Qunut Nazilah Untuk Palestina
Sudah kesekian kali, penjajah Yahudi Zionis mengerahkan pesawat tempur dan pasukannya untuk menyerbu warga sipil dan mujahidin di Palestina. Pasukan Zionis melakukan agresi militer demi memperluas wilayah jajahan dan menyingkirkan penduduk Palestina dari tanah mereka.
Kezaliman kini semakin membara di bumi Islam. Ribuan warga sipil dan anak-anak menjadi korban tak berdosa dari bombardir tentara Zionis. Mujahidin dengan persenjataan yang sederhana dan terbatas harus menghadapi keroyokan kekuatan-kekuatan kafir internasional.
Korban paling besar dari persekutuan musuh-musuh Islam ini tentu adalah umat Islam Palestina yang tertindas, kelaparan, kekurangan obat-obatan, dan kehilangan tempat tinggal serta mata pencaharian mereka. Bahkan, di Gaza saat ini pasokan listrik, air, dan gas telah diputus oleh otoritas Zionis demi memperburuk kondisi masyarakat sipil.
Menghadapi bencana besar yang mengancam umat Islam dan mujahidin di Palestina, sudah selayaknya umat Islam di seluruh penjuru dunia memanjatkan doa dan qunut nazilah dalam shalat-shalat wajib mereka. Doa qunut nazilah tersebut untuk mendoakan kemenangan dan keselamatan kaum muslimin serta kehancuran aliansi kekafiran Yahudi Zionis dan Barat.
Adapun qunut, secara istilah ilmu fiqih adalah suatu doa di dalam shalat pada tempat yang khusus dalam keadaan berdiri. (Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari, 2/568)
Sedangkan nazilah secara istilah adalah bencana atau musibah yang menimpa kaum muslimin dalam bentuk gempa bumi, banjir bandang, gunung meletus, paceklik panjang, pembantaian, penyerangan orang-orang kafir, penganiayaan, dan lain sebagainya.
Imam An-Nawawi Asy-Syafi’i berkata, “Pendapat yang terkenal yang dipastikan oleh mayoritas ulama adalah apabila kaum muslimin ditimpa sebuah bencana seperti ketakutan, atau paceklik, atau wabah penyakit, atau wabah belalang (terhadap tanaman pangan, edt), dan semisalnya, disyariatkan untuk melakukan qunut nazilah dalam semua shalat wajib. Jika tidak terjadi bencana, maka tidak disyariatkan qunut nazilah.” (Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzab, 3/474)
Petunjuk Rasulullah ﷺ
Hadits-hadits shahih telah menegaskan bahwa Nabi ﷺ dan para sahabat melakukan qunut nazilah dalam shalat lima waktu saat terjadi bencana terhadap umat Islam. Di antara hadits-hadits tersebut adalah
Hadits Pertama
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه : أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَنَتَ شَهْرًا يَلْعَنُ رِعْلاً وَذَكْوَانَ وَعُصَيَّةَ عَصَوُا اللَّهَ وَرَسُولَهُ
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi ﷺ melakukan qunut selama satu bulan penuh, (di dalam qunut tersebut) beliau melaknat penduduk marga Ri’i, Dzakwan, dan ‘Ushayyah yang telah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. (HR. Bukhari dan Muslim dengan lafal Muslim)
Hadits Kedua
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : أَنَّ رِعْلاً وَذَكْوَانَ وَعُصَيَّةَ وَبَنِي لَحْيَانَ اسْتَمَدُّوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى عَدُوٍّ فَأَمَدَّهُمْ بِسَبْعِينَ مِنَ الْأَنْصَارِ كُنَّا نُسَمِّيهِمُ الْقُرَّاءَ فِي زَمَانِهِمْ كَانُوا يَحْتَطِبُونَ بِالنَّهَارِ وَيُصَلُّونَ بِاللَّيْلِ حَتَّى كَانُوا بِبِئْرِ مَعُونَةَ قَتَلُوهُمْ وَغَدَرُوا بِهِمْ فَبَلَغَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَنَتَ شَهْرًا يَدْعُو فِي الصُّبْحِ عَلَى أَحْيَاءٍ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ عَلَى رِعْلٍ وَذَكْوَانَ وَعُصَيَّةَ وَبَنِي لَحْيَانَ قَالَ أَنَسٌ فَقَرَأْنَا فِيهِمْ قُرْآنًا ثُمَّ إِنَّ ذَلِكَ رُفِعَ. ( بَلِّغُوا عَنَّا قَوْمَنَا أَنَّا لَقِينَا رَبَّنَا فَرَضِيَ عَنَّا وَأَرْضَانَا)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwasanya penduduk marga Ri’i, Dzakwan, Ushayyah, dan Bani Lihyan meminta pengiriman bantuan kepada Rasulullah ﷺ untuk melawan musuh mereka. Maka Rasulullah ﷺ mengirimkan bantuan berkekuatan 7 orang sahabat Anshar yang biasa kami panggil al-qurra’ (para penghafal Al-Qur’an).
Al-Qurra’ pada masa itu biasa mencari (dan menjual) kayu bakar di siang hari (sebagai mata pencaharian mereka) dan di malam hari mereka tekun melakukan shalat malam. Ketika rombongan al-qurra’ tiba di Bi’r Ma’unah, mereka dibunuh dan dikhianati oleh penduduk keempat marga tersebut.
Berita itu sampai kepada Nabi ﷺ, maka beliau melakukan qunut selama satu bulan penuh dalam shalat Shubuh. Beliau mendoakan kebinasaan penduduk beberapa marga Arab, yaitu marga Ri’i, Dzakwan, Ushayyah, dan Bani Lihyan.
Anas bin Malik berkata, “Pada masa itu kami membaca ayat Al-Qur’an tentang al-qurra’, “Sampaikanlah dari kami kepada kaum kami bahwasanya kami telah berjumpa dengan Rabb kami, maka Rabb ridha kepada kami dan Rabb telah membuat kami ridha”. Kemudian ayat tersebut diangkat kembali oleh Allah ﷻ.” (HR. Bukhari)
Hadits Ketiga
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه : أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فِي الرَّكْعَةِ الْآخِرَةِ مِنْ صَلَاةِ الْعِشَاءِ قَنَتَ اللَّهُمَّ أَنْجِ عَيَّاشَ بْنَ أَبِي رَبِيعَةَ اللَّهُمَّ أَنْجِ الْوَلِيدَ بْنَ الْوَلِيدِ اللَّهُمَّ أَنْجِ سَلَمَةَ بْنَ هِشَامٍ اللَّهُمَّ أَنْجِ الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اللَّهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى مُضَرَ اللَّهُمَّ اجْعَلْهَا عَلَيْهِمْ سِنِينَ كَسِنِي يُوس
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi ﷺ jika melakukan i’tidal dan mengucapkan sami’allahu liman hamidah pada raka’at terakhir dalam shalat Isya’, beliau membaca doa qunut,
“Ya Allah, selamatkanlah Ayyash bin Abi Rabi’ah! Selamatkanlah Al-Walid bin Walid! Selamatkanlah Salamah bin Hisyam! Selamatkanlah orang-orang mukmin yang tertindas! Ya Allah, keraskanlah hukuman-Mu terhadap orang-orang kafir dari Suku Mudhar! Timpakanlah tahun-tahun paceklik kepada mereka seperti tahun-tahun paceklik yang menimpa bangsa Nabi Yusuf (penduduk Qibti Mesir).” (HR. Bukhari)
Hadits Keempat
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : لأقَرِّبَنَّ صَلَاةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَانَ أَبُو هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقْنُتُ فِي الرَّكْعَةِ الْآخِرَةِ مِنْ صَلَاةِ الظُّهْرِ وَصَلَاةِ الْعِشَاءِ وَصَلَاةِ الصُّبْحِ بَعْدَ مَا يَقُولُ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَيَدْعُو لِلْمُؤْمِنِينَ وَيَلْعَنُ الْكُفَّارَ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Saya sungguh-sungguh akan memperagakan shalat Nabi ﷺ.” Abu Hurairah melakukan qunut pada raka’at terakhir dalam shalat Zhuhur, shalat Isya’, dan shalat Shubuh, yaitu setelah mengucapkan sami’allahu liman hamidah, maka ia membaca doa qunut untuk kebaikan kaum mukmin dan laknat untuk kaum kafir. (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits Kelima
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : كَانَ الْقُنُوتُ فِي الْمَغْرِبِ وَالْفَجْرِ
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Dahulu qunut dikerjakan dalam shalat Maghrib dan Shubuh.” (HR. Bukhari)
Hadits Keenam
عَنِ الْبَرَاءِ رضي الله عنه قَالَ : قَنَتَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِي الْفَجْرِ وَالْمَغْرِبِ
Dari Barra’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah ﷺ melaksanakan qunut dalam shalat Shubuh dan shalat Maghrib.” (HR. Muslim)
Hadits Ketujuh
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنه قَالَ : قَنَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَهْرًا مُتَتَابِعًا فِي الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ وَصَلَاةِ الصُّبْحِ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ إِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ مِنَ الرَّكْعَةِ الْآخِرَةِ يَدْعُو عَلَى أَحْيَاءٍ مِنْ بَنِي سُلَيْمٍ عَلَى رِعْلٍ وَذَكْوَانَ وَعُصَيَّةَ وَيُؤَمِّنُ مَنْ خَلْفَهُ
Dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Rasulullah ﷺ melakukan qunut selama satu bulan penuh secara berturut-turut dalam shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya’, dan Shubuh pada rakaat terakhir setiap shalat, yaitu setelah membaca sami’allahu liman hamidah pada raka’at terakhir.
Beliau mendoakan kehancuran bagi beberapa marga dalam suku besar Sulaim; marga Ri’l, Dzakwan, dan Ushayyah. Para makmum di belakang beliau mengaminkan doa beliau.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Al-Hakim)
Fiqih Qunut Nazilah
Beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari hadits-hadits shahih di atas:
1. Nabi ﷺ membaca qunut nazilah saat terjadi bencana yang menimpa umat Islam.
Seperti pembantaian terhadap 70 sahabat penghafal Al-Qur’an oleh orang-orang musyrik dari marga Ri’i, Dzakwan, Ushayyah, dan Bani Lihyan. Atau saat orang-orang kafir Quraisy menangkap dan memenjarakan sebagian umat Islam yang lemah, seperti Ayyas bin Abi Rabi’ah, Al-Walid bin Walid, Salamah bin Hisyam, dan umat Islam lainnya.
2. Nabi ﷺ membaca qunut nazilah dalam semua shalat wajib, baik shalat jahriyah (shalat yang bacaannya dibaca keras) maupun shalat sirriyah (shalat yang bacaannya dibaca lirih).
Qunut nazilah dalam shalat Shubuh, Zhuhur, Maghrib, dan Isya’ diriwayatkan dalam Shahih Bukhari. Adapun qunut nazilah dalam shalat Ashar diriwayatkan dalam Musnad Ahmad, Sunan Abu Daud, dan Mustadrak Al-Hakim dengan sanad hasan atau shahih.
3. Riwayat para sahabat dalam hadits-hadits shahih di atas dan hadits-hadits shahih lainnya menunjukkan bahwa qunut nazilah paling sering dilakukan oleh Rasulullah ﷺ dalam shalat Shubuh.
Kemudian dalam shalat Maghrib dan Isya’. Kemudian dalam shalat Sirriyah; Zhuhur, lalu paling jarang dilakukan dalam shalat Ashar.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Disyariatkan untuk melakukan qunut ketika terjadi musibah-musibah besar, dengan mendoakan keselamatan bagi kaum beriman dan mendoakan kebinasaan bagi kaum kafir, dalam shalat Shubuh dan shalat-shalat lainnya…” (Majmu’ Fatawa, 22/270)
Beliau juga berkata, “Di dalam kitab-kitab hadits As-Sunan disebutkan bahwa Nabi ﷺ melaksanakan qunut dalam shalat wajib lima waktu, dan mayoritas qunut beliau adalah dalam shalat Shubuh…” (Majmu’ Fatawa, 22/269)
Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata, “Di antara petunjuk Rasulullah ﷺ adalah secara khusus melakukan qunut pada saat terjadi bencana-bencana besar, dan tidak melakukan qunut saat tidak terjadi bencana-bencana besar.
Beliau tidak mengkhususkan qunut dalam shalat Shubuh semata, namun mayoritas qunut beliau adalah dalam shalat Shubuh, karena dalam shalat Shubuh disyariatkan untuk memanjangkan (lamanya berdiri dan bacaan, edt)…” (Zadul Ma’ad fi Hadyi Khairil Ibad, 1/264)
4. Qunut nazilah dilaksanakan pada raka’at terakhir shalat wajib, yaitu dalam posisi berdiri setelah membaca doa i’tidal.
5. Disunahkan untuk membaca qoa qunut yang pendek, dengan membatasi pada penyebutan bencana yang menimpa umat Islam.
Maka tidak selayaknya memanjangkan bacaan doa qunut nazilah. Doa-doa qunut nazilah Nabi ﷺ seperti disebutkan dalam hadits-hadits shahih di atas hanya beberapa kalimat saja. Dalil lainnya adalah hadits shahih:
عَنْ مُحَمَّدٍ قَالَ قُلْتُ لِأَنَسٍ هَلْ قَنَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي صَلَاةِ الصُّبْحِ قَالَ نَعَمْ بَعْدَ الرُّكُوعِ يَسِيرًا
Dari Muhammad, ia berkata, “Aku bertanya kepada Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, “Apakah Rasulullah SAW melakukan qunut dalam shalat Shubuh?” Anas menjawab, “Ya, setelah ruku’, dalam waktu sebentar saja.” (HR. Muslim)
6. Qunut nazilah tidak dilaksanakan dalam shalat-shalat sunah, karena tidak ada dalil shahih yang menyebutkannya.
7. Qunut nazilah boleh dilaksanakan selama sebulan penuh atau terus menerus hingga musibah berakhir.
Waktu pelaksanakan qunut nazilah sebagaimana disebutkan para ulama adalah satu bulan berturut-turut. Diantara para ulama itu adalah Ibnu Qudamah dalam kitabnya Al-Mughni, 2/ 587 yang menyebutkan bahwa Rasulullah ﷺ melakukan qunut nazilah selama satu bulan untuk mendoakan orang-orang Arab kemudian meninggalkan qunut tersebut. Begitu juga disebutkan dalam kitab Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab juz 3 hal 465.
Akan tetapi, sebagian ulama juga menyebutkan bahwa doa qunut nazilah boleh dihentikan ketika bencana besar tersebut telah berakhir. Nabi ﷺ melakukan qunut nazilah selama sebulan bukanlah untuk menunjukkan bahwa waktu pelaksanaan qunut nazilah adalah sebulan.
Sikap Nabi ﷺ itu dikarenakan bencana berlangsung selama sebulan. Tatkala penyebab bencana telah hilang, maka beliau pun menghentikan qunut nazilah. Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَنَتَ بَعْدَ الرَّكْعَةِ فِي صَلَاةٍ شَهْرًا إِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ يَقُولُ فِي قُنُوتِهِ اللَّهُمَّ أَنْجِ الْوَلِيدَ بْنَ الْوَلِيدِ اللَّهُمَّ نَجِّ سَلَمَةَ بْنَ هِشَامٍ اللَّهُمَّ نَجِّ عَيَّاشَ بْنَ أَبِي رَبِيعَةَ اللَّهُمَّ نَجِّ الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ اللَّهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى مُضَرَ اللَّهُمَّ اجْعَلْهَا عَلَيْهِمْ سِنِينَ كَسِنِي يُوسُفَ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ ثُمَّ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَرَكَ الدُّعَاءَ بَعْدُ فَقُلْتُ أُرَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ تَرَكَ الدُّعَاءَ لَهُمْ قَالَ فَقِيلَ وَمَا تُرَاهُمْ قَدْ قَدِمُوا
Dari Abu Hurairah RA bahwasanya Nabi ﷺ melakukan qunut setelah ruku’ dalam shalat selama satu bulan penuh. Jika melakukan i’tidal dan mengucapkan sami’allahu liman hamidah (pada raka’at terakhir dalam shalat), beliau membaca doa qunut.
“Ya Allah, selamatkanlah Al-Walid bin Walid! Ya Allah, selamatkanlah Ayyash bin Abi Rabi’ah! Ya Allah, selamatkanlah orang-orang mukmin yang tertindas! Ya Allah, keraskanlah hukuman-Mu terhadap orang-orang kafir dari Suku Mudhar! Timpakanlah tahun-tahun paceklik kepada mereka seperti tahun-tahun paceklik yang menimpa bangsa Nabi Yusuf (penduduk Qibti Mesir).”
Abu Hurairah berkata, “Lalu aku melihat Rasulullah ﷺ tidak membaca doa qunut lagi. Maka aku berkata ‘Aku menduga Rasulullah ﷺ tidak lagi mendoakan keselamatan mereka.’ Maka dikatakan kepadaku, ‘Bagaimana beliau harus membaca doa qunut lagi, sedang mereka (orang-orang yang didoakan) telah datang (di Madinah)?” (HR. Muslim)
Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata, “Nabi ﷺ melakukan doa qunut ketika terjadi bencana-bencana besar, beliau mendoakan keselamatan bagi sebagian kaum (yaitu orang-orang mukmin, edt) dan mendoakan kebinasaan bagi sebagian kaum lainnya (yaitu orang-orang kafir, edt).
Beliau lalu berhenti melakukan qunut ketika orang-orang yang beliau doakan keselamatannya telah datang dan terbebas dari penawanan musuh. Demikian pula, orang-orang yang beliau doakan kebinasaannya telah masuk Islam dan datang kepada beliau dengan bertaubat.
Maka qunut beliau lakukan karena ada sebab, ketika sebab tersebut hilang, beliau pun menghentikan qunut.” (Zadul Ma’ad fi Hadyi Khairil Ibad, 1/264)
8. Imam disunahkan membaca doa qunut dengan suara keras.
9. Para makmum disunahkan untuk mengamini doa qunut imam.
10. Imam dan makmum disunahkan mengangkat kedua tangan saat membaca doa qunut nazilah. (Hasyiyatul Baijuri, I/314).
Doa Qunut Nazilah Untuk Palestina
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ كُلُّهُ وَ لَكَ الشُّكْرُ كُلُّهُ وَ إِلَيْكَ يُرْجَعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَنُثْنِي عَلَيْكَ الخَيْرَ وَلاَ نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ وَالمُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلاَمَ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ أَذِلَّ الشِّرْكَ وَ الْمُشرِكِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ
اللَّهُمَّ الْعَنِ الكَفَرَةَ الَّذِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ وَيُقَاتِلُوْنَ أَوْلِيَاءَكَ
اللَّهُمَّ خَالِفْ بَيْنَ كَلِمِهِمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَنْزِلْ بِهِمْ بَأْسَكَ الَّذِي لاَتَرُدُّهُ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ
اللَّهُمَّ إِياَّكَ نَعْبُدُ، وَلَكَ نُصَلِّي وَنَسْجُدُ وَ إِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ، نَرْجُوْ رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ، إِنَّ عَذَابَكَ بِالْكُفّارِ مُلْحِقٌ
اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُضْطَهَدِيْنَ الْمَظْلُوْمِيْنَ فِي فِلَسْطِيْنَ
اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُضْطَهَدِيْنَ الْمَظْلُوْمِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ
اللَّهُمَّ انْصُرْهُمْ نَصْرًا مُؤَزَّرًا، اللَّهُمَّ انْصُرْهُمْ نَصْرًا مُؤَزَّرًا، اللَّهُمَّ انْصُرْهُمْ نَصْرًا مُؤَزَّرًا
اللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سَبِيْلِكَ، اللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سَبِيْلِكَ، اللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سَبِيْلِكَ
وَصَلِّ اللَّهُمَّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَ رَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصْحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
Download Doa Qunut di sini.
Ya Allah. Segala pujian hanya milik-Mu; segala kesyukuran hanya kepunyaan-Mu; dan hanya kepada-Mulah segala urusan akan kembali.
Ya Allah. Kami mohon pertolongan dan ampunan dari-Mu, kami memuji-Mu dan kami tidak mengkufuri-Mu, dan kami tinggalkan orang-orang yang berbuat fajir terhadap-Mu.
Ya Allah. Ampunilah kami, kaum mukminin dan mukminat, kaum muslimin dan muslimat. Satukanlah hati mereka, perbaikilah urusan di antara mereka, dan tolonglah mereka atas musuh-musuh-Mu dan musuh-musuh mereka.
Ya Allah. Kokohkanlah Islam dan kaum muslimin, hinakanlah kemusyrikan dan orang-orang musyrik, binasakanlah musuh-musuh-Mu, musuh-musuh agama ini.
Ya Allah. Jadikanlah mereka bersengketa, dan guncangkanlah kekuatan langkah-langkah mereka, dan turunkanlah kepada mereka beban yang tidak Engkau hilangkan dari para pendosa.
Ya Allah. Laknatlah orang-orang kafir yang menghalangi jalan-Mu, mendustakan rasul-rasul-Mu, dan membunuh wali-wali-Mu.
Ya Allah. Hanya kepada-Mu kami beribadah. Hanya kepada-Mu kami shalat dan sujud. Hanya untuk-Mu lah kami berupaya dan berusaha. Kami amat mengharapkan rahmat-Mu. Kami takut terhadap azabmu yang dahsyat. Sesungguhnya azab-Mu bagi orang-orang kafir itu pasti terjadi.
Ya Allah. Tolonglah saudara-saudara kami yang terintimidasi dan terzalimi di Palestina.
Ya Allah. Tolonglah saudara-saudara kami yang terintimidasi dan terzalimi di manapun mereka berada.
Ya Allah. Tolonglah mereka dengan pertolongan yang kokoh. Ya Allah. Tolonglah mereka dengan pertolongan yang kokoh. Ya Allah. Tolonglah mereka dengan pertolongan yang kokoh.
Ya Allah. Tolonglah para mujahid yang berjuang di jalan-Mu. Ya Allah. Tolonglah para mujahid yang berjuang di jalan-Mu. Ya Allah. Tolonglah para mujahid yang berjuang di jalan-Mu.
Ya Allah. Shalawat, salam, dan keberkahan semoga senantiasa Engkau limpahkan kepada hamba-Mu dan rasul-Mu, Muhammad dan semua sahabatnya.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Comments 1