Ketika Amar Ma’ruf Nahi Munkar Ditinggalkan
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
“ kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. [QS Al Imron:110]
Berkaitan dengan ayat di atas, Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan dari Durrah binti Abu Lahab, ia berkata: “ ada seseorang berdiri menghadap Nabi, ketika itu beliau berada di mimbar, lalu orang itu berkata, “ Ya Rasulullah, siapakah manusia terbaik itu?’ Beliau bersabda: `Sebaik-baik manusia adalah yang paling hafal al-Qur’an, paling bertakwa kepada Allah, paling giat menyuruh berbuat yang ma’ruf dan paling gencar mencegah kemunkaran dan paling rajin bersilaturahmi di antara mereka.” (HR. Ahmad)
Syaikh As-Sa’di rahimahullah menambahkan, “Allah memuji umat ini dan Dia mengabarkan bahwa mereka adalah umat terbaik yang Allah lahirkan untuk manusia. Hal ini karena mereka menyempurnakan diri mereka dengan iman, yang mengharuskan mereka untuk menunaikan semua perintah Allah dan karena mereka menyempurnakan orang lain dengan cara amar ma’ruf nahi munkar, yang di dalamnya terkandung dakwah ke jalan Allah,kesungguhan mereka di dalam dakwah tersebut dan mengerahkan seluruh kemampuan mereka di dalam mengembalikan manusia dari kesesatan dan kesalahan mereka (menuju ke jalan hidayah)”.
Secara lugas, ayat ini menegaskan bahwa kemuliaan umat Muhammad salah satunya disebabkan karena adanya amar ma’ruf nahi munkar. Sebaliknya, akan terjadi banyak sekali akibat buruk yang menimpa umat ini apabila mereka meninggalkan hal ini, maka, dan di antara dampak-dampak tersebut adalah:
1. Rusaknya tatanan masyarakat, baik ekonomi maupun politik.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan permisalan tentang hal ini dalam hadits riwayat Imam Bukhari dari sahabat Nu’man bin Basyir Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَثَلُ القَائِمِ في حُدُودِ اللهِ وَالوَاقعِ فِيهَا ، كَمَثَلِ قَومٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ فَصَارَ بَعْضُهُمْ أعْلاها وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا ، وَكَانَ الَّذِينَ في أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوا مِنَ المَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقهُمْ ، فَقَالُوا : لَوْ أنَّا خَرَقْنَا في نَصِيبِنَا خَرْقاً وَلَمْ نُؤذِ مَنْ فَوقَنَا ، فَإِنْ تَرَكُوهُمْ وَمَا أرَادُوا هَلَكُوا جَميعاً ، وَإنْ أخَذُوا عَلَى أيدِيهِمْ نَجَوا وَنَجَوْا جَميعاً
“Perumpamaan orang yang menegakkan hudud (hukum) Allah dan orang yang melanggarnya adalah seperti suatu kaum yang melakukan undian di atas kapal, maka sebagian mereka mendapatkan bagian di lantai atas dan yang lain di lantai bawah. Maka apabila yang berada di lantai bawah hendak mengambil air, mereka melewati orang-orang yang berada di lantai atas. Maka mereka pun berkata-kata seandainya kami melubangi yang menjadi bagian kami (bagian bawa kapal), tentu kami tidak mengganggu orang-orang yang di atas kami (karena tidak melewati mereka ketika mengambil air). Maka apabila mereka dibiarkan melakukan apa yang mereka inginkan, maka binasalah semuanya, dan apabila mereka dicegah (dari niatnya), maka selamatlah mereka dan selamatlah seluruh penghuni kapal.” (Al-Bukhari)
2. Hilangnya rasa aman, baik di tingkat pribadi maupun masyarakat.
Salah satu fungsi amar ma’ruf adalah mengajak manusia untuk mengikuti petunjuk Allah. Karena dengan mengikuti petunjuk Nya, maka selamatlah manusia dari kubangan syahwat dan syubhat, keduanya adalah pangkal dari kejahatan di muka bumi ini.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
..فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَايَضِلُّ وَلَا يَشْقَى .وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكاً وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“…. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripadaKu, lalu barangsiapa mengikuti petunjukKu, ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta“. (QS. Thaha: 123-124)
3. Munculnya bencana alam berupa , paceklik, kekeringan dan hilangnya keberkahan pada rizki.
Hal ini dikarenakan merebaknya kemaksiatan yang dilakukan dan tidak ada upaya untuk menasehati dan mendakwahi mereka untuk meninggalkan kemaksiatan. Sehingga jauh dari nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan yang keduanya merupakan sebab turunnnya barokah dari Allah. sebagaimana firman Allah:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Al-A’raf: 96)
4. Tidak dikabulkannya do’a,
Hal ini ditunjukkan oleh sabda Nabi,
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَاباً مِنْ عِنْدِهِ ثُمَّ لَتَدْعُنَّهُ فَلاَ يَسْتَجِيبُ لَكُمْ
“Demi yang jiwaku di tanganNya hendaklah kalian beramar ma’ruf dan nahi munkar, atau (kalau tidak) hampir-hampir Allah akan menurunkan adzab kepada kalian kemudian kalian kemudian kalian berdo’a dan tidak dikabulkan.”
5. Turunnya berbagai macam musibah, baik yang nampak maupun yang tersembunyi.
Apabila dalam suatu negeri tidak ditegakkan amar ma’ruf dan tidak ada pengingkaran terhadap kemungkaran dan kemaksiatannya. jika kemaksiatan dilakukan sembunyi-sembunyi, maka dampaknya hanya untuk pelakunya saja. Namun apabila dilakukan dengan terang-terangan dan tidak ada yang mengingkarinya, maka dampaknya akan menimpa seluruh manusia, ini
sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Anfal: 25.
وَاتَّقُواْ فِتْنَةً لاَّ تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنكُمْ خَآصَّةً وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaanNya.”(Al-Anfal: 25)
Maka tidaklah terjadi musibah dan fitnah yang menimpa kaum Muslimin di seluruh penjuru dunia saat ini, melainkan karena tersebarnya kemaksiatan dan kebanyakan manusia tidak peduli lagi dengan amar ma’ruf nahi munkar. Oleh karena itu Allah berfirman:
وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ
“Dan Rabbmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim,sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Hud: 117)
6. Turunnya laknat, dijauhkan dari rahmat.
Karena laknat tidak akan terjadi melainkan karena seseorang melakukan dosa besar. Dan Allah telah mengabarkan bahwasanya Dia telah melaknat orang-orang sebelum kita yaitu Bani Isra`il karena mereka meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar. Allah Ta’ala berfirman,
لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِن بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَواوَّكَانُواْ يَعْتَدُونَ كَانُواْ لاَ يَتَنَاهَوْنَ عَن مُّنكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُواْ يَفْعَلُونَ
“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan ‘Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (Al-Ma`idah:78-79)
Semoga Allah Ta’ala memberi kekuatan kepada kita untuk selalu menegakkan amar ma’ruf dan nahi mungkar. Allahu al musta’an [ydsui/Tengku Azhar]