Kultum Ramadhan: Nikmat Terbaik Setelah Iman
Oleh Ammar Syarifuddin (Staf Pengajar Ma’had Aly An-Nuur)
Download PDF di sini.
Abu Bakar bercerita, suatu hari Rasulullah ﷺ berdiri di atas mimbar, kemudian beliau menangis dan berkata
“Mintalah kepada Allah al-’afwu (pemaafan) dan al-‘afiyah (kesehatan dan keselamatan), sungguh tidak ada pemberian terbaik setelah iman kecuali al-‘afiyah.” (HR. Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albani).
Rasulullah ﷺ memerintahkan kita untuk meminta dua hal:
Pertama, Al-‘Afwu.
Maknanya adalah pemberian maaf dari Allah ﷻ. Mengapa dalam hadits tersebut kita diperintahkan untuk meminta maaf, bukan ampunan?
Sebab menurut para ulama, makna “Maha Pemaaf” lebih mendalam daripada “Maha Pengampun.” Maaf dari Allah tidak hanya menghapus dosa, tetapi juga menghilangkan jejaknya, sehingga tidak lagi tercatat dalam buku amal dan tidak menimbulkan rasa malu di hari kiamat.
Ulama juga menjelaskan bahwa ketika seorang hamba mendapatkan maaf dari Allah, maka dia mendapatkan dua hal sekaligus. Pertama, dosa dan kesalahannya dimaafkan. Kedua, catatan dosa dan kesalahannya dihapuskan dari buku catatan amal.
Hal tersebut karena asal kata dari al-‘afwu adalah menghapus dan menghilangkan. Syaikh Muhammad Munir Ad-Dimasyqi berkata, “Sifat Al-‘Afwu adalah bahwa Allah ﷻ akan menghilangkan jejak-jejak dosa secara menyeluruh. Allah ﷻ menghapusnya dari catatan para malaikat dan tidak menghukum hamba tersebut di hari kiamat.
Karena catatan telah dihapus, maka hamba tersebut tidak mengingat dosa dan kesalahannya, hingga di hari kiamat dia tidak malu karena mengingatnya. Sebaliknya, catatan tersebut diganti dengan catatan kebaikan.” (An-Nafahat As-Salafiyah: 87)
Syaikh Abdurrahman As-Sa’di ketika menafsirkan firman Allah ﷻ
إِنَّ اللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُوْرٌ
“Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Hajj: 60)
Beliau berkata, “Maksudnya, Allah Maha Memaafkan orang-orang yang berbuat dosa dengan tidak menyegerakan siksaan bagi mereka, serta mengampuni dosa-dosa mereka dan menghapus bekas-bekasnya dari diri mereka.”
Oleh karena itu, Rasulullah ﷺ mengajarkan kepada kita agar membaca doa berikut ketika berjumpa dengan malam Lailatul Qadar:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, Engkau suka memaafkan (hamba-Mu), maka maafkanlah aku.” (HR. Tirmidzi)
Berharap agar dosa-dosa kita diampuni oleh Allah dan bekas-bekasnya dihapuskan dari catatan amal.
Kedua, Al-‘Afiyah.
Nikmat terbaik setelah iman yang berikutnya adalah al-‘afiyah, yaitu keselamatan, baik keselamatan di dunia maupun keselamatan di akhirat. Abbas bin Abdul Muthalib pernah meminta kepada Rasulullah ﷺ untuk diajarkan suatu doa.
Maka Rasulullah ﷺ bersabda, “Mintalah kepada Allah keselamatan.”
Setelah beberapa hari, beliau datang dan berkata, “Wahai Rasulullah, ajarkanlah sesuatu yang bisa aku minta kepada Allah.”
Beliau menjawab, “Wahai Abbas, paman Rasulullah, mintalah kepada Allah keselamatan di dunia dan akhirat. Jika engkau diberi keselamatan di dunia dan akhirat, maka sungguh engkau telah beruntung.” (HR. Ahmad)
Nikmat al-‘afiyah adalah nikmat yang luar biasa. Siapa saja yang dianugerahi nikmat tersebut, maka ia memperoleh kesejahteraan yang berlimpah.
Begitu berharganya nikmat al-‘afiyah, Rasulullah ﷺ senantiasa memohon dan berdoa kepada Allah ﷻ agar dikaruniai nikmat tersebut, baik ketika dalam shalat maupun di luar shalat.
Seperti doa duduk di antara dua sujud yang beliau ajarkan kepada kita
رَبِّ اغْفِرْ لِي، وَارْحَمْنِي، وَاجْبُرْنِي، وَارْفَعْنِي، وَارْزُقْنِي، وَاهْدِنِي، وَعَافِنِي، وَاعْفُ عَنِّي
“Wahai Rabbku, ampunilah aku, rahmatilah aku, perbaikilah keadaanku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, berilah aku kesehatan, dan maafkanlah aku.”
Juga doa yang beliau ajarkan saat qunut Subuh
اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِي فِيْمَنْ عَافَيْتَ
“Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana Engkau telah memberi petunjuk kepada hamba-hamba-Mu yang lain, dan berilah aku kesehatan sebagaimana Engkau telah memberi kesehatan kepada mereka yang Engkau beri kesehatan.”
Termasuk dzikir pagi dan sore yang biasa beliau lantunkan
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَتِي، وَآمِنْ رَوْعَاتِي
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu pemaafan dan keselamatan di dunia dan di akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu pemaafan dan keselamatan dalam agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartaku. Ya Allah, tutupilah aib-aibku dan amankanlah kegelisahanku.”
Demikian penjelasan nikmat terbaik setelah iman, semoga kita termasuk orang-orang yang mendapat ampunan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Amin. Wallahu a’lam bishawab.