Menyemai Kebaikan Pasca Ramadhan
Oleh Hamzah Saifuddin (Staf Ma’had Aly An-Nuur)
اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ أَكْبَرُ
اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ؛ الذي فرض الصِّيَامَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ، وَجَعَلَهُ مِنْ شَرَائِعِ الدِّينِ، وَرَتَّبَ عَلَيْهِ الْأَجْرَ الْعَظِيمَ نَحْمَدُهُ حَمْدًا كَثِيرًا، وَنَشْكُرُهُ شُكْرًا مَزِيدًا
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ؛ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ؛ صلَّى اللهُ عليه وعلى آلهِ وصحبِهِ الكرامِ والتابعينَ لهُم بإحسانٍ إلى يَومِ القِيامةِ، وسَلَّمَ تَسليمًا كثيرًا
فَيَا أَيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ اَّلذِيْنَ رَضُوْا بِاللهِ رَبًّا وَبِاْلِإسْلامِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا وَرَسُوْلًا، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَا نَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُؤْمِنُوْنَ اْلمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ عَزَّ مَنْ قَائِل
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا`يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمً
وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هٰذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ، وَعِيْدٌ كَرِيْمٌ، أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ، وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّيَامَ، فَهُوَ يَوْمُ تَسْبِيْحٍ وَتَحْمِيْدٍ وَتَهْلِيْلٍ وَتَعْظِيْمٍ ، فَسَبِّحُوْا رَبَّكُمْ فِيْهِ وَعَظِّمُوْهُ وَتُوْبُوْا إِلَى اللهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هو الْغَفُوْرُ الرَّحِيمُ
Download PDF di sini.
Khutbah Pertama
Allahu Akbar (3x) La Ilaha Illallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar Wa Lillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah
Tidak ada kalimat yang paling pantas untuk diucapkan seorang hamba pada momentum mulia di pagi ini melainkan kalimat hamdalah. Kita ucapkan sebagai bentuk syukur atas beribu kali nikmat Allah ﷻ yang kita rasakan, sehingga kita bisa hadir dan menikmati kebahagiaan Idul Fitri bersama orang-orang yang dicintai.
Pada hari yang mulia ini, kami haturkan doa
تَقَبَلَ الله مِنَّا وَمِنْكُم
“Semoga Allah menerima amal shalih kami dan anda sekalian.”
Semoga shiyam kita, sujud kita, tilawah kita, sedekah kita, dan amal shalih lainnya diterima serta menjadi catatan amal kebaikan yang memberatkan timbangan kebaikan kita di akhirat kelak. Amin ya rabbal ‘alamin.
Allahu Akbar (3x) La Ilaha Illallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar Wa Lillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah
Pagi hari ini kaum muslimin berkumpul, bertakbir, bertahmid, bertahlil serta bergembira untuk memenuhi panggilan Allah ﷻ yang mulia ini. Takbir, tahmid, serta tahlil yang diserukan kaum muslimin adalah sebagai bentuk syukur atas anugerah kemudahan untuk melaksanakan kewajiban yang agung berupa berpuasa di bulan Ramadhan.
Sebagaimana firman Allah ﷻ
وَلِتُكۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ
“Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185)
Di sisi lain kaum muslimin semua juga berharap, berdoa, dan menginginkan untuk menggapai kemenangan puncak nanti. Yaitu ketika kita semua berdiri menghadap-Nya dengan membawa tabungan pahala puasa serta amal ibadah lainnya yang kita usahakan pada bulan Ramadhan ini.
Sebagaimana sabda dari baginda Rasulullah Muhammad ﷺ yang diriwayatkan Muslim
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ؛ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ
“Bagi orang yang berpuasa itu mendapatkan dua kebahagiaan; Bahagia ketika berbuka puasa dan Bahagia ketika berjumpa dengan Rabb-Nya.” (HR. Muslim)
Ibnu Rajab Al-Hambali berkata bahwa seorang hamba akan Bahagia ketika mendapati tabungan pahala puasa di sisi-Nya.
Allahu Akbar (3x) La Ilaha Illallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar Wa Lillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah
Saat Ramadhan datang, kita berharap agar bisa menjadi hamba yang dijanjikan oleh Allah ﷻ, yaitu hamba yang bertakwa. Hal tersebut haruslah tetap kita jaga meskipun bulan Ramadhan berakhir.
Maka target kita setelah Ramadhan usai adalah berusaha menjadi hamba Allah ﷻ yang lebih baik. Sebab sudah menjadi sebuah fenomena bahwa tatkala Ramadhan usai, banyak di antara manusia yang terlena dari beramal shalih yang telah dibiasakan.
Tentu hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak baik. Oleh karenanya, khatib mengingatkan kepada diri khatib pribadi dan kepada jama’ah sekalian sebuah hadits yang mengingatkan manusia untuk tetap menjadi pribadi yang baik meskipun Ramadhan telah usai.
Suatu saat Rasulullah ﷺ sedang berkhutbah di atas mimbar, tiba-tiba ada salah seorang sahabat yang berdiri lalu bertanya kepada beliau,
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرُ النَّاسِ أَقْرَؤُهُمْ وَأَتْقَاهُمْ وَآمَرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَأَنْهَاهُمْ عَنْ الْمُنْكَرِ وَأَوْصَلُهُمْ لِلرَّحِمِ
“Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling baik?” Beliau bersabda, “Manusia yang paling baik adalah yang paling mengerti (kitabullah), paling bertakwa, paling sering amar ma’ruf nahi munkar, dan yang paling sering menjalin tali silaturahmi.” (HR. Ahmad, 26165)
Allahu Akbar (3x) La Ilaha Illallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar Wa Lillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah
Pasca Ramadhan berlalu, maka kita harus senantiasa berusaha untuk menyemai kebaikan. Adapun empat kebaikan yang bisa kita raih sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ adalah sebagai berikut.
Kebaikan pertama adalah memahami Al-Qur’an.
Kebaikan yang diraih oleh orang yang pandai dalam membaca Al-Qur’an adalah Allah ﷻ tidak akan menyesatkan dan membinasakan seorang hamba. Sebagaimana firman Allah ﷻ,
فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ
“(ketahuilah bahwa) Siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (QS. Thaha: 123)
Dikutip dari kitab tafsirnya Imam Al-Baghawi, Ibnu Abbas memberikan penjelasan yang bagus dari ayat diatas, beliau berkata, “Siapa saja yang membaca Al-Qur’an dan mengikuti apa yang difirmankan di dalamnya, maka Allah ﷻ akan memberikan hidayah kepadanya di dunia dan menjaganya pada hari kiamat dari hisab yang buruk.”
Kebaikan yang didapatkan adalah Allah ﷻ akan menjaga mereka melalui hidayah yang senantiasa menjaga dari kesesatan. Maka tatkala ia berhadapan dengan perbuatan yang tidak benar maka Allah ﷻ akan membentengi mereka. Seakan-akan Allah ﷻ tidak ridha jika hamba-Nya melakukan perbuatan buruk.
Perihal tersebut Allah ﷻ karuniakan atas dasar kecintaan mereka berakrab-akrab dengan Al-Qur’an, maka dari itu sedekat apapun ia dengan Al-Qur’an maka sedekat itu pula hidayah Allah ﷻ dengan dirinya.
Ibnu mas’ud pun mengabarkan bahwa siapa saja yang ingin mengetahui tolak ukur kecintaannya kepada Allah ﷻ dan Rasul-Nya, maka dilihat dari sedekat apa ia dengan Al-Qur’an, sesering apa ia berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Penjagaan Allah ﷻ kepada orang-orang yang pandai dalam membaca Al-Qur’an adalah balasan dari Allah kepada mereka, karena mereka cinta dengan Al-Quran, sering berinteraksi dengan Al-Quran, berusaha menjalankan apa yang Allah firmankan di dalam Al-Qur’an.
Allah ﷻ jaga mereka lantaran Al-Quran yang mereka baca dan amalkan.
Allahu Akbar (3x) La Ilaha Illallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar Wa Lillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah
Kebaikan kedua, bertakwa kepada Allah ﷻ.
Orang yang paling baik di sisi Allah ﷻ bukanlah orang-orang yang terlahir dari nasab tertentu, bukan pula ditentukan dari faktor ekonominya, akan tetapi mereka yang paling bertakwa kepada-Nya. Allah ﷻ berfirman
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya orang-orang yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.” (QS. Al-Hujurat: 13)
Orang bertakwa di dalam Islam merupakan orang yang mulia, banyak sekali kemuliaan mereka yang difirmankan oleh Allah di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Maka dari itu, mereka adalah hamba yang spesial di sisi Allah, kemuliaan mereka senantiasa melekat dengan dirinya selama ia menjaga ketakwaan.
Derajat dan kemuliaan yang mereka dapatkan menjadikan mereka orang yang baik, dengan ketakwaan yang mereka miliki menghiasi diri mereka, sehingga tampak keshalihan dan pancaran kebaikan darinya.
Allah ﷻ berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu.” (QS. Al Ahzab: 70-71)
Dalam ayat ini, salah seorang ahli tafsir bernama Muqotil bin Sulaiman memberikan penjelasan yang menarik, bahwa orang-orang yang bertakwa akan Allah murnikan amalan-amalan mereka.
Penjelasan beliau selaras dengan firman Allah;
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
“Allah hanyalah menerima amalan orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Maidah: 27)
Syaikh Utsaimin menjelaskan bahwa sesungguhnya Allah ﷻ memiliki kriteria khusus untuk menerima dan menolak amalan seorang hamba. Kriteria diterimanya amalan adalah amalan yang dilandasi dengan ketakwaan.
Sedangkan kriteria amalan yang tidak akan diterima oleh Allah ﷻ, adalah amalan yang dilandasi dengan kemaksiatan. Amalan tersebut akan ditolak dan tidak diridhai Allah ﷻ.
Maka dari itu ketakwaan seseorang adalah kunci utama untuk diterimanya amal shalih. Para ulama salaf seperti Abu Darda’ dan Umar bin Khattab tatkala mengetahui satu saja amalan yang mereka kerjakan diterima oleh Allah ﷻ, maka mereka akan sangat bangga sekali.
Bangga karena amalnya diterima Allah ﷻ dan bangga karena kualitas takwa yang mereka miliki membuat amalnya diterima. Ketakwaan inilah yang membuat seorang hamba menjadi baik di sisi Allah ﷻ.
Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah
Kebaikan ketiga, adalah amar ma’ruf nahi munkar.
Allah ﷻ berfirman
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 110)
Imam Al-Jauzi mengatakan bahwa ayat tersebut merupakan ayat yang mengandung tentang unsur-unsur kebaikan. Kebaikan itu adalah, amar ma’ruf, nahi munkar, dan beriman kepada Allah ﷻ, tiga unsur inilah yang menjadi jaminan dari Allah ﷻ agar umat Islam menjadi yang terbaik.
Imam Al-Qurthubi mengatakan bahwa Allah ﷻ menyanjung kepada umatnya Rasulullah ﷺ dengan ungkapan umat terbaik selama mereka beramar ma’ruf nahi munkar, akan tetapi ketika umat Rasulullah ﷺ meninggalkannya, maka Allah ﷻ akan mencabut kebaikan tersebut dan menjadikan sebab kehancuran.
Kebaikan inilah yang menjadikan kaum muslimin, umat Nabi Muhammad ﷺ sebagai umat yang terbaik diantara umat-umat terdahulu. Rasulullah ﷺ bersabda
أُعْطِيتُ ما لَمْ يُعْطَ أحَدٌ مِنَ الأنْبِياءِ؛ وجُعِلَتْ أُمَّتِي خَيْرَ الأُمَمِ
“Aku dikaruniai keutamaan yang tidak diberikan kepada satu Nabi pun, umatku dijadikan sebagai sebaik-baik umat.”
Umat yang terbaik menurut Allah ﷻ adalah umat Rasulullah ﷺ. Oleh sebab itulah amar ma’ruf nahi munkar bukanlah amalan yang remeh, bukan amalan yang biasa, tapi amalan yang sungguh luar biasa.
Allah telah memberitahukan kepada kita, salah satu cara amar ma’ruf nahi munkar sebagaimana yang terkandung dalam surat Al-Maidah,
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
“Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Maidah: 2)
Imam Al-Qurthubi menjelaskan bahwa ayat tersebut merupakan perintah untuk seluruh makhluk agar senantiasa beramar ma’ruf nahi munkar, saling tolong menolong dalam menjaga dan melaksanakan perintah Allah ﷻ, dan melarang agar melaksanakan apa yang telah Allah ﷻ larang.
Maka ketika seorang hamba mampu menyeru kebaikan kepada orang lain, dan orang yang diseru mengamalkan apa yang dinasihatkan, saat itulah si penyeru akan meraih pahala seperti yang didapatkan orang yang melaksanakannya.
Rasulullah ﷺ bersabda
الدَّالُّ عَلَى الْخَيْرِ كَفَاعِلِهِ
“Orang yang memberikan petunjuk kebaikan (ia akan mendapatkan pahala) seperti orang yang mengerjakannya.”
Imam Qurthubi melanjutkan, “Bahwa hukumnya wajib atas setiap ahli ilmu untuk melaksanakannya dengan ilmunya, setiap orang kaya dengan hartanya, setiap orang yang pemberani dengan keberaniannya di jalan Allah ﷻ.”
Maka jelaslah bagi kita, bahwa melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar merupakan penjagaan terhadap kebaikan umat ini, sehingga umatnya Rasulullah ﷺ akan senantiasa menjadi baik hingga yaumul qiyamah.
Allahu Akbar (3x) La Ilaha Illallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar Wa Lillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah
Kebaikan keempat, adalah menjaga silaturahmi.
Di setiap hari raya Idul Fitri tentu kita sudah tidak asing lagi dengan tradisi silaturahmi, berkunjung rumah saudara, kerabat, dekat maupun jauh.
Tradisi seperti ini, di dalam agama Islam merupakan sesuatu yang amat mulia. Para ulama mengatakan bahwa silaturahmi merupakan salah satu cara agar hubungan antar saudara menjadi baik, menjadi harmonis.
Tatkala ditanya tentang siapa saja saudara itu, Syaikh bin Baz menjelaskan bahwa mereka adalah saudara senasab dari jalur ibu maupun jalur bapak.
Allah ﷻ berfirman dalam hadits qudsi,
قال اللهُ تبارَك وتعالى: أنا الرَّحمنُ خلَقْتُ الرَّحِمَ وشقَقْتُ لها اسمًا مِن اسمي فمَن وصَلها وصَلْتُه ومَن قطَعها بَتَتُّه
“Allah ﷻ berfirman, ‘Aku adalah Ar-Rahman. Aku menciptakan rahim dan Aku mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku akan menjaga haknya. Dan siapa yang memutusnya, niscaya Aku akan memutus dirinya’.” (HR. Ahmad 1/194, shahih lighairihi)
Inilah firman Allah ﷻ dengan kalimat yang tegas, bahwa orang-orang yang menjaga silaturahmi adalah orang-orang yang akan Allah jaga hak-haknya, adapun hak orang-orang yang senang silaturahmi amat sangat banyak, di antaranya Allah ﷻ akan senantiasa melapangkan rezeki dan memanjangkan umurnya, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557)
Menjadi bukti yang sangat luar biasa tentang ajaran islam, ajarannya mengajarkan untuk senantiasa menjaga hubungan dengan kerabat. dengan silaturahmi saja, Allah ﷻ jadikan sebagai wasilah untuk bisa masuk ke dalam jannah-Nya yang mulia.
Sebagaimana sabda beliau ﷺ
أيُّها الناسُ أفشوا السلامَ وأطعِموا الطعامَ وصِلُوا الأرحامَ وصَلُّوا بالليلِ والناسُ نيامٌ تدخلوا الجنةَ بسلامٍ
“Wahai manusia, sebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali persaudaraan, shalatlah di malam hari ketika manusia terlelap tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.” (HR Ibnu Majah)
Menjaga hubungan antar kerabat saudara sangatlah penting di dalam Islam, tatkala agama ini memandangnya dengan mulia, maka kebalikannya, jika ada seseorang yang tidak mau menjalankannya, tidak mau merawat hubungan kekerabatan, maka murka Allah ﷻ akan menantinya.
Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ تَعَالَى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا – مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِى الآخِرَةِ – مِثْلُ الْبَغْىِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ
“Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya bagi para pelakunya [di dunia ini] -berikut dosa yang disimpan untuknya [di akhirat]- daripada perbuatan melampaui batas (kezaliman) dan memutus silaturahim (dengan orang tua dan kerabat).” (HR. Abu Daud, no. 4902.)
Azab Allah ﷻ yang akan disegerakan di dunia, salah satunya adalah orang yang memutus hubungan kekerabatan, tidak mau memperbaikinya, tidak mau berkunjung walaupun hanya sebentar, maka kesengsaraan akan segera ia rasakan, tidak perlu menunggu lama.
Allahu Akbar (3x) La Ilaha Illallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar Wa Lillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah
Demikianlah empat amalan yang insyaAllah akan menjadikan seorang hamba senantiasa dalam kebaikan. Yaitu dengan memahami Al-Qur’an, bertakwa kepada Allah ﷻ, beramar ma’ruf nahi munkar, dan menjaga silaturahmi. Semoga Allah ﷻ senantiasa menjaga dan membimbing kita menuju jalan yang diridhai-Nya.
جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ، وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ، اَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ الله لِى وَلَكُمْ، وَلِوَالِدَيْنَا وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرهُ اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اللهُ اَكْبَرُ (٣×) اللهُ اَكْبَرُ (٤×) اللهُ اَكْبَرُ كبيرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذي وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ الْوَفَا
أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ
Mari kita tutup Khutbah pada kesempatan kali ini dengan berdoa kepada Allah ﷻ dan semoga Allah ﷻ mengabulkan setiap doa yang kita panjatkan.
إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَقِرَاءَتَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا وَقُعُوْدَنَا وَتَسْبِيْحَنَا وَتَهْلِيْلَنَا وَتَمْجِيْدَنَا وَتَحْمِيْدَنَا وَخُشُوْعَنَا يَا إِلَهَ الْعَالَمِيْنَ وَيَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ العَالَمِيْن
إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ