وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللهِ وَءَايَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab:”Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah:”Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? (At-Taubah:65 )
Masih ingatkah kita, kasus pada penghinaan Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wasallam oleh harian lokal di Eropa Jylland poster Denmark yang mengkartunkan Nabi. Tidak hanya di gambar, tapi juga dilecehkannya junjungan kita, Rasulullah di ilustrasikan menjadi sosok bersorban lengkap dengan bom aktif di kepalanya, tentu ini bukan kebetulan tapi merupakan unsure kesengajaan, tanpa rasa berdosa mereka juga memuat secara berulang kali kartun-kartun tersebut. Tampaknya kasus pelecehan dan penghinaan terhadap islam ini akan terus berkembang, dari mulai kasus yang terang-terangan sampai kasus yang barangkali kita terjermus dalam kancah penghinaan tersebut akan tetapi kita mungkin tidak menyadarinya.
Dalam sebuah sinetron, biasanya seorang tokoh antagonis akan berperan seperti layaknya orang yang durhaka dan mati dalam keadaan yang mengenaskan, sebelum mati, scenario memadunya dengan sandiwara melakukan perbuatan dosa, praktek minum khomer, mendatangi tempat pelacur, melecehkan muslimah dengan memaksa mencopot jilbabnya, menghina ajaran islam atau bahkan menghina Allah Subhanahu Wata’ala, padahal meskipun hanya bergurau dan main-main adalah haram, atau barangkali di maksudkan untuk da’wah dan mengajarkan nilai-nilai islam. itu semua merupakan bentuk keharaman dan mengandung unsur-unsur kekufuran, dan unsur –unsur kekufuran tersebut bahayanya jauh lebih besar dari manfaatnya yang bisa di raih. Sementara itu, masih banyak cara lain untuk menyampaikan da’wah dengan cara yang lebih baik dan lebih nyunah.
Atau barangkali mereka melantunkan kalimat tahmid pada tempat-tempat yang justru mereka melakukan ma’siat didalamnya dengan dalih sebagai ungkapan rasa syukur terpilih menjadi bintang dalam sebuah audisi, atau sering kita jumpai guyonan-guyonan bernada melecehkan dalam lawakan, buku-buku dan SMS humor atau bahkan obrolan sehari-hari entah itu guyonan tentang malaikat, surga, neraka atau yang lainya, dan tak jarang entah secara sengaja ataupun tidak barangkali kita ikut-ikutan terseyum atau bahkan tertawa dan menjadikan bahan guyonan ketika bertemu dengan yang lain.
Padahal dahulu, sepulang dari perang Tabuk salah seorang prajurit ada yang bercanda dengan mengejek Nabi r dan para sahabatnya. Ia mengatakan bahwa para sahabat adalah manusia paling rakus dan penakut lalu Allah swt berfirman melalui lisan Nabinya, ”Dan jika kamu tanyakan pada mereka tentang apa yang mereka lakukan, tentu mereka akan menjawab, ‘Sesungguhnya kami hanya senda gurau dan bermain-main saja’” katakanlah ‘apakah dengan Allah, ayat-ayat- Nya dan Rasul-Nya kamu mengolok-olok?
Orang tersebut mencoba memohon maaf kepada Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam , tapi beliau enggan memaafkannya, bahkan ia terseok-seok mengikuti langkah onta yang dikendarai Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam , sanbil memohon ampunan beliau pun tetap bergeming dan tak mau memafkannya. Para ulama seperti Ibnu Taimiyah, IbnulQayyim dan Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab menegaskan bahwa melecehkan Allah, ayat-ayat-Nya,dan Nabi-Nya merupakan tindakan kekufuran. Nastaghfirullah, kita memohon ampun kepada Allah swt dari perbuatan yang demikian.
Hendaknya kita waspada.
Allah swt telah berfirman, ”sekali-kali orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan ridho (terhadap agamamu) sampai kalian mengikuti millah mereka.” (QS. Al-BAqarah:120).
Sesungguhnya orang-orang dari kalangan yahudi dan nasrani senantiasa membuat makar atau tipu daya terhadap islam dan penganutnya untuk melakukan hujatan, tindakan melukai dan penghinaan terhadap ajaran islam yang secara terang-terangan maupun secara terselubung. Sehingga kaum muslimin hampir sebagian besar tidak menyadarinya atau bahkan menganggap sesuatu hal yang lumrah dan biasa. Fenomena serangan pemikiran, penggerogotan dan pengikisan habis aqidah umat secara deras terus berjalan, pemunculan acara-acara televiasi yang mengikis aqidah umat agar berpaling dari nabi-Nya dan islam sudah berhasil sehingga muncul istilah “tontotan dijadikan tuntunan dan tuntutan dijadikan tontonan”.
Inilah salah satu trik tipu daya setan yang diwakili orang-orang Yahudi, Nasrani dan munafik untuk mensukseskan program mereka. Demikian jeli setan melihat peluang sekecil apapun ia gunakan untuk menyesatakan manusia dan memurtadkan dari ajaran islam.
Yang harus kita lakukan
Permusuhan antara setan dan orang-orang beriman tidak akan lekang digilas oleh zaman, setan terus bersemangat berkorbar untuk menyesatkan manusia sehingga Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam mewajibkan kepada kita sebagai umat islam untuk menuntut ilmu dien yang denganya kita akan tahu dan paham bentuk-bentuk kesesatan dan kekufuran sebagai benteng dan pondasi yang kuat dan kokoh. Inilah, betapa besar kasih saying Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya jauh- jauh beliau mewanti-wanti agar umat ini terhindar dari tipu daya setan dan orang-orang kafir, maka seyogyanya berahatilah-hatilah kita didalam beramal, mengenali lebih jauh kelemahan diri kita dan kelemahan setan, saling nasehat-menasehati saling memberi peringatan antara sesama saudara muslim akan memudahkan kita terjaga dari jerat-jerat setan dari golangan jin dan manusia. wallahu musta’an.