Khutbah Jum’at: Kisah Yahudi Di Dalam Al-Qur’an
Oleh Fachrur Rozy (Staf Pengajar Ma’had Aly An-Nuur)
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
فَيَا عِبَادَ الله اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَاللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقٌوْنَ، فَقَالَ الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ
Download PDF di sini.
Khutbah Pertama
Jama’ah shalat Jum’at yang berbahagia.
Marilah senantiasa kita bersyukur kepada Allah ﷻ Rabb semesta alam. Atas segala limpahan rahmat dan karunia yang dengannya kita bisa berkumpul di hari yang penuh berkah ini, dalam majelis khutbah Jumat yang penuh hikmah.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad ﷺ yang telah membawa rahmat bagi seluruh alam.
Tak lupa khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi, dan kepada jamaah sekalian, untuk senantiasa meningkatkan takwa dan iman kepada Allah ﷻ. Sebab iman dan takwa adalah sebaik-baik bekal manusia untuk menghadap Rabb Yang Maha Kuasa.
Jama’ah sidang Jum’at yang dirahmati Allah ﷻ.
Hari demi hari, waktu demi waktu, kondisi saudara kita kaum Muslimin di Palestina kian memprihatinkan. Kekejaman dan kekejian tiada henti terus ditampakkan oleh para penjajah Tanah Suci, Baitul Maqdis.
Kabar terbaru, pimpinan kaum terlaknat itu mengatakan bahwa penyerangan dan pembunuhan tidak akan pernah dihentikan oleh tentara Zionis hingga rakyat Palestina pergi dari tanah tempat tinggal mereka dan penjajahan sempurna dilakukan.
Maka demikianlah sifat para pembunuh dan penjajah ini yang tak beda jauh dari para pendahulu mereka.
Pada kesempatan yang mulia ini, Khatib akan mengingatkan kembali tentang sifat dan kelakuan buruk kaum Yahudi Bani Israil yang telah Allah ﷻ gambarkan dengan jelas di dalam Al-Qur’an. Dengan memahaminya, maka semoga kita semua bisa mengambil pelajaran serta mampu menjauhi perbuatan zalim dan kekejian yang serupa.
Allah ﷻ telah mengingatkan kepada kita untuk senantiasa mengambil pelajaran dari setiap kisah yang tersebut dalam Al-Qur’an. Allah berfirman ﷻ
فَا قْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ
“Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir.” (QS. Al-A’raf: 176)
Kaum Yahudi Bani Israel adalah salah satu kaum yang mendapatkan laknat dari Allah ﷻ. Lantas, kenapa mereka mendapat laknat tersebut? Jawaban pertanyaan tersebut ada di dalam Al-Qur’an. Kita akan menemukan bahwa mereka telah melanggar banyak aturan dan melakukan tindakan yang zalim.
Mereka cenderung menyembunyikan kebenaran, sering kali berbuat kerusakan, dan banyak terlibat dalam konflik dan perang. Lebih jauh lagi, Al-Qur’an menyatakan bahwa mereka adalah kaum yang tidak segan-segan membunuh para Nabi dan Rasul.
Allah ﷻ menjelaskan di dalam Al-Qur’an bahwa kaum Bani Israel telah dilaknat oleh lisan Nabi Daud dan Nabi Isa ‘alaihimassalam karena mereka selalu melampaui batas dan durhaka. Allah ﷻ berfirman
لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ
“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.” (QS. Al-Maidah: 78)
Di dalam ayat lain, dijelaskan pula bahwa kaum Yahudi adalah kaum yang senantiasa terlibat dalam pengingkaran dan pembunuhan para Nabi. Allah ﷻ berfirman
أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لَا تَهْوَى أَنْفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ
“Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kalian, lalu kalian bersikap sombong; kemudian beberapa orang (diantara Nabi itu) kalian dustakan dan beberapa Nabi kalian bunuh?” (QS. Al-Baqarah: 87)
Bahkan tidak hanya sekali Allah ﷻ berfirman mengabarkan kepada kita tentang kelakuan orang-orang Yahudi yang telah membunuh beberapa nabi dan orang-orang shaleh. Dalam ayat lain Allah ﷻ berfirman
إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَيَقْتُلُونَ الَّذِينَ يَأْمُرُونَ بِالْقِسْطِ مِنَ النَّاسِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar) dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, sampaikanlah kepada mereka kabar gembira yaitu azab yang pedih.” (QS. Ali Imran: 21)
Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam kitabnya, Ad-Durr al-Mantsur fi Tafsir al-Ma’tsur (1/178) menyebutkan bahwa Bani Israil dalam satu hari mereka membunuh 300 Nabi, kemudian mereka beraktivitas di pasar pada sore harinya seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Dengan keterangan tersebut, maka bertambah jelaslah keburukan orang Yahudi terdahulu. Sulit bagi mereka mencari alasan untuk membersihkan diri dan menyatakan sebagai kaum beriman. Kejahatan mereka telah terbukti dalam sejarah dan bahkan masih berlanjut hingga kini. Itulah yang menyebabkan mereka mendapat celaan dan kutukan.
Jama’ah sidang Jum’at yang dirahmati Allah ﷻ.
Ibnul Qayyim menyebutkan, “Sementara generasi yang datang setelah Musa, mereka adalah pembunuh para nabi. Mereka membunuh Nabi Zakaria dan putranya, Nabi Yahya, serta banyak nabi-nabi lainnya. Hingga dalam waktu sehari mereka membunuh 70 nabi, lalu mereka pergi ke pasar di sore hari, seolah-olah mereka tidak berbuat kesalahan apapun.” (Hidayah al-Hayara, hlm. 19)
Sebagian ahli tafsir seperti Al-Baidhawi menyebutkan beberapa nama nabi yang dibunuh oleh Bani Israil, “Mereka membunuh Isya’ya, Zakaria, Yahya, dan nabi-nabi lainnya yang mereka tahu itu tidak dibenarkan. Karena mereka tidak memiliki keyakinan bolehnya membunuh para nabi. Namun mereka lakukan itu karena mengikuti hawa nafsu dan cinta dunia.” (Tafsir al-Baidhawi, hlm. 331)
Ibn Abi Shaybah meriwayatkan dalam al-Musannaf dari Urwah bin Zubair, dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dia berkata, “Yahya bin Zakariya tidak dibunuh kecuali karena seorang wanita yang sewenang-wenang. Dia berkata kepada temannya, ‘Aku tidak akan puas darimu sampai kamu membawakan kepalanya kepadaku.’ Dia kemudian membunuhnya dan membawa kepalanya di dalam kantong.”
Allah ﷻ juga menyebutkan bahwa mereka mencoba untuk membunuh Nabi Isa ‘alaihissalam, namun tidak berhasil. Allah ﷻ berfirman
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ ۚ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا
“Dan karena ucapan mereka, ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,- padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh adalah orang yang diserupakan dengan Isa.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.” (QS. An-Nisa: 157)
Jama’ah sidang Jum’at yang dirahmati Allah ﷻ.
Demikian pula dengan Nabi Muhammad ﷺ. Beliau tak luput dari kelakuan zalim orang-orang Yahudi. Mereka berusaha untuk membunuh beliau, namun gagal. Ketika beliau sedang tidur, ada seorang Yahudi yang hendak menjatuhkan batu besar ke tubuh beliau yang dilemparkan dari atas rumah.
Suatu hari, Nabi ﷺ bersama beberapa sahabatnya pergi ke perkampungan Bani Nadhir untuk meminta diyat terkait terbunuhnya dua orang dari Bani Kilab oleh Amr bin Umayyah ad-Damiri. Ketika Rasulullah ﷺ mengutarakan maksud kedatangan beliau ﷺ ke Bani Nadhir, awalnya mereka menyanggupinya. Mereka mengatakan,
“Wahai Abul Qasim, kami akan memenuhinya. Silakan duduk sampai kami bisa memenuhi kebutuhanmu.”
Rasulullah ﷺ duduk di dekat tembok rumah mereka bersama Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, dan beberapa sahabat lainnya. Sementara di tempat lain, orang-orang Bani Nadhir berkumpul dan berencana membunuh Rasulullah ﷺ. Mereka mengatakan,
“Siapa di antara kalian yang mau menjatuhkan batu ini ke kepala Muhammad sampai pecah?”
Salah satu dari mereka yang bernama Amru ibnu Jihasy mengatakan, “Aku yang akan melakukannya.”
Mendengar rencana ini, Salam bin Misykam berusaha mencegah mereka. “Jangan kalian lakukan! Demi Allah, pasti Allah akan memberitahukan rencana kalian ini kepadanya.” Peringatan Salam bin Misykam tersebut ternyata sama sekali tidak diindahkan. Mereka tetap berencana meneruskan niat jahat yang telah tertanam dalam.
Jama’ah sidang Jum’at yang dirahmati Allah ﷻ.
Apa yang dikhawatirkan Salam bin Misykam pun benar-benar terjadi. Allah ﷻ menurunkan wahyu kepada Rasulullah ﷺ melalui Malaikat Jibril ‘alaihissalam yang memberitahukan rencana tersebut.
Setelah mendapat wahyu itu, Nabiﷺ segera beranjak dari tempat duduknya tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan pulang ke Madinah, begitu pula para sahabat. Mereka bertanya tentang apa yang menyebabkan beliau ﷺ tiba-tiba bangkit dari tempat beliau dan pulang.
Rasulullah ﷺ pun menceritakan niat jahat orang-orang Yahudi yang hendak membunuhnya. Tidak lama kemudian, Rasulullah ﷺ mengutus Muhammad bin Maslamah untuk menyampaikan keputusan beliau ﷺ kepada Bani Nadhir.
Muhammad bin Maslamah berkata kepada orang-orang Yahudi Bani Nadhir, “Keluarlah kalian dari Madinah. Aku beri kalian tenggang waktu 10 hari. Jika aku masih menemui kalian setelah 10 hari tersebut, akan aku tebas batang leher kalian!”
Selain kisah tersebut, Rasulullah ﷺ juga pernah disakiti oleh orang Yahudi. Yaitu saat beliau diundang oleh seorang wanita Yahudi dari Khaibar untuk makan kambing. Ternyata hidangan tersebut sudah dibubuhi racun terlebih dahulu.
Namun beliau memuntahkan makanan tersebut dan tidak jadi menelannya, karena tulang kambing panggang itu menyampaikan kepada Nabi ﷺ bahwa dia telah dibubuhi racun.
Jama’ah sidang Jum’at yang dirahmati Allah ﷻ.
Demikianlah sifat-sifat buruk kaum Yahudi yang dikabarkan oleh Allah ﷻ melalui lisan Rasul-Nya. Hendaknya kita mengambil pelajaran dan menjauhi sikap buruk tersebut. Sebab hari ini, sejarah kembali berulang. Kaum Yahudi kembali menunjukkan sifat-sifat yang telah Allah ﷻ cela dan kutuk.
Kaum muslimin kembali dizalimi oleh Yahudi Zionis Israel dan semoga Allah ﷻ menolong kaum muslimin dan memasukkan kita semua ke dalam golongan yang mendapat ampunan serta ridha dari-Nya.
بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ وَكَفَى وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَاأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن فَيَا عِبَادَ الله اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَاللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقٌوْنَ أَمَّا بَعْدُ
Jama’ah yang dimuliakan Allah ﷻ, marilah bersama-sama kita tutup khutbah Jum’at pada siang hari ini dengan berdoa kepada Allah ﷻ.
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚيَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى ألِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى ألِ إِبْرَاهِيْمَ ِفي اْلعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعاً مَرْحُوْماً، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقاً مَعْصُوْماً، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْماً
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَاناً صَادِقاً ذَاكِراً، وَقَلْباً خَاشِعاً مُنِيْباً، وَعَمَلاً صَالِحاً زَاكِياً، وَعِلْماً نَافِعاً رَافِعاً، وَإِيْمَاناً رَاسِخاً ثَابِتاً، وَيَقِيْناً صَادِقاً خَالِصاً، وَرِزْقاً حَلاَلاً طَيِّباً وَاسِعاً، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ الْعَنْ كَفَرَةَ أَهْلَ الْكِتَابِ الَّذِيْنَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَكَ وَيُقَاتِلُونَ أَوْلِيَائَكَ
اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ فِلِسْطِيْنَ، اللَّهُمَّ انْصُرْهُمْ عَلَى أَعْدَاءِهِمْ وَمَنْ عَاوَنَهُمْ مِنَ الْمُنَافِقِيْنَ، اللَّهُمَّ سَدِّدْ رَمْيَهُمْ وَوَحِّدْ صُفُوْفَهُمْ، وَاجْمَعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الْحَقِّ، يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا، وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ. ،وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً، وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمِّدِِ وَّعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِينَ
Comments 1