Kultum Ramadhan: Meraih Berkah dalam Hidup
Oleh Ammar Syarifuddin (Staf Pengajar Ma’had Aly An-Nuur)
Download PDF di sini.
Akhir-akhir ini di beberapa daerah, kaum muslim banyak yang mengadakan kegiatan dengan embel-embel berkah.
Misalnya, kegiatan subuh berkah dan Jum’at berkah. Mereka mengadakan kegiatan tersebut secara rutin.
Ada yang sebulan sekali, ada yang sepekan sekali. Biasanya, kegiatan tersebut terdiri dari shalat subuh berjamaah, kajian subuh, kemudian sarapan bareng. Ada juga yang bagi-bagi sayur gratis.
Makna Berkah
Mungkin kita bertanya-tanya, sebetulnya apa yang dimaksud dengan berkah tersebut?
Kenapa kegiatan-kegiatan yang ada embel-embel berkahnya biasanya lebih semarak?
Berkah atau barakah, menurut ahli bahasa bermakna az-ziyadah wa an-numuw, artinya tumbuh dan bertambah.
Sementara menurut Imam Al-Ghazali, barakah diartikan sebagai ziyadatul khair, yaitu bertambahnya kebaikan dan ketaatan kepada Allah ﷻ.
Adapun makna barakah dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah langgengnya kebaikan, kadang pula bermakna bertambahnya kebaikan, dan bahkan bisa bermakna kedua-duanya.
Sebagaimana doa keberkahan kepada Nabi ﷺ yang sering kita baca saat tasyahud, mengandung dua makna di atas.
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Maksud dari keberkahan dalam doa tersebut adalah langgengnya kebaikan dan berlipat-lipatnya atau bertambahnya kebaikan.”
Meraih Berkah
Setelah mengetahui bahwa berkah berarti Allah ﷻ melanggengkan dan menambah kebaikan pada diri seorang hamba, tentunya kita juga menghendaki kehidupan yang diberkahi oleh Allah ﷻ.
Setiap manusia pasti menginginkan pada umur, harta, ilmu, keluarga, dan apa pun yang ada bersamanya diberkahi oleh Allah ﷻ.
Artinya, kita sebagai seorang manusia pasti menginginkan semua itu mendatangkan dan menambahkan kebaikan untuk dunia dan akhirat.
Lalu, bagaimana caranya agar kita mendapatkan keberkahan hidup?
Pertama, bertakwa dan tawakal kepada Allah ﷻ.
Jika seorang hamba bertakwa kepada Allah ﷻ dengan sebenar-benarnya takwa, yaitu dengan mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya, maka Allah ﷻ akan memberi kabar gembira kepadanya di dunia, yaitu memberkahi kehidupannya.
Sementara, pahala yang sangat besar sudah menantinya di surga.
Allah ﷻ berfirman, “Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi.” (QS. Al-A’raf: 96)
Juga firman-Nya, “Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya.” (QS. At-Thalaq: 2–3)
Umar bin Khattab berkata, “Seandainya kalian bertawakal kepada Allah ﷻ dengan baik maka Allah ﷻ akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada burung.” (HR. Ahmad)
Kedua, menjaga hubungan dengan Al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah kitab suci yang penuh dengan keberkahan. Setiap yang terkait dengan Al-Qur’an akan mendapatkan kemuliaan dan keberkahan.
Kita tahu bahwa tempat di mana Al-Qur’an turun menjadi tempat paling mulia. Malaikat yang membawa wahyu Al-Qur’an juga menjadi malaikat yang paling mulia.
Nabi yang mendapat wahyu Al-Qur’an menjadi nabi paling mulia, bahkan sayyidul anbiya wal mursalin; penghulunya para nabi dan rasul.
Pun umat yang kepada mereka diturunkan Al-Qur’an, yaitu umat Islam, juga menjadi umat yang paling mulia.
Allah ﷻ berfirman tentang keberkahan Al-Qur’an, “(Al-Qur’an) ini adalah Kitab yang Kami turunkan lagi diberkahi. Maka, ikutilah dan bertakwalah agar kamu dirahmati.” (QS. Al-An’am: 165)
Ketiga, menjaga silaturahim.
Maksud dari silaturahim adalah menjaga hubungan yang baik dengan orang-orang yang memiliki hubungan kekerabatan atau rahim.
Seperti ayah dan ibu ke atas, paman dan bibi dari ayah dan ibu, saudara-saudara, baik kandung, seayah atau seibu, dan anak cucu ke bawah.
Menjaga silaturahim dengan mereka adalah perintah syariat Islam. Ketika seorang hamba menjaganya dengan baik, maka Allah akan melimpahkan berkah pada hidupnya.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturahim.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sebaliknya, memutus tali silaturahim dengan mereka adalah dosa dan maksiat. Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahim.” (HR. Bukhari, no. 2984 dan Muslim, no. 2556)
Keempat, rajin zakat, infak, dan sedekah.
Orang yang rajin sedekah dan infak, hidupnya akan diliputi dengan barakah.
Ada dua malaikat yang ditugaskan oleh Allah ﷻ untuk mendoakan orang-orang yang berinfak agar mendapatkan keberkahan hidup.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda, “Ketika hamba berada di setiap pagi, ada dua malaikat yang turun dan berdoa,
اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا
‘Ya Allah, berikanlah ganti pada yang gemar berinfak (rajin memberi nafkah pada keluarga).’
Malaikat yang lain berdoa,
اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
‘Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan bersedekah (memberi nafkah).’” (HR. Bukhari dan Muslim)
Demikian sebagian kecil dari beberapa amalan yang bisa menjadikan hidup kita semakin berkah.
Tentunya, untuk mendapatkan keberkahan hidup, masih banyak amalan lain yang bisa kita kerjakan. Demikian, semoga bermanfaat.