Khutbah Jum’at: Untaian Cinta Kepada Sesama (Terdampak Gempa Cianjur)
Oleh Hamzah Saifuddin
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَه
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ ونَصَرَ عَبْدَهُ وأَعَزَّ جُنْدَهُ وهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَه
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وعَلَى آلِهِ وعَلَى تَابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانِ فِي كُلِّ أَثَرٍ إِلَى يَوْمِ المَحْشَر
قال الله تعالى : اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ
وَقَالَ نَبِيُّنَا مُحَمَّد : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَ اَتْبِعِ السِيِّئَتَ الحَسَنَتَ تَمْحُوهَا وَ خَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
أَمَّا بَعْدُ, فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
Khutbah Pertama
Download PDF di sini.
Jama’ah shalat Jum’at rahimani wa rahimakumullah.
Pertama, marilah kita panjatkan rasa syukur kita kepada Allah, karena Dia-lah yang telah menjadikan kita kuat dalam segala hal. Allah yang memampukan kita dalam mencapai apa yang kita inginkan, dan itu semua merupakan karunia nikmat dari Allah Ta’ala.
Shalawat beriringkan salam semoga selamanya tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kepada para keluarga dan dzurriyah beliau, kepada para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in dan orang-orang yang senantiasa meneladani Rasulullah sampai hari kiamat.
Selanjutnya, khatib berwasiat pada diri khatib dan kepada jama’ah sekalian untuk senantiasa meningkatkan kualitas takwa kita kepada Allah Ta’ala dengan mendekatkan diri kepada-Nya dan meneladani Rasulullah. Sebab dengan dua perkara itu derajat takwa kita akan bertambah sehingga bisa menjadi bekal menghadap Allah Ta’ala, sebagaimana firman-Nya
وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ
“Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197)
Jama’ah shalat Jum’at rahimani wa rahimakumullah.
Kebesaran Allah Ta’ala datang menghampiri rakyat Indonesia, terkhusus masyarakat Cianjur dan Sukabumi. Guncangan gempa yang terjadi mengakibatkan banyak sekali kerusakan entah itu dari tempat tinggal, kendaraan, masjid, dan bangunan lainnya. Korban dari masyarakat Cianjur pun mencapai ratusan jiwa.
Tak ada yang tahu tentang terjadinya gempa yang berkekuatan magnitudo (M) 4,2 akan menimpa daerah tersebut, sehingga banyak korban yang berjatuhan sebagai efek dari gempa bumi ini.
Melihat dari beberapa sumber berita yang ada, bangunan yang runtuh menjadi penyebab dari banyaknya korban yang berguguran, dan hingga hari ini sudah terlaporkan 264 korban jiwa.
Musibah mereka adalah musibah kita semua, derita mereka adalah derita kita, kesedihan mereka juga kesedihan kita. Sejatinya mereka diuji, tapi hakikatnya kitalah yang sedang diuji oleh Allah, sejauh apa solidaritas kita kepada mereka yang sedang terkena musibah. Sedermawan apa kita kepada mereka, sedalam apa hati kita terpaut dengan mereka.
Ketika saudara sesama muslim terkena musibah, maka kita dituntut untuk menolong mereka, karena perilaku itu merupakan akhlak yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah.
Saat mereka diuji dengan musibah, maka tugas yang paling pertama bukan mencari sumber-sumber datangnya musibah tersebut. “Oh daerah itu diberi musibah karena dosa ini dan itu, karena melakukan perkara ini dan itu.” dan perkataan lain semisalnya.
Sikap itu bukan yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tapi yang dianjurkan oleh beliau adalah sebagaimana sabda yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ القِيَامَةِ. وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
“Barang siapa yang bisa menghilangkan kesedihan-kesedihan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan menghilangkan kesedihannya di hari kiamat. Barang siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan maka, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat.”
Jama’ah shalat Jum’at rahimani wa rahimakumullah.
Hadits ini memberitahukan kepada kita agar melakukan kebaikan kepada mereka yang sedang tertimpa musibah ataupun cobaan dari Allah Ta’ala. Sebab orang yang sedang diberi musibah oleh Allah mereka sangat membutuhkan orang lain untuk meminta bantuan dan pertolongan.
Kesedihan di sini adalah kesedihan yang datang ketika seseorang itu tertimpa musibah, entah itu kekurangan harta, diuji dengan sakit, atau dengan kematian dari kerabatnya.
Orang yang bisa menolong sesama muslim yang sedang terkena musibah maka balasan dari Allah adalah akan menghilangkan kesedihannya di hari kiamat.
Allah akan membalas kebaikan seseorang yang mampu menghilangkan kesedihan saudaranya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
الجَزَاءُ مِنْ جِنْسِ العَمَلِ
“Bahwasannya balasan itu setimpal dengan usaha kita.”
Pun orang tersebut akan mendapatkan jaminan akan dihilangkan kesedihannya di hari kiamat. Betapa dahsyatnya balasan yang dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada mereka yang senantiasa berusaha menghilangkan kesedihan saudaranya.
Allah akan memberikan balasan yang luar biasa ketika tidak akan ada orang yang mampu menghilangkan kesedihannya di hari kiamat kecuali hanya Allah saja.
Pada hari kiamat manusia akan disibukkan dengan urusannya sendiri-sendiri sehingga tidak terbesit sedikit pun untuk menolong saudaranya yang sedang kesusahan.
Balasan yang amat sangat indah dari Allah, saat itulah Allah menolongnya keluar dari kesedihan yang menimpanya.
Jama’ah shalat Jum’at rahimani wa rahimakumullah.
Saat ini masyarakat Cianjur dan Sukabumi sedang ditimpa musibah, harta tak bisa terselamatkan, benda berharga mereka rusak. Ada yang kehilangan anggota keluarganya, banyak pula dari mereka yang harus mengungsi. Kesedihan yang mereka alami sudah cukup dalam, mereka butuh kita, butuh kita semua.
Mungkin saat ini kita sedang tak punya banyak untuk diberikan, tetapi Allah melihat usaha dan niat seorang hamba. Ketika seorang hamba berusaha dan meniatkan ingin membantu mereka yang sedang tertimpa musibah, maka janji Allah sudah tersedia untuk mereka, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
“Barang siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan maka, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat.”
Dalam hadits ini, Rasulullah tidak mengkhususkan harus menolong orang yang beragama Islam saja, orang yang berkeyakinan sama dengan kita, se-fikrah dengan kita, tidak sebatas itu saja akan tetapi sifatnya adalah umum.
Artinya siapa saja yang terkena musibah, entah itu orang Islam, orang non-Islam, ketika mereka tertimpa musibah maka kita dianjurkan untuk menolongnya.
Pertolongan yang diberikan tak selamanya harus dengan harta dan uang, tapi yang utama adalah menolong mereka dengan apa yang kita mampu. Jika mampu untuk memberikan sejumlah uang kepada mereka, atau harta benda yang lain itu lebih diutamakan.
Lantas, jika kita tidak mempunyai sesuatu yang bisa kita berikan, maka cukuplah doa yang terlantun dari lisan kita kirimkan kepada Allah untuk mereka.
Apa yang dipunyai dan yang dimiliki sekarang dari harta kita hakikatnya ada hak-hak orang lain yang harus kita penuhi. Seperti pada pembahasan kali ini, ada hak yang harus diberikan kepada saudara kita di Cianjur dan di Sukabumi.
Allah berfirman
وَفِيْٓ اَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّاۤىِٕلِ وَالْمَحْرُوْمِ
“Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta.” (QS. Adz-Dzāriyāt: 19)
Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menyebutkan bahwa pendapat Ibnu Jarir tentang kata “الْمَحْرُوْمِ” adalah orang yang tidak memiliki harta. Apa pun sebab yang menjadikan hartanya hilang, entah itu ia sudah tidak bisa bekerja lagi atau hartanya musnah dan hilang.
Bahkan Imam Ahmad pernah membawakan sebuah hadits dari Fathiah binti Husein, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
لِلسَّائِلِ حَقٌ وَإِنْ جَاءَ عَلَى فَرَسٍ
“Ada hak untuk orang yang meminta(bantuan) walaupun ia datang mengendarai kuda.” (HR. Abu Dawud)
Jama’ah shalat jum’at rahimani wa rahimakumullah.
Hakikatnya mereka yang sedang tertimpa musibah memiliki harta, tapi harta mereka hilang karena musibah yang mereka alami.
Sehingga mereka membutuhkan pertolongan dan uluran bantuan kita. Sejatinya bantuan yang kita salurkan dan berikan kepada mereka adalah tabungan yang sedang kita tabung kepada Allah.
Bentuk tabungannya adalah menabung janji Allah, yang akan menolong kita di dunia dan di akhirat, memudahkan urusan kita, dibantu keluar dari sebuah masalah dan lain sebagainya.
Karena kita tak tahu kapan Allah akan menguji kita, kapan kita diberi musibah oleh Allah, maka dengan membantu sesama semoga Allah menolong kita di saat sulit, membersamai kita di saat sempit, mengeluarkan kita dari permasalahan yang pelik.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
وَاللهُ في عَونِ العَبدِ مَا كَانَ العَبدُ في عَونِ أخيهِ
“Dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya, selama seorang hamba itu menolong saudaranya.” (HR. Muslim)
Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya yang suka menolong saudaranya. Manakala ia yang terkena musibah maka Allah akan membantunya. Manakala ia sedang kesulitan maka Allah akan memudahkannya. Manakala ia terlilit hutang maka Allah akan memberikan kelapangan rezeki.
Tak ada istilah rugi ketika harta yang kita miliki disedekahkan untuk menolong saudara yang sedang terkena musibah. Sebab balasan dari Allah jauh lebih besar dari apa yang kita keluarkan.
Maka menolong mereka, warga Cianjur dan Sukabumi adalah perkara yang sangat penting, karena kita sebagai umat Islam yang sudah dikabarkan tentang perkara tolong menolong kepada mereka yang sedang membutuhkan, yang sedang terkena musibah adalah bentuk mengamalkan perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ ونَصَرَ عَبْدَهُ وأَعَزَّ جُنْدَهُ وهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَه
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وعَلَى آلِهِ وعَلَى تَابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانِ فِي كُلِّ أَثَرٍ إِلَى يَوْمِ المَحْشَرِ
Mari kita tutup khutbah yang kedua ini dengan berdoa kepada Allah Ta’ala
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى القَوْمِ الكَافِرِيْن
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْم
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلُوبَنَا عَلَى دِينِكَ يَا مُصَرِّفَ القُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا إِلَى طَاعَتِك
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر