Rabu, Oktober 4, 2023
  • Home
  • PMB 1444-1445 H
  • DONASI
  • AQIDAH
  • FIQIH
    • RAMADHAN
  • TSAQAFAH
  • NASKAH KHUTBAH
  • VIDEO KAJIAN
mahadannur.id
Advertisement
  • Home
  • PMB 1444-1445 H
  • DONASI
  • AQIDAH
  • FIQIH
    • RAMADHAN
  • TSAQAFAH
  • NASKAH KHUTBAH
  • VIDEO KAJIAN
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Kabar Ma'had

Peluang Pesantren Tinggi di Era Disrupsi

Admin by Admin
04/03/2021
in Kabar Ma'had
0
Peluang Pesantren Tinggi di Era Disrupsi
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Artikel lainnya

Kegiatan Pascaujian Akhir Semester Gasal Tahun 1444 H

Suasana Ramadhan di Pulau Seribu Masjid

Pesan Toleransi dari Fak-Fak Papua Barat

Oleh: Dr. Adian Husaini (Direktur Attaqwa College Depok)
Tulisan ini diambil dari website pribadi DR. Adian Husaini: Peluang Pesantren Tinggi di Era Disrupsi  

Pada Hari Ahad, 9 Februari 2020, saya mendapat kesempatan mengisi Kuliah Umum di Ma’had Aly (Pesantren Tinggi) An-Nur, Sukoharjo. Pendidikan di Pesantren Tinggi ini sudah berlangsung sejak tahun 1997. Ilmu yang didalami adalah Dirasah Islamiyah (Studi Islam), dengan kekhususan studi Fiqih dan Ushul Fiqih.
Tidak ada gelar akademik untuk lulusannya. Program belajarnya selama 7 semester (3,5 tahun). Calon mahasantri dikenakan biaya uang masuk Rp 5 juta dan SPP Rp 1 juta per bulan. Biaya Rp 1 juta itu sudah termasuk makan tiga kali sehari, operasional pendidikan, asrama, dan sebagainya.
Tentu, ini terbilang sangat murah. “Usul saya, tahun depan naikkan lima juta Rupiah sebulan,” saya sampaikan candaan saat Kuliah Umum tersebut. Ratusan mahasantri dan pimpinan An-Nur tampak tertawa dan tersenyum mendengar usul saya.
Memang, sejatinya, belajar agama itu sebenarnya tidak murah harganya. Harusnya, membayar lima juta sebulan itu murah. Tapi, yang tidak mampu bayar, silakan bayar semampunya. Jangan menganggap remeh belajar ilmu-ilmu agama. Menanamkan iman dan akhlak mulia adalah pekerjaan berat.
Di Pesantren Tinggi An-Nur inilah mahasantri dididik akhlaknya, ibadahnya, juga keilmuan agamanya (ulumuddin). Para alumni An-Nur sudah banyak yang terbukti kiprahnya di tengah masyarakat. Ibaratnya, kualitasnya bukan janji, tapi sudah terbukti.
Pesantren Tinggi An-Nur adalah contoh kegigihan Perguruan Tinggi Islam yang sanggup bertahan di tengah dominasi paham sekulerisme dan materialisme. Bahwa, ilmu-ilmu agama di tingkat Perguruan Tinggi dianggap oleh banyak orang sebagai “ilmu kelas rendah”, karena dianggap tidak menjanjikan lapangan kerja yang menghasilkan banyak uang. Meskipun begitu, An-Nur tetap bertahan dan bahkan tampak semakin berkembang.
Baca Juga: Santri Dalam Pusaran Globalisasi 
Peluang Pesantren Tinggi 
Kepada sejumlah dosen dan ratusan mahasantri Pesantren Tinggi An-Nur saya tampilkan realitas kondisi dunia Perguruan Tinggi secara global dan juga nasional. Sebuah artikel yang ditulis oleh mantan Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Prof. Satryo memprihatinkan kondisi Perguruan Tinggi kita yang sedang dimarginalkan fungsinya.
Dalam artikelnya berjudul: “Marginalisasi Perguruan Tinggi”, Prof. Satryo menulis: “Memang PTN dan PTS terkesan menyelenggarakan pendidikan tinggi, tetapi sejujurnya mereka belum melakukan pendidikan tinggi secara utuh dan hakiki. Apa yang dilakukan oleh PTN hanyalah formalitas persekolahan tingkat tinggi (maksudnya setelah SMA/SMK), sedangkan yang dilakukan PTS saat ini adalah persekolahan tingkat tinggi dengan memperlakukan mahasiswa sebagai komoditas.”
Dalam bukunya yang berjudul, “Disruption” (2018), Rhenald Kasali menulis, bahwa di tengah badai perubahan disrupsi, inovasi yang rutin (sustaining innovation) saja tidaklah cukup. Yang diperlukan adalah ‘disruptive innovation’. “Kita lebih baik menggunakan disruption untuk pembaruan ketimbang melakukan tindakan sia-sia,” begitu saran Rhenald Kasali, mengomentari kasus bangkrutnya Nokia.
Lalu, bagaimana dengan para akademisi di Perguruan Tinggi? Jika kuliah para akademisi terkemuka dan kelas dunia sudah bisa diakses gratis melalui internet, bagaimana nasib para akademisi lain? Bagaimana nasib kampus-kampus yang ada?
“Jangan-jangan kampus besar nanti hanya akan menjadi semacam event organizer yang berperan menayangkan kuliah dari profesor-profesor dan ilmuwan-ilmuwan kelas dunia. Lalu, kita akan menjadi apa? Tentu dengan cepat saya mengatakan, bukan pekerjaan yang hilang, melainkan job-nya yang berubah,” tulis Rhenald.
Menurut Rhenald, guru dan dosen adalah profesi yang akan selalu dibutuhkan. Namun, job-nya tak lagi sama dengan guru atau dosen yang selama ini kita kenal. Guru dan dosen hadir untuk memberi panduan untuk mendapat sikap mental baru dan mengedepankan “deep understanding”.
Tahun 2017, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) menerbitkan buku berjudul “Era Disrupsi: Peluang dan Tantangan Pendidi
kan Tinggi Indonesia”. Disebutkan dalam buku ini: “Dalam menghadapi era disruptif seperti saat sekarang ini, apalagi di masa depan, diperlukan perubahan berpikir yang mendasar dan bukannya perubahan yang di pinggir-pinggir (changing from the edge). Tanpa kerja ekstra keras, berpikir ke depan yang bercorak out of the box, penentuan tata urutan waktu yang jelas, perguruan tinggi Indonesia akan terus berada di buritan peradaban keilmuan.”
Menurut buku ini, Massive Open Online Courses (MOOCs) yang gratis dan sejenisnya akan makin luas dan mengubah permintaan jenis dan metode pembelajaran. MOOCs mengubah pola pembelajaran di Perguruan Tinggi secara mendasar. MOOCs memungkinkan seseorang belajar sendiri; mencari informasi sendiri; menentukan sendiri apa yang dipelajari; sesuai jadwalnya sendiri.
Sebagai konsumen pengetahuan, ia tidak harus mendaftar pada satu sumber satu Perguruan Tinggi saja. Ia bisa memilih sumber belajar yang makin banyak dan tidak terbatas pada komunitas, kota, dan bahkan negara sendiri. Sebab, MOOCs meruntuhkan batas-batas tempat belajar. MOOCs juga tidak membatasi umur seseorang untuk belajar. Bahkan memungkinkan belajar sepanjang hayat (life-long learning).
*
Di tengah badai disrupsi, justru Pesantren Tinggi – seperti Pesantren Tinggi An-Nur Sukoharjo – memiliki peluang besar untuk tetap eksis dan bahkan tampil ke depan. Sebab, memang tradisi Pesantren lebih menekankan penanaman adab dan akhlak dalam proses pendidikannya; bukan mengandalkan ‘jualan’ gelar dan ijazah.
Di tengah kekacauan pemikiran dan akhlak, maka Pesantren Tinggi menjadi jawaban yang tepat untuk menjawab tantangan zaman. Tentu saja, perlu disertai dengan sejumlah penyesuaian kurikulum pendidikannya, sesuai dengan tuntutan era disrupsi.
Dalam kuliah umum itu, saya menyarankan, agar Pesantren Tinggi An-Nur memberikan bekal kepada para mahasantrinya ilmu-ilmu dan ketrampilan yang diperlukan di era kini, seperti: Wawasan sejarah yang benar, pemikiran-pemikiran kontemporer, Teknologi Informasi, kemandirian, dan ketrampilan komunikasi lisan dan tulisan.
Dengan itu, insyaAllah, Pesantren Tinggi An-Nur – juga Pesantren Tinggi lainnya — berpeluang besar menjadi Perguruan Tinggi terbaik di wilayah Solo dan sekitarnya. Semoga Allah SWT membimbing dan memudahkan jalan kita semua untuk meraih kesuksesan dunia akhirat. (Solo, 10 Februari 2020).
Untuk Mendengarkan Audio Silahkan Klik tombol Play:

http://www.annursolo.com/wp-content/uploads/2020/02/Peluang-Pesantren-Tinggi-di-Era-Disrupsi.mp3

Terkait

Tags: 4.0Adian HusainiDisrupsiEra Disrupsipendidikan islamSyari'at Islam
Previous Post

Terlaknat Sebab Cokelat

Next Post

Khutbah Jum'at: Menjadi Juara di Sisi Allah

Admin

Admin

Related Posts

Kegiatan Pasca Ujian Akhir Semester Gasal Tahun 1444 H
Kabar Ma'had

Kegiatan Pascaujian Akhir Semester Gasal Tahun 1444 H

by Satrio
20/10/2022
Suasana Ramadhan di Pulau Seribu Masjid
Kabar Ma'had

Suasana Ramadhan di Pulau Seribu Masjid

by Admin
18/04/2022
Pesan Toleransi dari Fak-Fak Papua Barat
Kabar Ma'had

Pesan Toleransi dari Fak-Fak Papua Barat

by Admin
16/04/2022
Dakwah Ramadhan di Masjid Agung Babul Qudus Banyumas
Kabar Ma'had

Dakwah Ramadhan di Masjid Agung Babul Qudus Banyumas

by Admin
16/04/2022
Pesantren Sehari bersama Anak Rohis
Kabar Ma'had

Pesantren Sehari bersama Anak Rohis

by Admin
12/04/2022
Next Post

Khutbah Jum'at: Menjadi Juara di Sisi Allah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kategori

  • Aqidah
  • Audio
  • Buku
  • Do'a
  • Fiqih
  • Hadits
  • Hikmah
  • Kabar Ma'had
  • Khutbah
  • Kolom Mahasantri
  • Lailatul Qadar
  • Maklumat
  • Niswah
  • Pin Up Peru
  • Ramadhan
  • Resensi
  • Tafsir
  • Tazkiyah
  • Tsaqofah
  • Udlhiyah
  • Uncategorized
  • Unduhan
  • Usrah
  • Uswah
  • Video
  • Home
  • PMB 1444-1445 H
  • DONASI
  • AQIDAH
  • FIQIH
  • TSAQAFAH
  • NASKAH KHUTBAH
  • VIDEO KAJIAN
Menerangi Umat Dengan Cahaya Ilmu

© 2021 mahadannur.id - Ma'had 'Aly An-Nuur Liddirosat Al Islamiyah mahadannur.

No Result
View All Result
  • Home
  • PMB 1444-1445 H
  • DONASI
  • AQIDAH
  • FIQIH
    • RAMADHAN
  • TSAQAFAH
  • NASKAH KHUTBAH
  • VIDEO KAJIAN

© 2021 mahadannur.id - Ma'had 'Aly An-Nuur Liddirosat Al Islamiyah mahadannur.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

buka WA
WhatsApp
Ahlan.
silahkan klik untuk terhubung dengan WA Ma'had 'Aly An-Nuur Sukoharjo