Khutbah Jumat: 5 Kiat Meraih Berkah Dalam Hidup
Oleh Syamil Robbani
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
قال اللَّه تعالى يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْدُ
Khutbah Pertama
Download PDF di sini.
Sidang jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah.
Sudah menjadi kewajiban bagi seorang muslim untuk senantiasa bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang kita terima sampai detik ini baik yang disadari maupun yang tidak sadari.
Kebanyakan manusia lalai atas nikmat yang didapat sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ, “Ada dua nikmat yang kebanyakan mayoritas manusia lalai (lupa) terhadap keduanya; yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang.” (HR. Bukhari)
Bersyukur dengan hati yang mengakui segala karunia berasal dari Allah semata, lisan memuji-Nya, dan anggota badan yang lain menggunakan untuk ketaatan kepada Allah dan menjaganya agar terhindar dari berbuat maksiat. (Taisîr al-Karîm ar-Rahmân, as-Sa’di, 676)
Terlebih, kita bersyukur atas nikmat yang paling agung yaitu nikmat Islam dan iman. Jika kesehatan dan waktu luang itu Allah juga berikan kepada orang-orang muslim dan kafir. Maka nikmat Islam ini Allah hanya hadiahkan kepada orang-orang pilihan-Nya.
Selanjutnya shalawat dan salam terhatur kepada uswatun hasanah, teladan yang baik, junjungan kita, Nabi Muhammad ﷺ. Semoga juga tersampaikan kepada para sahabat beliau, tabiin, tabiut tabiin, serta orang-orang yang istiqamah hingga akhir zaman nanti. Semoga kita semua termasuk umatnya yang mendapat syafaat beliau pada hari ketika tidak ada syafaat melainkan atas izin-Nya.
Khatib juga mewasiatkan kepada diri pribadi secara khusus dan umumnya kepada seluruh jamaah, untuk selalu meningkatkan keimanan dan takwa kita kepada Allah SWT, karena dengan takwa ini akan menjadi bekal kita, menghadap sang pencipta. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Baqarah 197, “Dan berbekalah kalian semua karena sebaik-baik bekal adalah takwa.”
Sidang jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah.
Pada kesempatan khutbah Jum’at kali ini, marilah kita bercermin pada diri sendiri, mengoreksi atas realitas yang terjadi, meneliti serta mengintrospeksi keadaan negara kita yang tercinta ini. Yaitu berupa kasus, berita, serta laporan-laporan yang menyangkut kasus korupsi yang marak terjadi di negeri kita yang tercinta.
Menurut laporan yang dilansir oleh KPK, dalam semester pertama tahun 2022, KPK telah melakukan 66 penyelidikan, 60 penyidikan, 71 penuntutan, 59 perkara inkracht, dan mengeksekusi putusan 51 perkara.
Dari total perkara penyidikan, KPK telah menetapkan sebanyak 68 orang sebagai tersangka dari total 61 surat perintah penyidikan (sprindik) yang diterbitkan. (https://nasional.kompas.com)
Sungguh ironis, kasus-kasus semacam ini terjadi di negeri kita ini. Bukankah Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia? Bukankah Islam melarang keras segala bentuk kecurangan, manipulasi dan suap?
Lalu apa sebenarnya pangkal dari persoalan ini sehingga sampai detik ini pun tidak kunjung tuntas?
Jawabannya tentu akan sangat banyak dan panjang. Mulai dari lemahnya pengawasan pemerintah sampai tataran teknis lainnya. Namun yang jelas, salah satu faktor utamanya adalah pemahaman yang kurang tentang konsep berkah dalam hidup.
Karena sejatinya apa yang kita cari dalam hidup ini? Banyaknya atau berkahnya? Ingatlah bahwa dua hal ini berbeda. Terkadang kita memaknai bahwa segala yang banyak itu berkah sehingga keliru dalam memahami kunci kebahagiaan dalam hidup.
Jamaah Jum’at rahimakumullah.
Memang pada dasarnya Allah menciptakan manusia dengan fitrah mencintai harta. Sebagaimana Allah menjelaskannya dalam firman-Nya
وَتُحِبُّونَ الْمالَ حُبًّا جَمًّا
“Dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan.” (QS. Al-Fajr: 20)
Imam al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa manusia itu amat mencintai harta dengan cinta yang ekstrem, baik harta yang halal maupun yang haram. (al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an, Al-Qurthubi, 20/54)
Bahkan Rasulullah sendiri telah menjelaskan bahwa seandainya saja bani Adam mempunyai dua lembah yang berisi penuh dengan harta, maka niscaya ia akan mencari lembah ketiga yang lainnya.
Tersebab saking rakus dan besarnya ambisi terhadap harta. Tidak ada sesuatu yang dapat memenuhi mulut atau tenggorokan bani Adam kecuali tanah (meninggal).
Tapi perlu diingat bahwa seorang muslim dalam memandang kehidupan ini berbeda dengan kebanyakan manusia. Dia mempunyai cara pandang khusus sehingga tidak bingung terombang-ambing oleh arus dunia ini.
Ketika kebanyakan manusia mencari harta sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan batas sehingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya, seorang muslim memandang bahwa dunia sebagai ladang amal shalih (mazra’ah akhirah) yang suatu saat nanti ia akan memanen hasilnya.
Maka sangat perlu bagi seorang muslim untuk memahami konsep berkah dan bagaimana meraihnya. Hal itu agar seseorang tidak keliru dalam mencari kunci kebahagiaan dalam hidup ini.
Sidang jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah.
Prinsip seorang muslim dalam hidupnya adalah mencari keberkahan dalam segala hal, bukan hanya tentang kuantitas semata. Karena banyaknya sesuatu bukanlah jaminan kita akan selamat.
Berkah (البركة) secara bahasa mempunyai beberapa makna. Pertama, al-luzum (اللزوم) yakni sesuatu yang tetap dan bertahan. Kedua, mempunyai makna an-nama’ wa ziyadah (النماء والزيادة) yaitu sesuatu yang tumbuh dan bertambah. Ketiga, berkah berati juga as-sa’adah (السعادة) yaitu kebahagiaan. (Mu’jam Maqayis al-Lughah, Ibnu Faris, 1/230)
Ringkasnya makna berkah adalah makna sesuatu yang tetap, tumbuh, dan mendatangkan kebahagiaan bagi pemiliknya. Sebagaimana makna berkah yang dijelaskan Abul Baqa’ al-Kufi
النَّمَاء وَالزِّيَادَة، حسية كَانَت أَو معنوية، وَثُبُوت الْخَيْر الإلهي فِي الشَّيْء وداومه
“Berkah adalah sesuatu yang tumbuh berkembang dan bertambah, baik sesuatu yang tampak maupun maknawi, sekaligus senantiasa tetapnya kebaikan ilahi pada sesuatu.” (al-Kulliyat Mu’jam fi al-Mushthalahat, al-Kufi, 248)
Maka jelas keberkahan itu bukan hanya tentang kuantitas sesuatu, melainkan tentang apakah sesuatu tersebut mendatangkan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
Asy-Syaqawi menguatkan hal ini bahwa banyaknya sesuatu belum tentu menunjukan baiknya sesuatu tersebut. Maka sesuatu yang berkah walaupun sedikit dalam kasat mata itu lebih baik dan utama dibandingkan dengan sesuatu yang banyak tapi tidak berkah. (al-Barakah, Amin bin Abdullah asy-Syaqawi, 30)
Allah berfirman
قُل لَّا يَسۡتَوِي ٱلۡخَبِيثُ وَٱلطَّيِّبُ وَلَوۡ أَعۡجَبَكَ كَثۡرَةُ ٱلۡخَبِيثِۚ
“Katakanlah (Muhammad), ‘Tidaklah sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya keburukan itu menarik hatimu.” (QS. Al-Maidah: 100)
Ibnu Katsir menerangkan bahwa sesuatu sedikit yang halal itu lebih baik pada sesuatu yang banyak tapi haram. (Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim, Ibnu Katsir, 3/203)
Singkatnya, tidaklah keberkahan terdapat pada sesuatu yang sedikit kecuali akan memperbanyaknya dan pada sesuatu yang banyak kecuali akan menjadi lebih bermanfaat.
Maka berkahnya waktu dengan banyaknya amal shalih yang dapat dikerjakan. Berkahnya ilmu dengan mengamalkan dan menyebarkannya.
Berkahnya harta dengan sikap qana’ah. Berkahnya anak dengan keshalihan dan berbaktinya mereka. Berkahnya istri dengan keshalihahan dan patuh taatnya kepada suami, serta dapat mentarbiyyah anaknya dengan baik dan seterusnya.
Jamaah Jum’at rahimakumullah.
Lalu pertanyaannya usaha apa sajakah yang dapat dilakukan untuk meraih keberkahan tersebut. Setidaknya ada lima usaha yang dapat dilakukan untuk meraih keberkahan dalam hidup.
1. Bertakwa kepada Allah
Siapapun orangnya, apabila ia bertakwa dalam segala hal dalam hidupnya, maka Allah akan memberkahi kehidupannya. Karena ini adalah janji Allah.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-A’raf: 96)
Imam ar-Razi menerangkan bahwa apabila penduduk suatu tempat benar-benar beriman dan bertakwa, maka Allah pasti akan membuka kan berkah-Nya dari langit dan bumi.
Berkah langit berupa hujan adapun berkah dari bumi berupa tanaman-tanaman serta tumbuhan, sekaligus melimpahnya hewan ternak, dan diturunkan nya rasa aman dan keselamatan. (Mafatih al-Ghaib, Fakhru Ar-Razi, 14/322)
2. Mencari Harta dengan Cara yang Halal
Mencari berkah bagi seorang muslim adalah misi yang harus diperjuangkan, yaitu mencari harta dengan cara-cara yang halal. Inilah sejatinya yang menjadi kunci akan berkahnya harta, walaupun harta tersebut sedikit dalam kasat mata.
Rasulullah ﷺ bersabda
فمن يأخذ مالا بحقه يبارك له فيه ومن يأخذ مالا بغير حقه فمثله كمثل الذي يأكل ولا يشبع
“Barangsiapa yang mengambil harta yang menjadi haknya maka akan diberikan keberkahan kepadanya. Barangsiapa yang mengambil harta yang bukan menjadi haknya maka ia adalah seperti hewan yang selalu makan dan tidak pernah merasa kenyang.” (HR. Muslim)
Ath-Thayyibi berkata bahwa maksud dari mengambil dengan haknya adalah sesuai dengan kebutuhan serta mencarinya dengan cara yang halal. Ditambah dengan menunaikan hak wajibnya secara syar’i yaitu berzakat. Maka Allah akan memberkahi hartanya. (Bahru al-Muhith, Muhammad al-Astyubi, 20/78)
3. Jujur dalam Bermuamalah Jual-Beli
Berdagang atau bertransaksi adalah salah pintu dari berbagai pintu yang Allah jadikan perantara untuk memberi rezeki kepada hamba-Nya. Tapi perlu diingat kejujuranlah yang menjadi harga yang harus diperjuangkan. Karena sebab inilah yang menjadikan Allah memberi kunci keberkahan dalam setiap usahanya.
Rasululah ﷺ bersabda
البيعان بالخيار ما لم يتفرقا فإن صدقا وبينا بورك لهما في بيعهما وإن كذبا وكتما محقت بركة بيعهما
“Dua orang yang melakukan jual beli boleh melakukan khiyar (pilihan untuk melangsungkan atau membatalkan jual beli) selama keduanya belum berpisah.
Jika keduanya jujur dan menampakkan cacat dagangannya maka keduanya diberkahi dalam jual belinya dan bila menyembunyikan cacatnya dan berdusta maka akan dimusnahkan keberkahan jual belinya.” (HR. Bukhari)
Ibnu Mundzir menegaskan bahwa ketidakjujuran dalam berdagang seperti menyembunyikan cacat barang hukumnya haram. Hal ini disebabkan Rasulullah ﷺ mengancam perbuatan tersebut dengan lenyapnya berkah dalam transaksi tersebut di dunia dan azab yang pedih di akhirat. (Syarah Shahih Al-Bukhari, Ibnu Baththal, 6/213)
Sidang jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah.
4. Berpagi-pagi dalam Menjemput Rezeki (Tabkir)
Pagi adalah waktu yang sangat kondusif unruk beraktivitas. Terlebih bagi seorang muslim yang dianjurkan untuk memanfaatkan waktunya dengan baik. Karena Rasulullah ﷺ sendiri berdoa agar memberkahi umatnya pada pagi hari.
اللهم بارك لأمتي في بكورها
Beliau berdoa, “Ya Allah, berkahilah umatku di pagi hari mereka.” (HR. Abu Dawud)
Ibnu al-Qayyim menerangkan bahwa makruh hukumnya tidur di antara waktu subuh dan terbitnya matahari, karena ini adalah waktu permulaan hari, turun dan pembagian rezeki, serta waktu turunya berkah. (Madarijus Salikin, Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah, 2/97)
5. Memulai segala Aktivitas dengan Basmalah
Rasulullah ﷺ mengingatkan umatnya untuk membiasakan amalan ini, sebab erat kaitanya dengan keberkahan sesuatu yang dikerjakannya.
كل أمر ذي بال لا يبدأ فيه بذكر الله أقطع
“Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan menyebut (nama) Allah adalah terputus” (HR. Daruquthni)
Dalam beberapa Riwayat hadits yang lain menggunakan hamdallah (حمد الله). Apapun aktivitas yang tidak dimulai dengan Basmalah atau Hamdalah maka akan terputus.
Ibnu ash-Shalah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan terputus adalah sedikitnya barakah pada sesuatu (qalilu al-barakah). (Umdah al-Qari, Badrudin Al-Aini, 1/11)
Maka sangat dianjurkan untuk mengucapkan basmalah di permulaan segala aktivitas, berharap keberkahan mengiringi setiap aktivitasnya.
أَقُولُ قَولِي هَذَا وَ اسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَ لَكُمْ وَ لِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفُرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمِ
Khutbah Kedua
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان الى يوم الدين
Jamaah Jum’at rahimakumullah.
Inilah beberapa kiat untuk menggapai keberkahan secara umum. Sejatinya konsep keberkahan ini yang menjadikan hidup seorang muslim menjadi tenang dan bahagia.
Pemahaman demikian yang menuntun seseorang, bahwa hakikat sebenarnya yang dicari dalam hidup adalah keberkahan. Bukan kuantitas saja, sehingga ia selalu berhati-hati dalam segala bentuk muamalah dalam hidupnya.
Semoga kita semua menjadi orang-orang selalu berbuat baik dimanapun berada serta selalu mengusahakan amalan-amalan yang mendatangkan keberkahan dalam hidupnya. Sebab keberkahan hidup seseorang adalah kunci kebahagian di dunia maupun di akhirat.
.إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ