Rabu, Oktober 1, 2025
  • Home
  • PMB 2025/2026
  • ARTIKEL ISLAM
    • Aqidah
    • Fiqih
    • Tazkiyah
    • Hikmah
    • Tsaqafah
    • Doa
  • NASKAH KHUTBAH
    • Khutbah Jum’at
    • Khutbah Id
    • Ramadhan
  • KOLOM MAHASANTRI
  • KABAR MA’HAD
  • VIDEO KAJIAN
mahadannur.id
  • Home
  • PMB 2025/2026
  • ARTIKEL ISLAM
    • Aqidah
    • Fiqih
    • Tazkiyah
    • Hikmah
    • Tsaqafah
    • Doa
  • NASKAH KHUTBAH
    • Khutbah Jum’at
    • Khutbah Id
    • Ramadhan
  • KOLOM MAHASANTRI
  • KABAR MA’HAD
  • VIDEO KAJIAN
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Khutbah

Khutbah Jum’at: Kala Doa Tak Kunjung Dikabulkan

Satrio Kusumo by Satrio Kusumo
25/09/2025
in Khutbah, Kolom Mahasantri
0
Khutbah Jum'at: Kala Doa Tak Kunjung Dikabulkan

Photo by Abdullah Öğük

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Artikel lainnya

Keutamaan dan Keajaiban Istighfar

Khutbah Jum’at: Peran Orang Tua Terhadap Keluarga

Khutbah Jum’at: Dengan Cinta Nabi, Tetap Bersyukur Saat Tersungkur

Khutbah Jum’at: Kala Doa Tak Kunjung Dikabulkan
Penulis: Haidar Fathin (Mahasantri Ma’had Aly An-Nuur)

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ

وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه

 فَيَا عِبَادَ الله اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَاللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقٌوْنَ، فَقَالَ الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

 وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

وَقَالَ النَّبِيُّ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

أَمَّا بَعْدُ

Download PDF di sini.

Khutbah Pertama

Jama’ah hadirin sidang Shalat Jum’at yang dimuliakan oleh Allah ﷻ.

Marilah kita awali khutbah pada hari yang mulia ini dengan bersyukur kepada Allah ﷻ, Rabb yang Maha Mendengar, Rabb yang Maha Mengabulkan segala doa bagi seluruh hamba yang mau berdoa kepada-Nya. 

Dia Maha Mengetahui dengan apa yang terbaik bagi diri kita, bahkan Dia lebih tahu tentang keadaan diri kita dibanding kita sendiri. 

Setiap apa yang Allah ﷻ tetapkan, pasti tersimpan hikmah dan pelajaran bagi mereka yang mau merenungkannya. 

Dia lah Allah, Dzat yang tidak akan pernah mengkhianati hamba yang mau berserah diri dan yakin kepada ketentuan-Nya.

Shalawat serta salam mari senantiasa kita gemakan kepada sayyidul anbiya’ wal mursalin, pemimpinnya para Nabi dan juga Rasul, yaitu Nabiyullah Muhammad ﷺ.

Dengan perantara risalah yang beliau bawa, umat manusia tidak lagi kehilangan tempat berharap atas segala harapan yang mereka dambakan. 

Manusia menjadi mengenal Allah ﷻ, Dzat yang kepada-Nya lah segala harapan disandarkan dan diserahkan. 

Tidak ada harapan yang menjadi sia-sia, dan tidak ada keinginan yang berujung hampa, karena Dia lah Rabb yang Maha Kuasa atas segalanya.

Tak lupa, kami selaku khatib, mewasiatkan kepada diri kami pribadi, dan umumnya kepada para jama’ah sekalian, mari senantiasa kita perbaiki kualitas serta kuantitas ketakwaan kita kepada Allah ﷻ.

Takwa adalah bekal terbaik yang akan kita bawa ketika menghadap Allah ﷻ. Takwa lah yang menjadi penentu derajat seorang hamba di sisi Allah, ketika segala apa yang kita punya tak lagi bernilai dan memberikan manfaat apa-apa.     

Jama’ah hadirin sidang Shalat Jum’at yang dimuliakan oleh Allah ﷻ.

Di dalam kitab Madarijus Salikin, Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah menyitir perkataan yang diucapkan oleh sahabat Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu

إِنِّي لَا أَحْمِلُ هَمَّ الْإِجَابَةِ, وَلَكِنْ أَحْمِلُ هَمَّ الدُّعَاءِ, فَإِذَا أُلْهِمْتُ الدُّعَاءَ عَلِمْتُ أَنَّ الْإِجَابَةَ مَعَهُ

“Sesungguhnya aku tidak mengkhawatirkan tentang terkabulnya doa, melainkan aku mengkhawatirkan tentang doa itu sendiri.

Maka, apabila aku diilhami untuk berdoa, aku yakin bahwa terkabulnya doa itu turut bersamanya.”

Perkataan beliau ini mencerminkan kuatnya keyakinan seorang Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu terhadap doa-doa yang ia panjatkan. 

Beliau sangat yakin dengan janji dari Allah ﷻ, bahwa Allah pasti akan mengabulkan setiap doa yang dipanjatkan oleh para hambanya.

Tidak peduli cepat atau lambat, tapi pasti doa itu akan dikabulkan selama kita mau untuk berdoa.

Ma’asyiral muslimin, jama’ah jum’at rahimakumullah.

Keyakinan kuat seperti Umar itulah yang seharusnya kita usahakan untuk miliki. Namun selain keyakinan, kita juga harus memahami, bahwa terkabulnya doa tidak harus selamanya berwujud sebagaimana apa yang kita inginkan. 

Allah ﷻ lebih mengerti apa yang terbaik bagi diri kita, dan apapun ketetapan yang telah Allah berikan, semuanya itu baik.

Hanya saja, sudut pandang manusia yang terkadang menilai bahwa itu adalah sebuah ketetapan yang tidak baik. 

Allah ﷻ tidaklah pernah menzalimi hamba-hamba-Nya. Allah ﷻ senantiasa memberikan apa yang kita butuhkan, dan bukan sekedar dari apa yang kita inginkan. 

Sebab apa yang kita inginkan mungkin mengandung keburukan, tapi apa yang Allah inginkan, sudah pasti akan mengandung banyak sekali kebaikan, selama kita mau berprasangka baik kepada-Nya. 

Ketika berdoa, ada beberapa kemungkinan jawaban dari Allah ﷻ. 

Ada kalanya doa itu mungkin akan langsung dikabulkan, atau mungkin akan ditangguhkan, atau mungkin juga, doa itu akan dijadikan sebagai sarana penghapusan bagi dosa-dosa di dalam diri kita, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Nabi ﷺ. 

Selain tiga kemungkinan ini, Imam Ibnul Jauzi rahimahullah ta’ala juga menambahkan satu kemungkinan lain: jika doa yang diminta tidak mengandung kebaikan secara keseluruhan, maka Allah ﷻ akan memberikan ganti yang jauh lebih baik dari apa yang diminta.

Ma’asyiral muslimin, jama’ah jum’at rahimakumullah.

Harapan di dalam berdoa telah kita upayakan, dan memahami bagaimana bentuk terkabulnya juga telah kita ketahui bersama. 

Namun, ada satu hal yang juga patut untuk diperhatikan, yaitu sikap atau perilaku diri kita yang menjadikan doa-doa itu menjadi sulit untuk dikabulkan. 

Bisa jadi, kita sudah berdoa tak kenal henti, tetapi hasil juga tak kunjung didapati. Berdoa tak pernah reda, tapi jawaban langit tak kunjung bersua. 

Oleh karena itu, ada baiknya, kita juga mencari apa saja sarana atau wasilah yang bisa mengantarkan kepada terkabulnya sebuah doa.

Pada kesempatan khutbah berbahagia ini, khatib akan menyampaikan tentang dua sikap yang selayaknya bisa kita perhatikan di dalam berdoa, agar doa-doa yang dipanjatkan bisa segera dikabulkan oleh Allah ﷻ.

Jama’ah hadirin sidang Shalat Jum’at yang dimuliakan oleh Allah ﷻ.

Hal pertama yang harus diperhatikan, hendaknya kita tidak tergesa-gesa di dalam berdoa dan meminta.

Pada sebuah hadits riwayat sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda

لَا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحمٍ، وَمَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ. قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا الِاسْتِعْجَالُ؟ قَالَ: يَقُولُ: لَقَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي، فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ

“Doa seorang hamba akan senantiasa dikabulkan, selama dia tidak berdoa untuk suatu perbuatan dosa (kemaksiatan) atau untuk memutuskan silaturahmi, dan selama dia tidak tergesa-gesa.” 

Kemudian ditanyakan, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan tergesa-gesa?” 

Beliau menjawab, “Yaitu ketika ia berkata, ‘Aku sudah berdoa, dan aku sudah berdoa, tetapi tidak juga dikabulkan,’ lalu ia merasa putus asa dan meninggalkan doanya.” (HR. Muslim, no. 2735)

Ma’asyiral muslimin, jama’ah Jum’at rahimakumullah.

Selama di dalam doa tidak terkandung unsur-unsur yang menimbulkan kemaksiatan di sisi Allah, dan selama doa itu tidak dimaksudkan untuk memutus tali kekerabatan, maka doa seorang hamba akan senantiasa dikabulkan oleh Allah ﷻ. 

Lebih khusus lagi, di dalam kalimat terakhir, Nabi ﷺ melarang kita untuk tergesa-gesa di dalam berdoa, yaitu dengan meninggalkan harapan terkabulnya doa yang sedang kita panjatkan.

Di antara kisah yang bisa kita teladani, adalah kisah Nabi Zakaria ‘alaihissalam, yang tak kenal putus asa di dalam berdoa meminta keturunan. 

Dengan sabar dan penuh kepasrahan, ia selalu berdoa agar dikabulkan, meski belum ada tanda-tanda doa yang ia panjatkan akan terkabul. 

Bukan satu hari, bukan satu bulan, tapi tahun demi tahun ia terus berbisik dan berdoa kepada Allah ﷻ, meski harapan secara akal manusia telah pupus. 

Hingga pada suatu hari, Allah ﷻ menjawab doa beliau dengan sebuah berita, bahwa ia akan dikaruniai seorang anak, sedangkan beliau ketika itu sudah masuk usia tua, dan istri beliau adalah wanita tua yang mandul. 

Selain Nabi Zakaria ‘alaihissalam, kita juga ingat kisah yang tak kalah nilai keteladanannya, yaitu kisah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, yang diabadikan di dalam surat Al-Baqarah ayat ke-129. 

Ia berdoa agar Allah ﷻ mengutus kepada anak keturunannya seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan mengajarkan agama Islam, serta mensucikan jiwa-jiwa mereka. 

Akan tetapi, doa tersebut tidaklah seketika langsung dikabulkan oleh Allah ﷻ. Baru setelah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam wafat, sekitar 3200 tahun sesudahnya, melalui turunnya surat Al-Jumu’ah ayat yang ke-2.

Allah memberi kabar, bahwa doa beliau telah diijabah oleh Allah ﷻ, yaitu dengan diutusnya Muhammad ﷺ sebagai Nabi sekaligus Rasul yang diutus oleh Allah kepada anak keturunannya.

Kedua kisah ini memiliki satu hikmah yang sama, yaitu, jangan pernah putus asa di dalam berdoa lantaran doa itu tak kunjung dikabulkan. 

Bukan berarti Allah tidak berkenan mengijabahi doa yang diminta, tapi Allah menangguhkannya, karena Dia ingin memberikan kebaikan yang lebih paripurna pada waktu yang telah ditentukan.

Ma’asyiral muslimin, jama’ah jum’at rahimakumullah.

Kemudian hal kedua, yang juga perlu kita perhatikan, adalah perihal status kehalalan dari rezeki yang kita dapatkan.

Sebagaimana disabdakan oleh Nabi ﷺ di dalam hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda

“Sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin sebagaimana Dia telah memerintahkan kepada para rasul. 

Allah berfirman, {Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal saleh} (QS. Al-Mu’minun: 51), dan Dia juga berfirman, {Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki yang baik-baik yang telah Kami berikan kepada kalian} (QS. Al-Baqarah: 172).

Kemudian, Rasulullah menyebutkan seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, dalam keadaan rambutnya kusut dan badannya berdebu. 

Dia menengadahkan kedua tangannya ke langit sambil berdoa, ‘Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku!’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia kenyang dari sesuatu yang haram. Maka bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?.” (HR. Muslim no. 1015)

Telah jelas dari hadits tersebut, bahwa makanan, minuman, atau pakaian yang haram, bisa menjadi penghalang terkabulnya sebuah doa, meski doa tersebut layak dikabulkan. 

Sebagaimana disebutkan di dalam hadits Nabi ﷺ yang lain, yang artinya, “Allah tidak menerima shalat tanpa bersuci, dan tidak menerima sedekah dari hasil ghulul (pengkhianatan).”

Ini menunjukkan, bahwa sesuatu yang haram tidak akan diterima oleh Allah ﷻ. Bahkan, betapa pun mulianya amalan bersedekah, ia juga tidak akan diterima jika harta yang disedekahkan adalah harta yang didapatkan dari cara yang haram.

Ma’asyiral muslimin, jama’ah jum’at rahimakumullah.

Oleh karena itu, mari kita bersama-sama memperhatikan sikap atau perilaku kita di dalam berdoa.

Karena, selain memberikan harapan di setiap doa dipanjatkan serta memahami bagaimana bentuk-bentuk doa itu dikabulkan, kita juga harus mengoreksi, sebenarnya sikap apa, atau perilaku apa yang menjadikan doa-doa kita sulit untuk dikabulkan oleh Allah ﷻ. 

Dan setidaknya ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu menghindari doa yang tergesa-gesa, dan juga selalu menjaga status kehalalan rezeki.

Dengan ini, semoga Allah ﷻ mengilhamkan kepada kita kemudahan untuk senantiasa berdoa kepada-Nya, sebagaimana keyakinan sahabat Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, selama kita mau berdoa, maka, keterkabulan doa juga akan senantiasa mengiringinya.

Aamiin ya Rabbal ‘Aalamiin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ: اتَّقُوا اللَّهَ فَإِنَّ تَقْوَاهُ أَفْضَلُ مُكْتَسَبٍ

Ma’asyiral muslimin jamaah Jum’at rahimakumullah.

Pada khutbah yang kedua ini, mari kita bersama-sama melantunkan doa kepada Allah ﷻ, semoga dengan doa yang kita panjatkan, Allah ﷻ berkenan untuk segera mengabulkan setiap doa-doa yang kita langitkan. 

Karena hanya kepada-Nya lah kita berharap, dan hanya kepada-Nya lah semua akan kembali.

‎إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعْوَاتِ

اللَّهُمَّ لَا تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ، وَلَا دَيْنًا إِلَّا قَضَيْتَهُ، وَلَا حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا قَضَيْتَهَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ, وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ, وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ, وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

اللَّهُمَّ انْصُر إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سَبِيْلِكَ، اللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سَبِيْلِكَ، اللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سَبِيْلِكَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى اْلمُرْسَلِيْنَ وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Related

Tags: Khutbah Jum'atma'had 'aly an-nuurmahasantri
Previous Post

Gerakan Ingkar Sunnah Yang Mengancam Sunah

Next Post

Keutamaan dan Keajaiban Istighfar

Satrio Kusumo

Satrio Kusumo

Related Posts

Keutamaan dan Keajaiban Istighfar
Kolom Mahasantri

Keutamaan dan Keajaiban Istighfar

by Satrio Kusumo
29/09/2025
Khutbah Jum'at: Peran Orang Tua Terhadap Keluarga
Khutbah

Khutbah Jum’at: Peran Orang Tua Terhadap Keluarga

by Satrio Kusumo
18/09/2025
Khutbah Jum’at: Dengan Cinta Nabi, Tetap Bersyukur Saat Tersungkur
Khutbah

Khutbah Jum’at: Dengan Cinta Nabi, Tetap Bersyukur Saat Tersungkur

by Satrio Kusumo
11/09/2025
Khutbah Jum'at: Takwa; Barometer Kemuliaan Manusia
Khutbah

Khutbah Jum’at: Takwa; Barometer Kemuliaan Manusia

by Admin
04/09/2025
Khutbah Jum’at: Tiga Hal Yang Bisa Merusak Islam
Khutbah

Khutbah Jum’at: Tiga Hal Yang Bisa Merusak Islam

by Satrio Kusumo
29/08/2025
Next Post
Keutamaan dan Keajaiban Istighfar

Keutamaan dan Keajaiban Istighfar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kategori

  • Aqidah
  • Doa
  • Fiqih
  • Hikmah
  • Kabar Ma'had
  • Khutbah
  • Kolom Mahasantri
  • Ramadhan
  • Tafsir
  • Tazkiyah
  • Tsaqafah
  • Udhiyah
  • Uncategorized
  • Unduhan
  • Uswah
  • Video
  • Home
  • PMB 2025/2026
  • ARTIKEL ISLAM
  • NASKAH KHUTBAH
  • KOLOM MAHASANTRI
  • KABAR MA’HAD
  • VIDEO KAJIAN
Menerangi Umat Dengan Cahaya Ilmu

© 2021 mahadannur.id - Ma'had 'Aly An-Nuur Liddirosat Al Islamiyah mahadannur.

No Result
View All Result
  • Home
  • PMB 2025/2026
  • ARTIKEL ISLAM
    • Aqidah
    • Fiqih
    • Tazkiyah
    • Hikmah
    • Tsaqafah
    • Doa
  • NASKAH KHUTBAH
    • Khutbah Jum’at
    • Khutbah Id
    • Ramadhan
  • KOLOM MAHASANTRI
  • KABAR MA’HAD
  • VIDEO KAJIAN

© 2021 mahadannur.id - Ma'had 'Aly An-Nuur Liddirosat Al Islamiyah mahadannur.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist