjakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Mereka adalah orang-orang yang memiliki banyak sekali sifat terpuji.
Sifat Terpuji Yang Dicintai Allah
Di antara sifat-sifat terpuji itu disebutkan dalam ayat berikutnya (QS. Ali ‘Imran: 134-135), Allah ﷻ berfirman
الَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ فِى السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالۡكٰظِمِيۡنَ الۡغَيۡظَ وَالۡعَافِيۡنَ عَنِ النَّاسِؕ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الۡمُحۡسِنِيۡنَۚ ١٣٤ وَالَّذِيۡنَ اِذَا فَعَلُوۡا فَاحِشَةً اَوۡ ظَلَمُوۡۤا اَنۡفُسَهُمۡ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسۡتَغۡفَرُوۡا لِذُنُوۡبِهِمۡ وَمَنۡ يَّغۡفِرُ الذُّنُوۡبَ اِلَّا اللّٰهُ وَلَمۡ يُصِرُّوۡا عَلٰى مَا فَعَلُوۡا وَهُمۡ يَعۡلَمُوۡنَ ١٣٥
“(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan,
dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampun atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui. ”
Perbuatan terpuji itu adalah sebagai berikut:
- Gemar berinfak baik di waktu lapang maupun sempit, di waktu senang maupun susah.
- Mampu menahan amarah.
- Memaafkan kesalahan orang lain.
- Bersegera mengingat Allah dan memohon ampunan-Nya jika melakukan dosa dan kesalahan.
- Tidak meneruskan perbuatan dosanya ketika mereka mengetahui bahwa yang dilakukan adalah perbuatan dosa.
Jannah; Kenikmatan Tiada Bertepi
Jannah Allah ﷻ itu luas, seluas langit dan bumi. Jannah Allah ﷻ itu indah dan penuh dengan kenikmatan. Keindahannya tidak seperti yang terbayang di benak kita.
Tapi sayangnya, surga Allah ﷻ itu tidak gratis. Surga Allah ﷻ sangat mahal. Jika kita ingin menjadi salah satu penghuninya, kita harus membelinya dengan harga yang pantas.
Harga yang pantas itu bernama takwa. Harga yang pantas itu adalah kumpulan dari beragam sifat terpuji yang sebagiannya telah dijelaskan oleh Allah ﷻ dalam surah Ali Imran ayat 134-135 di atas.
Ya… surga Allah itu mahal, sebagaimana sabda baginda Nabi Muhammad ﷺ
أَلَا إِنَّ سِلْعَةَ اللَّهِ غَالِيَةٌ، أَلَا إِنَّ سِلْعَةَ اللَّهِ الْجَنَّةُ
“Ketahuilah, bahwa barang dagangan Allah itu mahal. Dan barang dagangan Allah itu adalah jannah (surga).” (HR. Tirmidzi)
Demikian kultum singkat yang dapat kami sampaikan. Semoga Allah menganugerahkan ketakwaan kepada kita hingga layak menjadi calon-calon penghuni surga-Nya.