Adab Bersafar Sesuai Tuntunan Nabi
Oleh Syamil Robbani (Staf Pengajarย Maโhad Aly An-Nuur)
MUQADIMAH
Safar adalah keluar dari tempat tinggal untuk melakukan perjalanan jauh. Safar merupakan bagian dari kehidupan setiap muslim dalam rangka menjalankan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’alaย untuk meraih kemaslahatan dunia dan akhirat.
Oleh sebab itu hendaknya seorang muslim yang ingin melakukan safar memperhatikan adab-adab bersafar, sehingga safarnya tersebut terbimbing dengan petunjuk Nabi ๏ทบ dan mendapatkan berkah dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Demi terwujudnya hal tersebut, kami berusaha menghadirkan makalah ringkas dalam rangka menambah ilmu bersama terkait adab-adab bersafar. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi kaum muslimin secara luas.
ADAB BERSAFAR
Adapun adab-adab yang selayaknya diperhatikan seorang muslim dalam safar adalah sebagai berikut:
Pertama, Mempersiapkan Perbekalan Sebelum Safar.
Disebutkan dalam kitab โShaidul Afkarโ bahwa di antara adab safar adalah mempersiapkan perbekalan untuk safarnya dari sesuatu yang halal dan thayyib. (Shaidul Afkar, Husain Al-Mahdi, 1/214)
Mempersiapkan materi sebelum berangkat safar mulai dari uang perjalanan, tiket, kendaraan yang tepat, perbekalan makanan, dan lain-lainya.
Termasuk dalam persoalan ini adalah mempersiapkan nafkah orang-orang yang akan ditinggal safar, seperti istri dan anak-anaknya. Sehingga tidak terlantar karena menelantarkan mereka merupakan termasuk bentuk kezaliman.
ย ย ููููู ุจูุงููู ูุฑูุกู ุฅูุซูู ูุง ุฃููู ููุถููููุนู ู ููู ูููููุชู
“Cukuplah seseorang itu dikatakan berdosa ketika ia menelantarkan orang yang ada dalam tanggungannya.” (HR. Abu Dawud)
Kedua, Meminta Nasihat Orang Shalih Sebelum Berangkat Safar.
Termasuk dari kebiasaan para salafushalih adalah meminta nasihat, doa, dan arahan kepada orang shalih sebelum berangkat untuk safar. Tentu hal ini akan menjadi bekal perjalanan sekaligus menjadi arahan serta pedomanย perjalanan nanti. (Bahjatul Nadhr, Azhari, 9)
Sebagaimana hadits dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu โanhu
โุฃูููู โุฑูุฌูููุง โููุงูู: โููุง โุฑูุณูููู โุงููููููุ โุฅููููู โุฃูุฑููุฏู โุฃููู โุฃูุณูุงููุฑู โููุฃูููุตููููุ โููุงูู: ยซโุนููููููู โุจูุชูููููู โุงููููููุ โููุงูุชููููุจููุฑู โุนูููู โููููู โุดูุฑููู
Bahwa seseorang berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku ingin bersafar, maka berilah aku wasiat.” Beliau bersabda, “Hendaknya engkau bertakwa kepada kepada Allah, dan bertakbir pada tempat tinggi.” (HR. Tirmidzi)
Ketiga, Bersafar Pada Hari Kamis.
Hendaknya melakukan safar pada hari kamis pagi sebagai bentuk mengikuti (iqtidaโ) Rasulullah ๏ทบ .Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari:
ุฃูููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฎูุฑูุฌู ููููู ู ุงููุฎูู ููุณู ููู ุบูุฒูููุฉู ุชูุจูููู โููููุงูู โููุญูุจูู โุฃููู โููุฎูุฑูุฌู โููููู ู โุงููุฎูู ููุณู
โSesungguhnya Nabi ๏ทบ keluar untuk berperang tabuk pada hari Kamis, dan (Rasulullah ๏ทบ )itu senang keluar pada hari kamis.โ (HR. Bukhari)
Hadist lain yang menunjukan bahwa Rasulullah ๏ทบ senang untuk memilih hari kamis untuk melakukan safar.
ูููููููู ูุง ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุฎูุฑูุฌู ุฅูุฐูุง ุฎูุฑูุฌู ููู ุณูููุฑู ุฅููููุง ููููู ู ุงููุฎูู ููุณู
โSungguh sedikit sekali apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar untuk bepergian melainkan Beliau melakukannya pada hari Kamis.โ (HR. Bukhari)
Badrudin Al-Aini dalam syarah hadits ini menjelaskan bahwa kecintaan Rasulullah ๏ทบ untuk bepergian pada hari kamis pastilah mempunyai hikmah tersendiri. (Umdah Al-Qari, Badrudin, 14/216)
Keempat, Berpamitan Kepada Orang Yang Ditinggal.
Hendaknya orang yang melakukan safar untuk berpamitan kepada keluarga atau kawan-kawan yang ditinggalkan tersebut, terlebih apabila safar tersebut jauh.
Asy-Syaโbi menjelaskan bahwa disunahkan apabila hendak keluar untuk bersafar untuk mendatangi kawan-kawannya untuk pamitan dan meminta doa kepada mereka. (Mausuah Al-Akhlaq, Khalid Al-Kharaz, 409)
Dianjurkan pula bagi orang yang hendak pergi tersebut menyertakan doa bagi orang-orang yang ditinggal tersebut agar Allah tetap menjaga mereka semua. Sebagaimana hadits dari Qazaโah
โุฃูุณูุชูููุฏูุนู โุงูููู โุฏูููููู โููุฃูู ูุงููุชููู โููุฎูููุงุชููู ู โุนูู ููููู
“Aku titipkan kepada Allah agamamu, amanatmu dan akhir dari amalanmu.โ (HR. Abu Dawud)
Al-Khathabi menjelaskan bahwa dalam doa tersebut terkandung permohonan kepada Allah agar menjaga agama dan memelihara keluarga, anak, saudara serta hartanya yang ditinggalkannya selama perjalanan. (โAun Al-Maโbud, Al-Azhim Al-Abadi, 7/187)
Lalu keluarga atau orang yang tinggal juga membalas doa kebaikan tersebut. Sebagaimana yang terdapat dalam hadits
ุฒููููุฏููู ุงูููููู ุงูุชูููููููุ ููุบูููุฑู ุฐูููุจูููุ ููููุณููุฑู ูููู ุงููุฎูููุฑู ุญูููุซูู ูุง ููููุชู
“Semoga Allah memberimu bekal ketakwaan,ย mengampuni dosamu, dan semoga Dia memudahkan untukmu segala kebaikan di manapun engkau berada.” (HR. Tirmidzi)
Kelima, Menunjuk Ketua Dalam Safar.
Adab nabawiyyah dalam bersafar selanjutnya adalah menunjuk ketua safar ketika bepergian lebih dari dua orang. Sehingga dapat menjadi pemimpin dan menyatukan perbedaan pendapat di antara mereka.
Sebagaimana hadits dari sahabat Abu Said Al-Khudri radhiyallahu โanhu
ุฅูุฐูุง โุฎูุฑูุฌู โุซูููุงุซูุฉู โููู โุณูููุฑู โููููููุคูู ููุฑููุง โุฃูุญูุฏูููู ู
“Apabila ada tiga orang yang keluar dalam suatu perjalanan, maka hendaknya mereka menunjuk salah seorang dari mereka sebagai pemimpin.”ย (HR. Abu Dawud)
Keenam, Menghindari Safar Sendirian.
Hendaknya seseorang menghindari safar sendirian, di antara hikmahnya adalah untuk menghindari bahaya-bahaya yang tidak diinginkan ketika perjalanan.
ูููู โููุนูููู ู โุงููููุงุณู โู ูุง โููู โุงููููุญูุฏูุฉู โู ูุง โุฃูุนูููู ู โู ูุง โุณูุงุฑู โุฑูุงููุจู โุจููููููู โููุญูุฏููู
“Seandainya manusia mengetahui apa yang terdapat dalam bepergian sendirian seperti apa yang aku ketahui, tentu seorang penunggang kendaraan tidak akan bepergian di malam hari sendirian.”ย (HR. Bukhari)
Ibnu Abdi Al-Bar dalam kitabnya โAt-Tamhidโ menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan dalam atsar mengenai makruhnya safar sendirian, oleh karenanya semakin banyak orang yang menemaninya, maka itu baik.
Makruhnya hal tersebut disebabkan apabila orang yang safar sendirian tersebut sakit maka tidak ada orang yang dapat merawatnya dan mengabari keadaannya. (At-Tamhid, Ibnu Abdi Al-Bar, 12/331)
Ketujuh, Safar Bersama Mahram Bagi Wanita.
Hendaknya seorang wanita tidak melakukan safar kecuali ia keluar bersama mahramnya, agar ada seseorang yang menjaga dan membantu urusannya ketika melakukan safar tersebut.
Sebagaimana keterangan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu โanhu:
โููุง โููุญูููู โููุงู ูุฑูุฃูุฉูุ โุชูุคูู ููู โุจูุงูููููู โููุงููููููู ู โุงููุขุฎูุฑูุ โุฃููู โุชูุณูุงููุฑู โู ูุณููุฑูุฉู โููููู ู โููููููููุฉู โููููุณู โู ูุนูููุง โุญูุฑูู ูุฉู
“Tidak halal seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk mengadakan perjalanan selama satu hari satu malam tanpa didampingi mahramnya.” (HR. Bukhari)
Kedelapan, Berdoa Ketika Safar.
Hendaknya seorang musafir ketika hendak bersiap keluar rumah untuk bersafar maka dianjurkan untuk mengucapkan doa
ุจูุณูู ู ุงูููููู ุชููููููููุชู ุนูููู ุงูููููู ุงููููููู ูู ุฅููููุง ููุนููุฐู ุจููู ู ููู ุฃููู ููุฒูููู ุฃููู ููุถูููู ุฃููู ููุธูููู ู ุฃููู ููุธูููู ู ุฃููู ููุฌููููู ุฃููู ููุฌููููู ุนูููููููุง
โDengan nama Allah aku bertawakal kepada Allah. Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari terpeleset atau tersesat, atau berlaku zalim atau dizalimi atau bersikap bodoh atau kami dibodohi.โ (HR. Tirmidzi)
Lalu apabila seorang musafir hendak menggunakan kendaraan dari motor, mobil, kereta, atau bahkan pesawat, maka dianjurkan untuk mengucapkan doa sebagaimana hadits dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu
โุฃูููู โุฑูุณูููู โุงูููู โุตููููู โุงูููู โุนููููููู โููุณููููู ู โููุงูู โุฅูุฐูุง โุงุณูุชูููู โุนูููู โุจูุนููุฑููู โุฎูุงุฑูุฌูุง โุฅูููู โุณูููุฑู โููุจููุฑู โุซูููุงุซูุงุ โุซูู ูู โููุงูู: {ุณูุจูุญูุงูู ุงูููุฐูู ุณูุฎููุฑู ููููุง ููุฐูุง ููู ูุง ูููููุง ูููู ู ูููุฑูููููู * ููุฅููููุง ุฅูููู ุฑูุจููููุง ููู ูููููููุจูููู}
โApabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berada di atas kendaraan hendak bepergian, maka terlebih dahulu beliau bertakbir sebanyak tiga kali. Kemudian beliau membaca doa sebagai berikut, Maha Suci Allah Dzat yang telah menundukkan untuk kami hewan ini, dan tidaklah kami dapat memaksakannya, dan kepada Tuhan kami niscaya kami akan Kembali.โ (HR. Muslim)
Kesembilan, Menyegerakan Pulang Apabila Hajat Telah Selesai.
Adab bersafar tersebut sebagaimana pesan dari hadits Nabi ๏ทบ
โุงูุณููููุฑู โููุทูุนูุฉู โู ููู โุงููุนูุฐูุงุจูุ โููู ูููุนู โุฃูุญูุฏูููู ู โุทูุนูุงู ููู โููุดูุฑูุงุจููู โููููููู ูููุ โููุฅูุฐูุง โููุถูู โููููู ูุชููู โููููููุนูุฌูููู โุฅูููู โุฃููููููู
“Bepergian (safar) itu adalah sebagian dari siksaan, yang menghalangi salah seorang dari kalian dari makan, minum dan tidurnya. Maka apabila dia telah selesai dari urusannya hendaklah dia segera kembali kepada keluarganya.” (HR. Bukhari)
Maka hendaknya seorang musafir segera menyelesaikan hajat kebutuhannya lalu segera pulang, sebagaimana penjelasan Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam syarah hadits ini. (Fathul Bari, Ibnu Hajar Al-Asqalani, 3/623)
Demikian adab bersafar yang telah diajarkan oleh Rasulullahย shallallahu ‘alaihi wa sallamย dan semoga kita bisa mengambil hikmah darinya.