Setiap ibadah yang diperintahkan Sang Khaliq pastilah memiliki hikmah dan keutamaan. Kita bisa mengetahui hikmah dari masing-masing ibadah melalui nash syar’i atau keterangan para ulama walaupun tidak secara detail dan rinci. seperti hikmah puasa adalah sebagai perisai nafsu terutama bagi yang belum mampu menikah, zakat untuk membersihkan harta, silaturahmi untuk memanjangkan umur dan melancarkan rezeki. Demikian juga dengan sholat, memiliki banyak keutamaan, mencegah dari maksiat dan menghapus dosa.
Hikmah shalat yang lainnya tentu memerlukan berlembar-lembar kertas untuk menjelaskannya, atau waktu berjam-jam untuk menerangkan dengan kata-kata. Hal itu dikarenakan saking banyaknya keutamaan yang ada pada ibadah shalat. Namun tidak ada salahnya jika kita membahas keutamaan shalat walaupun secara ringkas, namun tetap dengan memahami inti dari pembahasan.
Pengertian shalat
Secara bahasa, shalat bermakna doa. Sedangkan menurut istilah, shalat bermakna serangkaian kegiatan ibadah khusus atau tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Atau dengan pengertian yang lain, shalat adalah ibadah yang tata cara pelaksanaannya telah ditentukan secara tegas dalam agama.
Menurut hakekatnya, sholat ialah menghadapkan jiwa kepada Allah subhanahu wata’ala, yang bisa melahirkan rasa takut kepada Allah dan bisa membangkitkan kesadaran yang dalam pada setiap jiwa terhadap kebesaran serta kekuasaan Allah.
Adapun Dasar hukum dalam Al-quran tentang shalat sangat banyak, diantaranya:
وَاَقِيْمُوْ الصَّلاَةَ وَآتُوْ الزَّكَوةَ وَاَطِيْعُوْ االرَّسُوْلَ لَعَلَكُمْ تُرْحَمُوْنَ
“Dan kerjakanlah sholat, berikanlah zakat, dan taat kepada Rasul, agar supaya kalian semua diberi rahmat.”
وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ
“Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS.al Baqarah : 43)
Kedudukan dan keutamaan shalat
Shalat memiliki kedudukan yang sangat penting di dalam Islam. Bahkan sholat merupakan tali terakhir yang akan lepas dari seorang hamba bila ia meninggalkannya. Karenanya, sebagian ulama menyatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat, meskipun ia sudah bersyahadat, maka statusnya adalah kafir, keluar dari agama islam. Sebagaimana hadits dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam,
عنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لَيُنْقَضَنَّ عُرَى الْإِسْلَامِ عُرْوَةً عُرْوَةً فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِي تَلِيهَا وَأَوَّلُهُنَّ نَقْضًا الْحُكْمُ وَآخِرُهُنَّ الصَّلَاةُ
Dari Abu Umamah Al Bahili dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Sungguh ikatan Islam akan terurai simpul demi simpul. Setiap satu simpul terurai maka manusia akan bergantunganpada simpul berikutnya. Yang pertama kali terurai adalah masalah hukum dan yang paling akhir adalah sholat.” (HR. Ahmad No. 21139)
Selain keterangan dari hadits diatas, shalat juga memilki banyak kedudukan shalat yang lain. Diantaranya:
1. Shalat adalah kewajiban paling utama setelah dua kalimat syahadat dan merupakan salah satu rukun islam.
Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda,
بُنِيَ بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
“Islam dibangun atas lima perkara, yaitu : bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar untuk diibadahi kecuali Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, naik haji ke Baitullah -bagi yang mampu- dan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari No. 8 dan Muslim No. 16)
2. Shalat merupakan pembeda antara muslim dan kafir.
Hal ini perlu mendapat perhatian yang besar mengingat banyak kaum muslimin yang meremehkan atau bahkan meninggalkan shalat. Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda,
لَيْسَ بَيْنَ الْعَبْدِ وَالشِّرْكِ إِلَّا تَرْكُ الصَّلَاةِ، فَإِذَا تَرَكَهَا فَقَدْ أَشْرَكَ
“Tidak ada penghalang antara seorang hamba dengan kesyirikan kecuali meninggalkan shalat. Barangsiapa yang meninggalkannya, sungguh ia telah berbuat kesyirikan” [HR. Ibnu Majah no. 1080)
Salah seorang tabi’in bernama Abdullah bin Syaqiq rahimahullah berkata, “Dulu para shahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah pernah menganggap suatu amal yang apabila ditinggalkan menyebabkan kafir kecuali shalat.”
3. Shalat adalah tiang agama dan agama seseorang tidak tegak kecuali dengan menegakkan shalat.
Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ
“Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.” (HR. Tirmidzi No. 2616 dan Ibnu Majah No. 3973)
4. Amalan yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat.
Ketika manusia dikumpulkan dipadang mahsyar,salah amalan yang sangat menentukan adalah ibadah shalat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ اْلعَبْدُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ اَلصَّلاَةُ، فَاِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ سَائِرُ عَمَلِهِ وَ اِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ.
“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi..” [HR. Thabrani di dalam Al-Ausath]
5) Shalat merupakan Penjaga Darah dan Harta Seseorang
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda,
أمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا: لاَ إِلٰهَ إِلاَّ الله. فَمَنْ قَالَ: لاَ إِلٰهَ إِلاَّ الله فَقَدْ عَصَمَ مِنِّي مَالَهُ وَنَفْسَهُ إِلاَّ بِحَقِّهِ، وَحِسَابُهُ عَلَى الله؟
”Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mau mengucapkan laa ilaaha illallah (Tiada sesembahan yang haq kecuali Allah), menegakkan shalat, dan membayar zakat. Apabila mereka telah melakukan semua itu, berarti mereka telah memelihara harta dan jiwanya dariku kecuali ada alasan yang hak menurut Islam (bagiku untuk memerangi mereka) dan kelak perhitungannya terserah kepada Allah Ta’ala.”( HR. An Nasai No.3977)
Keutamaan Shalat
Berdasar kepada keterangan – keterangan dari nash, shalat memiliki banyak keutamaan. Tentu hal ini merupakan karunia Allah kepada hamba-hambanya yang beriman. Diantara keutamaan-keutamaan tersebut adalah:
a. Mendapatkan cinta dan ridho dari Allah.
Hakikatnya, orang yang mengerjakan shalat berarti menjalankan perintah Allah. Dan itu sebagai bukti cintanya kepada Allah. Maka pasti Allah akan membalas cinta dari hamba-hamba yang beriman dan taat.
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakanlah (wahai muhammad): “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31)
b. Selamat dari api neraka dan masuk kedalam surga
Hal ini seperti yang telah Allah ta’ala firmankan :
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
“…..Dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al Ahzab: 71).
Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi Rahimahullahu ta’ala berkata, “Yang dimaksud dengan kemenangan dalam ayat ini adalah selamat dari api neraka dan masuk kedalam surga”. Melaksanakan sholat termasuk mentaati Allah dan Rasul-Nya.
c. Pewaris surga Firdaus dan kekal didalamnya
Allah Ta’ala berfirman :
.وَ الَّذينَ هُمْ عَلى صَلَواتِهِمْ يُحافِظُونَ َ* أُولئِكَ هُمُ الْوارِثُونَ َ* ٱلَّذينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فيها خالِدُونَ
“… dan orang-orang yang memelihara sholatnya mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Mu’minun: 1-11)
d. Shalat tempat meminta pertolongan kepada Allah sekaligus ciri orang yang khusyu’.
Allah Ta’ala berfirman :
وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS. Al Baqarah: 45)
e. Shalat mencegah hamba dari Perbuatan Keji dan Mungkar
Allah Ta’ala berfirman
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Ankabut: 45)
Jaga shalatmu!
Imam Ahmad rahimahullah memberikan pesan yang sangat berharga bagi kita, “Setiap orang yang meremehkan perkara shalat, berarti telah meremehkan agama. Seseorang memiliki bagian dalam Islam sebanding dengan penjagaannya terhadap shalat lima waktu. Seseorang yang dikatakan semangat dalam Islam adalah orang yang betul-betul memperhatikan shalat lima waktu. Kenalilah dirimu, wahai hamba Allah. Waspadalah! Janganlah engkau menemui Allah, sedangkan engkau tidak memiliki bagian dalam Islam. Kadar Islam dalam hatimu, sesuai dengan kadar shalat dalam hatimu.“
Semoga Allah memberikan kepada kita ketetapan hati (ats tsabat) dan mengampuni ketergelinciran yang telah kita lakukan tanpa kita sadari. Wallahu a’lam bi as showwab