Khutbah Jum’at: 4 Penghapus Dosa Manusia di Dunia
(Mahasantri Ma’had Aly An-Nuur)
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
فَيَا عِبَادَ الله اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَاللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقٌوْنَ، فَقَالَ الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ
Download PDF di sini.
Khutbah Pertama
Jama’ah shalat Jum’at yang berbahagia.
Marilah senantiasa kita bersyukur kepada Allah ﷻ Rabb semesta alam. Atas segala limpahan rahmat dan karunia yang dengannya kita bisa berkumpul di hari yang penuh berkah ini, dalam majelis khutbah Jumat yang penuh hikmah.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad ﷺ yang telah membawa rahmat bagi seluruh alam.
Tak lupa khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi, dan kepada jamaah sekalian, untuk senantiasa meningkatkan takwa dan iman kepada Allah ﷻ. Sebab iman dan takwa adalah sebaik-baik bekal manusia untuk menghadap Rabb Yang Maha Kuasa.
Jama’ah shalat Jum’at yang berbahagia.
Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah yang diciptakan oleh-Nya dengan kesempurnaan yang luar biasa. Sebagai makhluk yang sempurna, Allah menciptakan kita dengan instrumen yang lengkap yaitu akal dan hawa nafsu.
Para ulama telah menjelaskan bahwa akal memiliki tabiat untuk mendorong manusia kepada kebaikan, sebagaimana sifatnya malaikat. Sedangkan hawa nafsu, ulama menyebutnya dengan rafiqus syaithan atau teman dekatnya setan.
Sebab setiap kali hawa nafsu mendorong manusia untuk melakukan kemaksiatan, saat itu pula setan akan membuka jalan agar kemaksiatan tersebut semakin mudah dilakukan.
Pertarungan kedua rival ini akan terus abadi. Maka barangsiapa yang akalnya menang dari hawa nafsunya maka ia akan melakukan amal kebaikan dan termasuk orang yang beruntung. Sebaliknya, jika hawa nafsunya lebih kuat daripada akal, maka ia akan terjerumus dalam perbuatan dosa dan menjadi orang yang merugi.
Namun demikian, kita juga harus mengakui bahwa manusia memiliki sifat fitrah, yaitu cenderung melakukan kesalahan dan lupa. Oleh karena itu, kita tidak pernah terlepas dari melakukan kesalahan dan dosa. Maka dalam khutbah ini, khatib akan memaparkan empat hal yang dengan izin Allah ﷻ akan menjadi penghapus dosa manusia.
Jama’ah sidang Jum’at yang dirahmati Allah ﷻ.
1. Taubat
Penghapus dosa yang pertama adalah taubat. Ulama menjelaskan bahwa taubat adalah menyesali perbuatan buruk dan dosa yang telah berlalu. Kemaksiatan yang dilakukan manusia perlu untuk disesali karena ia hanya akan membawa pada kehancuran.
Allah ﷻ telah menjanjikan pengampunan bagi mereka yang bertaubat sebagaimana firman-Nya dalam surat At-Tahrim ayat 8
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ تُوبُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ تَوۡبَةٗ نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمۡ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمۡ سَيِّـَٔاتِكُمۡ وَيُدۡخِلَكُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ
“Wahai orang-orang yang beriman. Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkah kamu ke dalam surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai.”
Dari ayat tersebut kita bisa renungi bahwa Allah ﷻ tidak menyebutkan, “wahai orang-orang kafir” atau “wahai seluruh manusia”, akan tetapi Allah ﷻ menggunakan kalimat “wahai orang-orang yang beriman”. Artinya bahwa seorang yang beriman tidak menutup kemungkinan untuk berbuat khilaf atau bahkan jatuh dalam lubang kemaksiatan.
Taubat bukan hanya bagi mereka yang keluar dari kekufurannya kemudian menuju Allah ﷻ, akan tetapi taubat terbuka bagi semua hamba-Nya yang masih mengikrarkan diri sebagai manusia. Bukan hanya bagi orang kafir, musyrik, fasik, dan munafik, taubat adalah milik orang mukmin juga.
Bagi semua yang ingin melepaskan lumuran lumpur kemaksiatan dalam dirinya, Allah ﷻ masih senantiasa menerima taubatnya sebelum nyawa sampai di kerongkongan.
Rasulullah ﷺ bersabda
إنَّ اللَّهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ
“Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba selama nyawanya belum sampai ke tenggorokan.” (HR. At-Tirmidzi:3460)
Jama’ah sidang Jum’at yang dirahmati Allah ﷻ.
2. Istighfar
Amalan kedua yang dapat menghapus dosa adalah istighfar. Di dalam bahasa Arab istighfar bermakna thalabul maghfirah, yang artinya meminta pengampunan.
Di kehidupan dunia ini, hanya ada dua pengharapan yang sangat ingin kita dapatkan, yaitu ampunan Allah ﷻ dan ridha dari-Nya. Ampunan-Nya menjadi sebab kita terbebas dari api neraka dan ridha-Nya menjadi sebab kita masuk surga. Jika bukan dua hal itu, lantas apalagi yang kita harapkan dari-Nya?
Seorang Nabi, manusia terbaik pilihan Allah yaitu Nabi Muhammad ﷺ, pada setiap harinya tidak pernah luput dari beristighfar sebanyak 70 sampai 100 kali. Seorang Nabi yang ma’shum, yang sudah terjamin bahwa dosa-dosanya telah diampuni oleh Allah ﷻ dari yang telah lalu maupun yang akan datang.
Beliau tidak pernah sekalipun lupa bahwa beliau juga manusia yang hanya mengharapkan ampunan dan keridhaan-Nya. Inilah yang menjadi perbedaan antara istighfar dan taubat, bahwa istighfar adalah meminta ampunan kepada Allah ﷻ yang tanpa harus berangkat dari kesalahan.
Bukan hanya dapat menghapus dosa, termasuk fadhilah atau keutamaan lain dari istighfar adalah dapat memberikan jalan keluar dari kesulitan dan dapat membuka pintu rezeki. Nabi bersabda ﷺ
مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah pasti akan selalu memberikannya jalan keluar dari setiap kesempitan dan kelapangan dari segala kegundahan serta Allah akan memberikan rizki kepadanya dari arah yang tidak ia sangka-sangka.” (HR. Abu Daud:1297)
Jama’ah sidang Jum’at yang dirahmati Allah ﷻ.
3. Amal Kebaikan
Penghapus dosa yang ketiga adalah amal kebaikan. Ini merupakan salah satu bentuk Maha Pemurahnya Allah ﷻ karena ketika kita melakukan sebuah bentuk amal kebaikan, di satu sisi Allah akan memberikan pahala dan di sisi yang lain Allah akan menghapuskan dosa. Sebagaimana makna keumuman dari penggalan sabda Nabi ﷺ
وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تمًَحُهَا
“Iringilah perbuatan dosa dengan amal kebaikan, karena kebaikan itu dapat menghapuskan dosa.” (H.R Tirmidzi: 1910)
Di antara satu bentuk amal kebaikan adalah shalat. Satu rukun yang wajib ditegakkan oleh hamba yang beriman. Selain mendapatkan pahala 70 derajat, ternyata shalat mempunyai fadhilah yang lain yaitu dapat menghapuskan dosa.
Lagi-lagi ini membuktikan bahwa Allah ﷻ tidak akan menyia-nyiakan amalan kebaikan hamba-Nya. Bukan hanya diberikan satu bentuk fadhilah akan tetapi diberikan beberapa fadhilah dalam satu amal kebaikan. Hal itu pun mencakup semua jenis dan waktu shalat. Baik itu Subuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib, maupun Isya’. Semuanya akan menghapus dosa dari satu shalat ke shalat selanjutnya.
Nabi bersabda
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضاَنُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ
“Shalat lima waktu, shalat Jum’at ke Jum’at berikutnya, serta Ramadhan ke Ramadhan berikutnya adalah sebagai penghapus dosa di antara waktu tersebut, selama menjauhi dosa-dosa besar.” (H.R Muslim 344)
Jama’ah shalat Jum’at yang berbahagia.
4. Musibah
Perkara yang menjadi penghapus dosa berikutnya adalah musibah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyebutkan dalam Majmu’ nya bahwa seseorang tidak akan kekal di neraka selama ia melakukan amalan-amalan yang dapat menghalangi seseorang dari kekalnya di neraka.
Kemudian beliau menyebutkan salah satu bentuknya adalah rela dan sabar ketika mendapatkan musibah. Musibah adalah segala sesuatu yang diderita oleh seseorang dari rasa keresahan hati, kesedihan, dan cobaan baik dari sisi harta, kehormatan maupun badan atau bahkan selainnya.
Musibah merupakan salah satu hadiah dari Allah yang datangnya tidak dapat diprediksi, juga tidak dapat dipilih mana yang ringan untuk dipikul dan mana yang berat. Tetapi perlu diketahui bahwasannya musibah tidak akan menghampiri di kehidupan seseorang kecuali ia mampu untuk menghadapinya.
Ada dua kemungkinan seseorang tertimpa musibah, yang pertama adalah bahwa musibah menghampiri seseorang karena orang tersebut sudah jauh dari koridor jalan Allah ﷻ, melalaikan perintah-Nya dan mengerjakan larangan-Nya.
Kemudian yang kedua, bahwa musibah adalah sebagai ujian bagi orang yang taat kepada Allah ﷻ, untuk mengetahui seberapa tawakkalnya ia kepada Allah ﷻ. Rasulullah bersabda
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حَزَن وَلاَ أَذًى وَلاَ غمٍّ، حتَّى الشَّوْكَةُ يُشَاكُها إِلاَّ كفَّر اللَّه بهَا مِنْ خطَايَاه
“Tidaklah seorang mukmin tertimpa suatu penyakit, keletihan, kekhawatiran, kesedihan, dan tidak juga gangguan serta kesusahan, bahkan duri yang melukainya, melainkan Allah akan menghapus dosa-dosanya.” (Muttafaq ‘alaihi)
Dengan catatan bahwa semua bentuk musibah yang menghampiri, jika disambut dengan kerelaan hati dan ketawakalan penuh kepada Allah ﷻ, maka ia bahkan akan menjadi kobaran api yang ampuh untuk membakar dosa-dosa kita di dunia.
Namun sebaliknya, jika seseorang menghadapinya dengan penuh kesesakan hati, ketidak terimaan atau bahkan sampai mencela Allah ﷻ, maka ia tidak mendapatkan apa-apa kecuali hanya penyesalan semata.
Jama’ah sidang Jum’at yang dirahmati Allah ﷻ.
Demikianlah empat perkara yang insyaAllah akan menjadi penghapus dosa yang secara sadar atau tidak sadar telah kita lakukan. Yaitu dengan bertaubat kepada Allah ﷻ, istighfar memohon ampunan-Nya, senantiasa melaksanakan amal shalih, dan juga bersabar atas musibah yang menimpa.
Maka semoga Allah ﷻ memasukkan kita semua ke dalam golongan yang mendapat ampunan dan ridha dari-Nya.
بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ وَكَفَى وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَاأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن فَيَا عِبَادَ الله اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَاللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقٌوْنَ أَمَّا بَعْدُ
Jama’ah yang dimuliakan Allah ﷻ, marilah bersama-sama kita tutup khutbah Jum’at pada siang hari ini dengan berdoa kepada Allah ﷻ.
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚيَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى ألِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى ألِ إِبْرَاهِيْمَ ِفي اْلعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعاً مَرْحُوْماً، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقاً مَعْصُوْماً، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْماً
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَاناً صَادِقاً ذَاكِراً، وَقَلْباً خَاشِعاً مُنِيْباً، وَعَمَلاً صَالِحاً زَاكِياً، وَعِلْماً نَافِعاً رَافِعاً، وَإِيْمَاناً رَاسِخاً ثَابِتاً، وَيَقِيْناً صَادِقاً خَالِصاً، وَرِزْقاً حَلاَلاً طَيِّباً وَاسِعاً، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجمع كلمتهم عَلَى الحق، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظالمين، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعَبادك أجمعين
اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ. رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ