Oleh: Ade Kusmana
Secara naluri, manusia diciptakan untuk selalu memiliki rasa kagum terhadap perkara di luar batas kemampuanya. Dan hal inilah yang kadangkala memicu rasa keinginan untuk mampu melakukan apa yang orang lain bisa lakukan, baik dengan belajar atau mencoba sampai ia menguasai kemampuan orang lain itu. Sementara, dirinya sebelum itu tidak bisa. Namun, kadangkala rasa kagum dan ingin bisa melakukan apa yang orang lain lakukan itu, berada di luar batas nalar kemampuan manusia umumnya; seperti bisa meramalkan kejadian masa depan sesorang, bisa terbang, bisa berjalan di atas air, atau bisa mengatahui isi lubuk hati seseorang, dsb.
Koran harian online Tribun Nasional kamis[1] (25/12/14) memberitakan, “Ketika suhu politik di negeri ini sedang memanas, tepatnya bulan Juni lalu, pasalnya pada bulan ini adalah bulan persangain dua kandidat yang kelak akan menduduki kursi kuasa Negeri Indonesia periode 2014-2019 mendatang. Ternyata, di tengah hiruk pikuk tersebut ada sebuah tayangan yang berjudul “Jokowi Presiden 2014 -Ramalan Komunitas Anak Indigo 2005” Hingga Rabu, 18 Juni 2014 telah ditonton ratusan ribu orang. Video yang diunggah di Youtube 7 Oktober 2013 oleh Valerian Libert Wange tersebut, ternyata adalah tayangan talk show `bukan empat mata trans 7` yang dipandu oleh Tukul Arwana pada tahun 2005 silam. Menariknya, dalam sesi interview acara menyatakan bahwa yang akan memimpin negara ini adalah sosok pemimpin yang sederhana, sehingga disinyalir hal itu dengan kemunculan Joko Widodo yang maju sebagai capres, tidak hanya bicara tentang pemimpin Indonesia mendatang, dalam acara tersebut dikatakan bahwa akan adanya praktik prostistusi terselubung di kalangan artis papan atas nasional, dan ternyata di tahun 2015 silam semua itu terkuak dan terbukti kebenaranya!
Kemudian masih segar dalam ingatan, bagimana ponari bocah 7 tahun yang terindikasi sebagai anak indigo. hanya dengan bermodalkan batu saktinya, ia bisa mengobati berbagai macam penyakit yang diderita setiap pasiennya. Lalu pada akhirnya banyak masyarakat menaruh percaya kepada kesaktian ponari dan batunya, bukan hanya itu segala atribut yang berhubungan dangan ponari pun menjadi barang sakral dan mengadung berkah!
Mengingat masyarakat adalah konsumtif utama wacana, sehingga lahirlah banyak paradigma berfikir yang beraneka ragam baik yang pro dan kontra. Ada yang menyebut anak indigo sebagai “Anak pemilik karamah, titisan para wali, anak ajaib, atau pemilik indera ke-6”. Terlepas dari kebenaran, semua paradigma tersebut, dimanakah islam sebagai rahmatan lil alamain memposisikan fenomena seperti ini? mengingat di masa Rasulullah shallahu alihi wa salam telah lahir Ibnu Shayyad yang disinyalir sebagai anak Dajjal yang mengaku bisa mengatahui perkara gaib yang tersembunyi di dalam lubuk hati. Apakah ia termasuk kategori anak indigo? dari berbagi peroblem tersebut, penulis tergerak untuk sedikit menelaah kasus yang sempat menyeruak di tengah masyarkat khususnya di Indonesia, dengan mencoba men-tasfiyyah (memurnikan) dan menyelamatkan akidah umat dari bahaya paham syirik dan khurafat.
Mengenal Istilah Anak Indigo.
Anak indigo atau Anak Nila (bahasa Inggris: Indigo children) adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan anak yang diyakini memiliki kemampuan atau sifat yang spesial, tidak biasa, dan bahkan supranatura. Istilah anak indigo sendiri pertama kali dikenalkan oleh ilmuan barat di AS, Nancy Ann Tappe. Dan pertama kali dipublikasikan oleh Jan Tobel dan Lee Carol dalam buku mereka The Indigo Children: The New Kids Have Arrived. Lee Carol bersikeras bahwa konsep ini (istilah Indigo) dibisikkan oleh ‘makhluk’ dari dimensi lain yang bernama Kryon.[2]
Definisi lain menyebutkan bahwa anak indigo adalah anak yang menunjukkan seperangkat atribut psikologis baru dan luar biasa. Serta, menunjukkan sebuah pola perilaku yang pada umumnya tidak didokumentasikan sebelumnya. Pola ini memiliki faktor-faktor unik yang umum yang mengisyaratkan agar orang-orang yang berinteraksi dengan mereka mengubah perlakuan dan pengasuhan terhadap mereka guna mencapai keseimbangan.
Ciri-ciri lain yang mudah dikenali dari anak indigo, adalah mempunyai kemampuan spriritual tinggi. Anak indigo kebanyakan bisa melihat sesuatu yang belum terjadi atau dapat melihat masa lalu. Bisa pula melihat mahluk atau materi-materi halus yang tidak tertangkap oleh indera penglihatan biasa.[3]
Terlepas dari kebenaran fakta ilmiah lapangan, tapi memang demikianlah wancana yang real menyebar luas di tengah-tengah publik, tentang jati diri anak indigo. Bahwa mereka adalah anak yang memiliki seragam kemapuan yang terkesan supranatural dan di luar kemampuan manusia normal pada umumnya. Selain itu, anak indigo memiliki sifat bawaan yang pada lazimnya tidak dimiliki oleh anak usia mereka. Berikut adalah sifat yang terkesan ganjil pada pribadi anak indigo menurut Erwin, alumnus FK Unair 1967, anak indigo memiliki enam sifat [4]:
- Tingkat kecerdasan superior. Biasanya IQ mereka di atas 120. Sehingga, mereka enggan mengikuti ritual yang tidak rasional dan tidak spiritual.
- Anak indigo dapat mengerjakan sesuatu tanpa diajarkan terlebih dahulu.
- Dapat menangkap perasaan, kemauan, atau pikiran orang lain.
- Dapat mengetahui sesuatu yang tidak dapat dipersepsi oleh pancaindera di masa kini, masa lampau (post-cognition), dan masa depan (pre-cognition).
- Mengetahui keberadaan makhluk halus.
- Anak indigo tertarik pada hal-hal yang berkaitan dengan alam dan kemanusiaan.
Sejarah kemunculan Anak Indigo dan Cara Pewarisan Kemampuan Anak Indigo.
Sebagaimana yang telah disampikan di awal pembahasan, bahwa anak indigo adalah istilah baru yang ditemukan oleh seorang konselor terkemuka di AS, Nancy Ann Tappe. Dan pertama kali dipublikasikan oleh Jan Tobel dan Lee Carol dalam buku mereka The Indigo Children. Dalam klasifikasi yang baru, Nancy membahas warna indigo yang muncul kuat pada aura anak-anak yang lahir setelah 1980. Namun, pada sumber yang lain dikatakan bahwa yang termasuk ke dalam kategori anak/dewasa Indigo tidak terbatas hanya pada anak-anak yang terlahir pada era 80-an saja, namun sebagian ahli yang lain menyatakan pula bahwa anak atau seseorang yang terlahir seratus tahun yang lalu (era 1900), hingga era sekarang yang memiliki warna aura Nila atau Indigo juga bisa disebut sebagai anak/dewasa Indigo.
Menurut Dr. Tubagus Erwin Kusuma SpKj, psikiater yang menaruh perhatian pada masalah spiritualitas, anak-anak seperti itu semakin muncul di mana-mana di dunia, melewati batas budaya, agama, suku, etnis, kelompok, dan batas apapun yang dibuat manusia untuk alasan-alasan tertentu.
Fenomena itu menarik perhatian banyak pihak, karena dalam paradigma psikologi manusia, anak-anak itu dianggap “aneh”, seperti pada film ”The Sixth Sense”. Pandangan ini muncul, karena selama ini kemanusiaan telanjur dianggap sebagai hal yang statis, tak pernah berubah. Padahal, semua ciptaan Tuhan selalu berubah, sebagai hukum, masyarakat cenderung memahami evolusi tapi hanya untuk yang berkaitan dengan masa lalu.
“Fenomena munculnya anak-anak dengan kemampuan seperti itu merupakan bagian dari evolusi kesadaran baru manusia, yang secara perlahan muncul di bumi, terutama sejak awal milenium spiritual sekitar tahun 2000 yang disebut Masa Baru, The New Age, atau The Aquarian Age. Semua ini merupakan wujud kebesaran Tuhan.” tegas Erwin.[5]
Demikianlah sekilas sejarah kemunculan istilah anak indigo yang sampai saat ini cukup meramaikan jagat dunia mistis, antara pro dan kontra kebenaranya.
Namun, ada hal yang cukup menarik untuk sedikit ditelaah, secara subtansi dinamakan anak indigo, karena mempunyai kemampuan untuk bisa melihat, merasa dan melakukan yang bukan manusia umumnya alami. Ternyata pada masa salaf telah lahir seorang anak yang memiliki kemampuan sama halnya dengan anak indigo, dia adalah Ibnu Shayad. Hal itu bisa dilihat dari beberapa riwayat yang ‘masyhur’ berikut,
عَنْ ابْنِ عُمَرَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِابْنِ صَيَّادٍ فِي نَفَرٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فِيهِمْ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ وَهُوَ يَلْعَبُ مَعَ الْغِلْمَانِ عِنْدَ أُطُمِ بَنِي مَغَالَةَ وَهُوَ غُلَامٌ فَلَمْ يَشْعُرْ حَتَّى ضَرَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ظَهْرَهُ بِيَدِهِ ثُمَّ قَالَ أَتَشْهَدُ أَنِّي رَسُولُ اللَّهِ فَنَظَرَ إِلَيْهِ ابْنُ صَيَّادٍ قَالَ أَشْهَدُ أَنَّكَ رَسُولُ الْأُمِّيِّينَ ثُمَّ قَالَ ابْنُ صَيَّادٍ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَشْهَدُ أَنْتَ أَنِّي رَسُولُ اللَّهِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آمَنْتُ بِاللَّهِ وَبِرُسُلِهِ ثُمَّ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا يَأْتِيكَ قَالَ ابْنُ صَيَّادٍ يَأْتِينِي صَادِقٌ وَكَاذِبٌ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُلِّطَ عَلَيْكَ الْأَمْرُ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي خَبَأْتُ لَكَ خَبِيئًا وَخَبَأَ لَهُ
{ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ بِدُخَانٍ مُبِينٍ }
فَقَالَ ابْنُ صَيَّادٍ هُوَ الدُّخُّ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اخْسَأْ فَلَنْ تَعْدُوَ قَدْرَكَ قَالَ عُمَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ائْذَنْ لِي فَأَضْرِبَ عُنُقَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنْ يَكُ حَقًّا فَلَنْ تُسَلَّطَ عَلَيْهِ وَإِنْ لَا يَكُنْهُ فَلَا خَيْرَ لَكَ فِي قَتْلِهِ
Dari Ibnu Umar, Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Salam melewati Ibnu Shayad bersama beberapa sahabat, di antara mereka ada Umar bin Al-Khaththab, ia bermain bersama anak-anak kecil didekat Uthum bin Maghalah, ia adalah seorang budak, ia tidak merasa, hingga Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Salam memukul punggungnya lalu beliau bertanya, “Apa kau bersaksi bahwa aku utusan Allah?” Ibnu Shayad memandang beliau, ia menjawab, `Aku bersaksi bahwa engkau adalah rasul kaum ummi.` Selanjutnya Ibnu Shayad bertanya, `Apa kau bersaksi bahwa aku utusan Allah?` Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, “Aku beriman kepada Allah dan rasul-Nya.” Setelah itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bertanya, “Apa yang mendatangimu?” Ibnu Shayyad menjawab, `Seorang jujur dan seorang pendusta mendatangiku. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, “Urusan dicampur adukkan padamu.” Setelah itu Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Salam bertanya, “Aku menyembunyikan sesuatu padamu.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam ketika itu menyembunyikan kutipan ayat yang berbunyi, “Dan ingatlah ketika langit membawa asap yang nyata” (QS. Ad-dukhan: 10). Ibnu Shayyad menjawab, `Itu adalah asap.` Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, “Hinalah engkau, engkau tidak bakalan melampaui batas kemampuanmu!.” Umar berkata, `Wahai Rasulullah, izinkan aku menebas lehernya.` Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, “Bila ia benar, kau tidak akan bisa menguasainya dan bila tidak, tidak ada baiknya bagimu untuk membunuhnya.” (HR. Tirmidzi, no 2239)
Syaikh Muhammad Abdurrahman bin Abdurrahim Al-Mubakafuri (w 1353 H) menukil dua pendapat dalam mensyarah hadits ini:
Pertama Apa yang dikatakan oleh Al-Qadhi dan Ad-Daudi, “Ketika itu potongan Surat Ad-Dukhan;10 telah tertulis di atas telapak tangan Rasulullah dan beliau pun menyembunyikanya dari Ibnu Shayad dan ini pendapat yang paling sahih menurut Al-Qadhi, sehingga dengan adanya kejadian ini menunjukan kepada kebiasan seorang dukun yang disampaikan kepadanya sebuah berita dari syetan sesuai kadar berita yang di dapatkanya sebelum ia dilempari batu-batu” dan riwayat ini juga di cantumkan pula oleh imam An-Nawawi ketika mensyarah hadits ini[6]
Pendapat kedua dari shibul lum’at yang mengatakan “Bisa jadi ketika itu Rasulullah telah mengucapkanya dalam lubuk hatinya atau Rasulullah telah menyampaikan sebelum kejadian itu kepada para sahabat yang menyertainya, sehingga didengar oleh syetan maka disampaikanlah berita tersebut kepada Ibnu Shayad.”[7]
Dalam riwayat yang lain Rasulullah pernah bertanya kepada Ibnu Shayad, “Apa yang kamu lihat?” Maka Ibnu Shayyad menjawab, “Aku melihat sebuah arsy di atas air!” Lalu Rasulullahpun bersabda, “Ia melihat arsynya iblis di atas laut!” Kemudian Rasulullah bertanya kembali, “Apa yang kamu lihat lagi?” Ibnu Shayad menjawab, “Aku melihat seorang yang jujur dan dua orang pendusta atau dua orang yang jujur dan seorang pendusta.” Lantas Rasulullahpun berkata, “Urusanya telah disamarkan.” Kemudian nabi pergi meninggalkanya. (HR Muslim 2925 dan Tirmidzi 2247)
Kemudian ada satu riwayat lagi yang cukup membuktikan, bagaimana Ibnu Shayad ini bisa mengatahui tentang perkara gaib yang sebelum itu Rasulullah tidak pernah beritakan kepada para sahabatnya, yaitu tentang perkara surga,
عَنْ أَبِي مَسْلَمَةَ عَنْ أَبِي نَضْرَةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِابْنِ صَائِدٍ مَا تُرْبَةُ الْجَنَّةِ قَالَ دَرْمَكَةٌ بَيْضَاءُ مِسْكٌ يَا أَبَا الْقَاسِمِ قَالَ صَدَقْتَ
Dari Abu Maslamah dari Abu Nadhrah dari Abu Sa’id berkata, `Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bertanya kepada Ibnu Sha’id, “Tanah surga itu apa?” Ia menjawab, `Tanah yang lembut putih (seharum) kesturi, wahai Abu Al Qasim.` Beliau bersabda, “Kau benar.” (HR Muslim no 2928)
Dalam salah satu karyanya syaikh Islam Ibnu Taimiyah mendudukan tentang peribadi Ibnu shayad yang banyak para sahabat sangka bahwa ia adalah Dajjal, namun Rasul sendiri tawaquf terhadap masalah ini sampai jelaslah perkaranya. Bahwa Ibnu Shayad bukanlah seorang Dajjal, melainkan hanya seorang dukun, hal itu di buktikan ketika Rasulullah mengujinya sebagaimana hadits di atas, kemudian Rasulullah berkata kepadanya “Menyerahlah karena kamua tidak akan melampui batas kemampuanmu” maksudnya ‘sesungguhnya kamu hanyalah bagian dari para dukun’. Sementara para dukun itu mempunyai teman dari kalangan syetan yang mengkabarkan kepadanya perkara-perkara gaib yang ia curi berita dari langit, kemudian ia campuri perkara yang benar dengan yang dusta.[8]
Demikianlah bahwa kemampuan untuk mengatahui perkara gaib yang sering di nisbatkan kepada anak indigo, ternyata telah ada di masa para salafus sahlih terdahulu. Meskipun mereka tidak mengenal istilah anak indigo pada masa tersebut, melainkan sebatas yang Rasulullah kabarkan kepada mereka. Dan fakta ini juga sebagai bantahan dari hipotesa seorang konselor terkemuka di AS, Nancy Ann Tappe, Jan Tobel dan Lee Carol, bahwa kemampuan anak indigo muncul pada kisaran tahun 80-an.
Kemudian bagaimanakah peroses seorang anak indigo bisa mengatahui perkara gaib atau bisa melakuakan perkara-perkara luar biasa lainya? berpijak pada kisah Ibnu Shayad yang terjadi pada masa salaf tersebut, maka kita bisa mengambil sebuah kesimpulan berdasarkan subtansi kemampuan bahwa anak indigo memperoleh kemampuanya tidak lebih dari apa yang syetan wahyukan kepada diri si anak tersebut. Hal ini selaras dengan firman Allah Subhanallah Ta’ala,
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا
“Dan demikianlah untuk setiap nabi kami menjadikan musuh yang terdiri dari kalangan setan-setan manusia dan jin, sebagian mereka mewahyukan kepada sebagian yang lain dengan perkataan yang indah sebagai tipuan”. (Al-An’am: 112)
Para ulama tafsir banyak menyatakan bahwa ayat ini menjelaskan adanya sebuah konspirasi antara setan dari kalangan jin untuk mewahyukan atau membisikan kepada setan dari kalangan manusia dengan perkataan yang indah sebagai tipuan di hadapan manusia.[9] Tentunya untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah yang benar.
Anak indigo suatu kelebihan atau kekurangan.
Menurut ust. Ahmad Junaidi. Lc -seorang pakar terapis ruqyah ganguan jin di Rumah Ruqyah Indonesia- beliau memberikan komentar tentang fenomena anak indigo yang pernah menjamur di negeri ini, “Itu seperti kanker aqidah, harus dibuang. Kalau ada anak kecil bisa hafal al-Qur’an, itu disyukuri kelebihannya. Tapi, bisa melihat jin, seperti yang dimiliki anak indigo, dalam Islam itu tidak ada.” Karena itu, orang tua seharusnya membantu anak meninggalkan hal itu. Caranya, urai Achmad, meruqyahnya, jangan mengikuti bisikan-bisikan, jangan dimanfaatkan untuk mencari uang, dan sebagainya.[10]
Sementara dalam ilmu psikologi, anak indigo tidak ubahnya sebagai anak yang menderita ADHD (attention deficit hyperaktif disorder) atau gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH). Tanda utama dari gangguan ini adalah hilangnya atensi[11] anak dan munculnya perilaku hiperaktif serta implusif[12] (terburu-buru).[13]
Oleh karena itu tidak mengherankan bila anak indigo sering mengalami gangguan dalam menjalani kehiduannya sehari-hari semisal:
- Gangguan pada mata anak indigo.
Anak indigo yang terganggu matanya akan mampu melihat sesuatu yang tidak terlihat oleh manusia pada umumnya. Dia melihat kehadiran makhluk lain di tengah komunitas perkumpulannya, bahkan dalam kesendiriannya ia berkomunikasi dan bercanda dengan makhluk tersebut. Oleh sebab itu, anak yang terkena gangguan sejenis ini lebih suka menyendiri dan menikmati keterasingan dirinya dari khalayak ramai. Dia tidak suka kalau ada teman-teman yang menemaninya, kalaupun mau bergaul juga akan terlihat canggung dan tidak bersahabat, tatapannya hampa, penglihatannya kosong, sering melamun dan larut dalam halusinasi.
- Gangguan pada telinga anak indigo
Anak indigo yang terganggu telinganya akan mendengar bisikan-bisikan yang mengiang samar atau terdengar jelas di gendang telingnya. Biasanya bisikan itu bersifat profokatif dan negative, seperti mencegah seseorang ketika ingin berbuat kebajikan atau sebaliknya menyuruh anak tersebut berbuat nekat yang destruktif, sehingga membahayakan anak tersebut dan mengancam ketenangan orang lain. Bisikan-bisikan itu akan memprogram dan mendalangi perilaku anak tersebut, sehingga lakunya akan kelihatan asing, aneh dan nyeleneh.
- Anak Indigo Mengobati orang yang sakit
Inilah yang sering terjadi di masyarakat, dengan munculnya tabib-tabib cilik atau julukan lain anak indigo yang tanpa melewati masa belajar atau menelaah kitab-kitab kedokteran, mendadak bisa mengobati orang-orang sakit dengan cara-cara yang kadangkala di luar ilmu kedokteran itu sendiri, atau di luar nash syari yang telah di ajarkan Nabi Muhammad kepada para sahabatnya. Seperti, mencelupkan sebuah batu ke dalam air kemudian air celupan tersebut diyakini memiliki khasiat untuk meyebuhkan berbagi macam penyakit, atau meminum hasil jamasan anggota badan si anak indigo atau macam lainya yang semua cara-cara tersebut secara naluri ilmiyah tidak mungkin bisa, apa lagi secara syariat sangat tidak di ajarkan.
- Sering menangis dan rewel
Anak yang diyakini indigo yang sering menangis dan rewel, terutama di malam hari kemungkinan ada unsur gangguan jin pada dirinya. Entah dia melihat sesuatu yang menyeramkan atau terlintas olehnya bayang-bayang yang menggoda dan menakut-nakutinya. Atau bisa juga dia mendengar bisikan-bisikan yang bernada ancaman yang menganggu ketenangan tidurnya[14]
Pandangan Syariat Tentang Fenomena Anak Indigo.
Berdasarkan penelitian di atas, setidaknya telah memberikan sedikit gambaran bahwa anak indigo yang di klaim memiliki indera ke-enam dengan kemampuan bisa menerawang masa depan, mengobati orang sakit, atau melihat apa yang tidak biasa orang lihat seperti melihat penampakan makhluk halus yang sering disangka sebagai perwujudan roh orang yang sudah mati.
Sejatinya, Islam tidak mengenal istilah anak indigo “Dalam literatur Islam, istilah indigo tidak dikenal” Demikianlah, Menurut Wakil Sekretaris Fatwa Majelis Ulama Indonesia Pusat, KH. Aminuddin Ya’qub kepada hidayatullah.com, Jum’at (23/12/2011). Meskipun demikian islam memiliki tinjaun khusus terhadap masalah ini:
Pertama; Islam tidak menolak realita, tentunya peta relita yang dimaksud mempunyai karateristik tersendiri, jika realita yang dimaksud adalah relita syar`i sebuah keterangan yang datang dari Al-Quran dan As-Sunnah yang shahih. Maka perkara ini tidak boleh dibantah, meskipun perkara tersebut ada secara kasat mata. Contoh dalam riwayat Bukhari bab tafsir surat An-Najam, bahwa Malaikat Jibril Memiliki 600 sayap.[15] Meskipun, perkara ini ada secara kasat mata kita tetap diwajibkan mengimani adanya hal tersebut. Selanjutnya, jika realita itu bersifat kauniyah yaitu sebuah kejadian yang Allah ciptakan di alam semesta ini, misalnya ada seorang yang melihat hal aneh, seperti ada ranting pohon yang menjalar membentuk kalimat jalalah Allah, kemudian ia foto lalu di-share, dan ini adalah nyata. kita tidak bisa meyangkal hal terebut, karena ia memiliki bukti tentang itu.
Penyimpangan terhadap dua realita di atas, kita sebut berita dusta. Jika berita dusta itu terkait masalah syariat atau keyakinan, seperti ada seorang yang mengatakan hari minggu di bulan Desember tanggal 25 akan terjadi bencana besar, berita ini termasuk dalam ranah gaib, dan akal manusia tidak bisa menjangkau perkara tersebut. Maka dalam masalah ini harus dikembalikan kepada bukti, baik dalil ilmiah atau nash sharih dari Al-Quran dan As-Sunnah, jika dari tiga sumber tesebut tidak di dapatkan pembuktian maka kita tidak harus mempercayainya.
Pandangan kedua; setelah di melalui kajian dalil ternyata kemampuan anak indigo tak ubanya seperti seorang nabi. Karena, hanya Nabi-lah yang mampu mengerjakan kemampuan-kemampuan di atas, dengan bimbingan wahyu dari Allah Ta’ala semata. Padahal, dalam akidah Islam tiada nabi setelah Rasulullah Muhammad Shalallahu alaihi wa salam.
Kembali pada peta realita, berbagai kemampuan ‘hebat’ dalam daftar di atas, jelas bukan termasuk realita kauni. Karena, kita tidak pernah menyaksikan proses anak indigo itu mengekspresikan kemampuannya. Yang kita lihat hanyalah, dia berbicara sendiri dengan tembok, pohon atau benda lainnya, atau dia menatap dengan pandangan nanar kemudian melakukan reaksi tertentu, atau dia ngomong tanpa beban kemudian menyampaikan masa depan, atau dia menceritakan halusinasi dalam pikirannya.
Anak indigo siapapun dia, tetaplah manusia biasa. Dia tidak akan melampaui batas kemampuannya sebagai manusia. Semua kemampuan di atas, sejatinya tidak mungkin dimiliki manusia selain Nabi yang mendapat wahyu dari Allah. Allah berfirman,
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ
“Katakanlah: “tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah..”
Di ayat lain, Allah juga menegaskan,
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا ( ) إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا
“Dia adalah Tuhan yang mengetahui yang ghaib, dan Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya. Sesungguhnya Dia Mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan dibelakangnya.” (QS. Al-Jin: 26 –27)
Kalau begitu siapakah yang dilihat oleh anak indigo sebagai makhluk halus tersebut? Jika memang pengakuannya demikian, maka ada dua kemungkinan: pertama, anak indigo ini melihat malaikat atau jin, kalupun malaikat yang dilihatnya jelas suatu yang tidak mungkin karena malaikat pada dasarnya hanya melakukan tugas yang amat penting kepada hamba-hamba Allah yang terpilih guna menyampaikan wahyu, dan tentunya perkara ini sudah berakhir pada masa diutusnya Rasulullah Sallahu alaihi wa salam, maka kemungkinan yang pasti adalah anak indigo ini melihat jin. Sebagaimana Allah Ta’ala tegaskan,
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ
“Sesungguhnya dia (iblis) dan kabilahnya (semua jin) bisa melihat kalian dari suatu tempat yang kalian tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al-A’raf: 27).
Inilah sifat asli jin meskipun ia tidak terlihat oleh mata manusia, tapi ia mampu memperlihatkan wujudnya dalam bentuk makhluk lainya, seperti yang banyak didapati dalam kehidupan para salaf terdahulu.[16]
Tentunya, jin melakukan hal tersebut bukan tanpa tujuan, sesumbar Iblis tempo dulu dihadapan Allah untuk menyesatkan manusia dari jalan yang lurus benar-benar ia akan realisasikan, dengan munculnya anak indigo adalah embrio awal untuk menggiring manusia kepada lembah kesyirikan, yang pada akhirnya manusia akan meyakini ada yang lebih berkuasa selain Allah. Dengan menggantungkan harapan serta keyakinan kepada anak indigo. Sehingga, tidak heran jika anak indigo punya kemampuan di luar kemampuan manusia, padahal kemampuan itu tidak lebih sebagai gangguan pada diri anak indigo supaya mereka terkesan hebat di mata manusia.
- Korelasi Anak Indigo dan Dukun.
Berdasarkan sekilas kajian di atas, bahwa anak indigo adalah embrio awal yang dipersiapkan para jin kufur untuk menjerumuskan manusia ke lembah kesyirikan agar mereka bisa menjadi temannya di nereka Jahanam kelak.
Hal ini, diperparah dengan munculnya syubhat di tengah-tengah publik bahwa anak indigo tidak sama dengan dukun atau paranormal lainya, alasanya bahwa kemampuan anak indigo itu alamiah tanpa peroses semedi atau memuja yang banyak dikenal masyarkat sebagai wasilah untuk memiliki kemampuan khusus sakti mandara guna. Dengan alasan demikianlah, mereka tidak menerima bahwa anak indigo dikatakan sebagai dukun atau para normal seperti lazimnya.
Padahal, jika diamati dengan kaca mata syariat di antara keduanya tidaklah ada perbedaan, keduanya sama-sama mengaku mengatahui perkara gaib, kemudian mendakwahkanya, dan sama-sama bisa melihat sesuatu yang tidak bisa manusia lihat pada umumnya atau yang lebih mereka sebut sebagai penampakan makhluk halus.
Namun, untuk menimbang hukum pribadi anak indigo apakah sama dengan dukun yang telah divonis oleh syariat sebagai orang yang melakukan dosan besar? setidaknya ada dua rincian yang perlu diperhatikan:
Pertama; jika sang anak indigo tidak mendakwahkan atau mengambil manfaat terhadap apa yang dimilikinya dan ia berusaha untuk sembuh dari semua ini, maka ia tidak bisa di samakan posisinya dengan seorang dukun, karena ia sama saja seperti seorang yang terkena penyakit yang harus segera diobati.
Kedua: jika sang anak indigo dengan apa yang dimilikinya justru mendakwahkanya, bahkan mengambil manfaat dari usahnya itu, maka ia bisa diposisikan sebagimana hukum dukun pada umumnya. Bahwa ia telah melakukan dosa besar meskipun kemampuan yang ia dapatkan tidak sama dengan cara para dukun mendapatkanya.[17] Dan orang yang mendatangi anak indigo untuk bertanya dan meminta bantuan kepadanya, maka sama halnya ia telah mendatangi seorang dukun, tentunya ancaman syariat juga berlaku pada kasus seperti ini
Jika ia hanya menayakan suatu perkara gaib, maka shalatnya selama 4o hari tidak akan diterima
من أتى عرافا فسأله عن شئ لم تقبل له صلاة أربعين يوماً
“Barangsiapa yang mendatangi dukun kemudian menayakan tentang suatu perkara, maka shalatnya tidak akan diterima selama 40 hari” (HR. Muslim)
Dan jika ia menayakan dan membenarkan apa yang dikatakan anak indigo maka ia telah kufur terhadap risalah Nabi Muahammad shallahualihi wasalam.
من اتى عرافا أو كاهنا فصدقه بما يقول فقد كفر بما انزل على محمد صلى الله عليه وسلم
“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal atau dukun kemudian membenarkan apa yang dikatakannya, maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallahualihi wasalam ” (HR. Muslim)
Banyak Fakta membuktikan bahwa anak indigo yang mendakwahkan dan mengambil manfaat dari kemampuanya, pada akhirnya ia akan bertingkah dan berperilaku layaknya seorang dukun:
- Andi
Umur 8 tahun tinggal di Bekasi, kemampuanya bisa melihat makhluk halus dan yang sering dilihatnya adalah anak kecil botak berkepala hitam, dan wanita tua. Kemampunya semakain tajam ketika ia sering diminta oleh uwaknya yang mengaku mampu melihat makhluk halus juga, untuk menangani setiap orang yang punya masalah, dengan menyebutkan jin apa saja yang sering menggu orang tersebut.[18]
- Irgi
Anak indigo dari Banyuwangi, tepatnya di desa Kedung Rejo, Kec. Muncar Banyuwangi. Umurny baru 8 tahun, keanehan yang dimilikinya, mengaku bisa bicara dengan makhluk halus yang tidak bisa dilihat orang sekitarnya dan juga mengaku sebagai renkarnasi seorang perofesor yang berasal dari Surabaya yang meninggal di Jakrata pada tahun 2003. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya coretan-coretan seperti rumus di dalam kamarnya dan memang disekolahnya, ia terbilang cerdas dalam bidang matematika. Kemudian kemampuan yang dimiliki irgi juga bisa mengobati orang sakit dengan cara dijambak atau memukul pasiennya.[19]
- Descka Puteri Anastasya
Descka Puteri Anastasya, anak indigo yang berasal dari kawasan Pondok Raya, Mampang, Jakarta Selatan. Kemampuannya adalah mengaku bisa melihat dan berbicara dengan anggota keluarganya yang sudah meninggal dan meramalkan masa kejadian yang akan terjadi. kemampuannya ini terlihat ketika ia baru menginjak usia 2,5 tahun.
- Naomi Angelia.
Naomi Angelia sendiri pernah diundang dua kali dalam sebuah acara ‘bukan empat mata’ yang diaktori Tukul Arwana. Kemampunnya adalah bisa melihat masa depan dan memperediksi apa yang bakal terjadi, seperti pengakuanya pada 10 oktober 2014 bahwa indonesia akan di pimpin oleh seseorang yang terkesan sederhana yang di sinyalir itu adalah jokowi, kemudian pada masanya masih terjadi berbagai macam kersisi disegala lini.[20]
- Ponari
Ponari, dukun cilik asal Dusun Kedungsari, Desa Balungsari, Kecamatan Megaluh, Jombang, Jawa Timur. Ciri khasnya adalah sebuah batu milikinya yang mampu memberikan khasiat tertentu seperti mengobati dan wasilah tabaruk lainya. Selama melakoni perofesinya ini dari tahun 2009, ia berhasil meraup untung sebanyak 1 miliyar.[21]
Cara Mengobati Anak Indigo
Mengobati anak indigo sama halnya mengobati orang yang mendapat gangguan jin pada tubuhnya, karena memang kemampuan anak indigo tidak ubahnya seperti orang yang diganggu atau dikendalikan dirinya oleh jin, tentunya ruqyah syar`iyah adalah solusi yang tepat dalam menangani masalah tersebut, berikut langkah-langkah yang bisa ditempuh dalam pengobatan anak indigo yang sesuai syariat:[22]
Tahap pertama;
- Sediakan suasana yang kondusif, yaitu dengan mengeluarkan gambar-gambar bernyawa dari rumah anak indigo agar malaikat rahmat bisa memasukinya.
- Jika si anak memiliki jimat yang menempel pada badanya atau yang ia simpan maka harus dimusnahkan.
- Mengosongkan tempat pengobatan dari unsur nyanyian dan alat music.
- Mengosongkan tempat dari hal-hal yang melanggar syariat islam, seperti lelaki yang memakai emas atau perempuan yang tidak berjilbab.
- Memberikan arahan akidah yang benar, kepada si anak beserta keluarganya, sehingga mereka mampu menjernihkan hati untuk berserah diri kepada Allah Ta’ala, bahwasanya kemampuan si anak tidaklah dibenarakan dalam syariat.
Tahap Kedua;
Membacakan kepada si Anak, boleh pula orang tuanya dengan ayat-ayat atau doa-doa yang ma’tsur seperti Al-Fatihah: 1-7, Al-Baqarah: 1-5/163-1564/255-267/285-286, Al-A’raf: 54-56, Ash-Shaffat: 10-20, Al Ahqaf: 29-32, Ar-Rahman: 33-36, Al-Jin: 1-9, Al-Ikhlas: 1-4, Al-Falaq: 1-5, An-Naas: 1-6. Adapun doa-doa dari hadits nabawi maka bisa membaca doa sperti berikut ini:
أَعُوذُ بِاللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ مِنْ هَمْزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفْثِهِ
“Aku berlidung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari setan yang terkutuk, dari godaan, tiupan dan bisikannya” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Majah)
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقَابِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ وَأَنْ يَحْضُرُونِ
“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kemurkaan-Nya, hukuman-Nya, dari kejahatan hamba-Nya dan dari bisikan setan saat mereka hadir” (HR. Abu Daud, Malik, dan Ahmad)
بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ اللَّهُ يَشْفِيكَ بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ
“Dengan nama Allah aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu dan dari kejahatan segala makhluk atau kejahatan mata yang dengki. Allah lah yang menyembuhkanmu. Dengan nama Allah aku meruqyahmu.” (HR. Muslim)
Tahap ketiga :
- Ajarkan kepada anak jika telah baligh, untuk menjaga shalat lima waktu.
- Tidak sering mendengar nyayian, atau melihat televisi.
- Ajak dan ajarkan anak tentang doa-doa perlindungan.
- Biasakan anak untuk beramal shalih pada
- Memberikan pergaulan yang baik pada anak dengan mengenalknya dengan anak-anak yang shalih dan menjauhkanya dari orang-orang rusak akhlaknya.
Fenomena anak indigo sejatinya adalah kondisi tidak normal. Baik karena, sebab ADHD (attention deficit hyperaktif disorder) atau melihat jin. Karena, normalnya manusia hanya bisa berinteraksi dengan sesuatu yang bisa memberikan respon kepadanya. Jika sebabnya karena gangguan kejiwaan, bisa dilarikan ke ahli penyakit terkait, sehingga bisa dilakukan penanganan.
Demikian pula jika indigonya disebabkan oleh perbuatan jin, juga termasuk kondisi tidak normal. Karena, dalam kondisi normal, sejatinya mansuia tidak bisa melihat jin. Ketika ada ora ng yang melihat jin, berarti dia tidak normal, kasus semacam ini perlu dinormalkan (diobati). Melihat jin, berarti ada jin yang sedang membuat makar terhadap anak tersebut dengan mengambil manfaat di kemudian hari, agar bisa menjadi antek-anteknya dalam menjerumuskan manusia ke jalan kesesatan. Oleh sebab itu, perbuatan seperti ini harus di cegah dengan cara diobati berupa terapi ruqyah syar`i, karena cara inilah yang paling ampuh berdasarkan nash-nash syar’i yang telah di sebutkan.
[1] .http://www.tribunnews.com/nasional/2014/12/25/juni-2014-ramalan-anak-indigo-soal-jokowi-hingga-praktik-prostitusi-terselubung-para-artis
[2]. Wikipedia offline
[3] Skripsi; Vita Permana S. Parathon, Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Indigo, (Jawa Timur: UPN ‘Universitas Pembangunan Nasional’ “veteran” 2010) hlm, 27-28
[4] . http://www, tahu_lebih_jauh_tentang_anak_indigo, html
[5] . http://bidanku.com/7-ciri-ciri-anak-indigo-berdasarkan-fisik-dan-psikologi
[6] Lihat; Imam Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Syarah Sahih Muslim, (Bairut: Dar Kutub Al-Ilmiah, 2000) Vol, II. Hlm, 39.
[7] Syekh Muhammad Abdurrahman bin Abdurrahim Al Mubakafuri, Tuhfatul Ahwadzi, (Bairut: Dar Al-Fikr, 1995) vol. VI hlm. 441
[8] Shalih bin Abdul Aziz bin Muhammad Alu Syekh, Syarah Kitab Al-Furqon Baina Auliya Ar-Rahman wa Aulia Asy-Syaithan li Syekhul Islam Ibnu Taimiyah, (Iskandariyah: Maktabah Dar Al-Hujjah, 1433 H) Hlm, 344.
[9] Lihat; Ibnu katsir, Tafsir Al-Quran Al-Adzim, (Kairo: Al-Maktabah At-Taufiqiyah, ) vol, III hlm, 231 Abdurrahman jalaludin As-Suyuthi, Ad-Durur Al-Manshur fi Tafsir Al-Ma’tsur, (Bairut: Dar Al-Fikr, 1993) vol, III. hlm, 342. Atau Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari, Jami’ Al-Bayan an Takwil Ayil Al-Quran, (haratu harik: Dar Al-Fikr, 2001) vol, V. hlm, 3536.
[10] www. Ummi_mampu melihat yang gaib kelebihan atau kekurangan, htm.
[11] Atensi: yaitu perilaku hilang atau beralihnya perhatian, dan kesulitan mengorganisai tugas-tugas.
[12] Hiperaktif-implusif : yaitu perilaku yang tidak terkendali atau terburu-buru yang berlebihan.
[13] Aini Mahabati, Mengenali Gangguan Attention Deficit Hyperaktif Disorder pada Anak, (yogyakarta: majalah Wuny, edisi mei 2013) hlm, 15.
[14]. http://info2apaaja.blogspot.co.id/2015/05/5-tipu-daya-jin-pada-anak-indigo-nurul.html
[15]. Sahih Al-Bukhari, Bab Tafsir Surat An-najam 4478, versi maktabah syamilah
[16] Kemampuan itu disebut dengan tasyakul, lihat Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin jibrin, Syarah Kitab Akidah Ahlu Sunnah Li Jibrin,(versi maktabah syamilah) Vol, XVIII. Hlm, 15. Al-Qadhi Abu Ya’la, muhammad bin Husain bin Fara’ berkata, “Mereka (jin) hanya di ajarkan Allah beberapa kalimat dan beberapa amalan, jika mereka mengamalkan dan mengucapkan kalimat tersebut, Allah akan mengubah wujudnya ke bentuk yang lain.” Wahid Abdussalam Bali, wiqayat Al Insan Minal Jin wa Asy-Syaithan, (Kairo: Maktabah At-tabiin, 1997) hlm, 37
[17]. Hukum peribadi seorang dukun adalah kafir, karena mereka sudah menjadi walinya syaithan. Lihat Abu Ashim, Mukhtasar Ma’arijul Qobul Bisyarhi Sulami Al-Wusul Ila Ilmi Ushul, (Riyadh: Maktabah Al-Kautsar, 1418 H) hlm151. Dan syekh Ahmad bin Abdurazaq Ad-Dausi, Fatawa Lajanah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah wal Ifta, (Riyadh: Dar Ashimah, 1419 H) vol, I. hlm, 581.
[18] http://ghoib-syariyyah.blogspot.com/2012/05/anak-indigo-bertingkah-aneh-karena.html
[19] http://cahayagusti.blogspot.co.id/2014_03_01_archive.html
[20] http://forum.detik.com/naomi-bocah-indigo-ramal-pemerintahan-jokowi-t1112174.html
[21] http://www. sindoNews, ponari anak indigo beranjak dewasa. Html dan www. http://Detik News, jejak ponari si dukun cilik. com
[22] Disarikan dari kitab, Wahid Abdusalam Bali, Wiqayatul Insan Min Al-Jin Wa Asy-Syaithan, (Kairo: Maktabah At-tabiin, 1997) hlm, 78. Doktor Khalid bin Abdurrahman Al-Juraisi, Al-Hadzru min As-Sihri, (Riyadh: Muasasah Al-Juarisi litanwi’ Wal I’lan) hlm, 310-340