Rabu, November 12, 2025
  • Home
  • PMB 2025/2026
  • ARTIKEL ISLAM
    • Aqidah
    • Fiqih
    • Tazkiyah
    • Hikmah
    • Tsaqafah
    • Doa
  • NASKAH KHUTBAH
    • Khutbah Jum’at
    • Khutbah Id
    • Ramadhan
  • KOLOM MAHASANTRI
  • KABAR MA’HAD
  • VIDEO KAJIAN
mahadannur.id
  • Home
  • PMB 2025/2026
  • ARTIKEL ISLAM
    • Aqidah
    • Fiqih
    • Tazkiyah
    • Hikmah
    • Tsaqafah
    • Doa
  • NASKAH KHUTBAH
    • Khutbah Jum’at
    • Khutbah Id
    • Ramadhan
  • KOLOM MAHASANTRI
  • KABAR MA’HAD
  • VIDEO KAJIAN
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Khutbah

Khutbah Jum’at: Empat Solusi Menghindari Lilitan Utang

Satrio Kusumo by Satrio Kusumo
23/10/2025
in Khutbah
0
Khutbah Jum'at: Empat Solusi Menghindari Lilitan Utang

Photo by Pixabay

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Artikel lainnya

Khutbah Jum’at: Membuka Pintu Rezeki Melalui Ibadah

Khutbah Jum’at: Meraih Pahala Syahid

Khutbah Jum’at: Hari Kiamat; Saat Penyesalan Tak Lagi Berguna

Khutbah Jum’at: Empat Solusi Menghindari Lilitan Utang
Penulis: Chotib Mimbar
(Staf Pengajar Ma’had Aly An-Nuur) 

 

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ

وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه

 فَيَا عِبَادَ الله اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَاللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقٌوْنَ، فَقَالَ الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

 وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

وَقَالَ النَّبِيُّ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

أَمَّا بَعْدُ

Download PDF di sini.

Khutbah Pertama

Jama’ah hadirin sidang Shalat Jum’at yang dimuliakan oleh Allah ﷻ.

Mari kita bersyukur kepada Allah ﷻ yang telah mengaruniakan begitu banyak kenikmatan, yang hingga detik ini bisa kita pergunakan dalam rangka ketakwaan kepada Allah ﷻ. 

Sebab tiada kebahagiaan yang sangat besar melainkan mendapatkan ridha dan cinta Allah ﷻ, dan mustahil ridha Allah serta cinta-Nya kita gapai kecuali dengan jalan ketakwaan.

Shalawat serta salam senantiasa terhaturkan kepada baginda Rasulullah ﷺ manusia paling sempurna, suri teladan bagi umatnya, yang Allah utus sebagai pelita di tengah gelapnya kejahiliaan. 

Barangsiapa yang mengikuti apa yang beliau contohkan niscaya beruntunglah dunia dan akhiratnya, begitu juga sebaliknya.

Jama’ah hadirin sidang Shalat Jum’at yang dimuliakan oleh Allah ﷻ.

Utang-piutang merupakan salah satu transaksi yang lumrah terjadi di tengah masyarakat. 

Praktik ini dilakukan oleh berbagai kalangan, mulai dari lapisan bawah hingga kelompok ekonomi elit. Hanya saja, latar belakang seseorang berutang biasanya berbeda-beda.

Orang yang berutang tentu tidak menginginkan munculnya masalah dari utangnya tersebut. Mereka berharap, agar tidak terjerat dalam lilitan utang. 

Namun, kondisi keuangan tidak selalu dapat diprediksi dengan pasti, sehingga potensi terlilit utang tetap bisa terjadi. 

Faktor seperti kebangkrutan usaha atau hilangnya maupun rusaknya aset yang dijadikan jaminan dapat menyebabkan seseorang gagal melunasi utangnya tepat waktu.

Hal ini pernah dialami oleh seorang tabi‘in terkemuka, Muhammad bin Sirin. beliau pernah dipenjara karena terlilit utang. 

Kala itu, beliau berutang untuk modal usaha berupa minyak zaitun senilai 40.000 dirham. 

Namun, dalam minyak yang dibelinya ditemukan bangkai tikus sehingga menjadikan minyak tersebut najis. 

Beliau kemudian menumpahkan seluruh minyak itu, karena haram hukumnya menjual barang yang terkena najis. (Adz-Dzahabi, Siyar A‘lam al-Nubala’, Beirut: Mu’assasah al-Risalah, Cet. 3, 1405 H/1985 M. 4/613)

Jama’ah hadirin sidang Shalat Jum’at yang dimuliakan oleh Allah ﷻ.

Apa yang dialami oleh Muhammad bin Sirin merupakan contoh bahwa peristiwa yang tidak dapat diprediksi secara pasti dapat menjadi sebab terjadinya lilitan utang. 

Oleh karena itu, dalam sebuah riwayat terdapat doa yang diajarkan agar terhindar dari jeratan utang.

اَللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَغَلَبَةِ الْعَدُوِّ، وَشَمَاتَةِ الأَعْدَاءِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang, dari kesewenang-wenangan musuh, dan dari kegembiraan mereka di atas penderitaan kami.” Ahmad (2/173) dan an-Nasa’i (8/265).

Ma’asyiral muslimin, jama’ah jum’at rahimakumullah.

Karena adanya kemungkinan terjerat resiko lilitan utang, maka diperlukan beberapa langkah antisipasi. Di antaranya adalah:

Pertama, komitmen melunasi utang.

Komitmen melunasi hutang harus ada sebelum melakukannya. Komitmen itu akan mendorong semangat dan mengatur keuangan dengan baik. 

Bahkan ini menjadi satu keharusan bagi seorang muslim Ketika ingin berutang. Allah akan memberi kemampuan melunasinya kepada orang yang memiliki komitmen. 

Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah riwayat.

مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيدُ أَدَاءَهَا أَدَّى اللَّهُ عَنْهُ، وَمَنْ أَخَذَ يُرِيدُ إِتْلاَفَهَا أَتْلَفَهُ اللهُ

“Barangsiapa yang mengambil harta-harta manusia (berutang) dengan niat ingin melunasinya, Allah akan melunasinya. Dan barangsiapa yang berutang dengan niat ingin merugikannya, Allah akan membinasakannya.” (HR Bukhari: 2387)

Itikad untuk melunasi utang merupakan tanda takwa pada dirinya dan orang bertakwa akan senantiasa berada dalam lindungan Allah. 

Disebut sebagai komitmen ketika sudah mengupayakan dalam tindakan bukan hanya dalam pikiran semata. 

Misalkan menyisihkan uang hasil kerjanya atau mengontrol keinginan konsumtif agar bisa mencicil atau melakukan pekerjaan tambahan yang biasa dilakukan.

Ketika usaha sudah maksimal namun utang tak kunjung bisa dilunasi, maka rasa husnudzan kepada Allah harus senantiasa ada. 

Yakinkan pada diri bahwa Allah tidak akan menzalimi hamba-Nya dan tidak mengingkari janjinya. Pada waktunya nanti ketetapan Allah pasti akan tiba dengan tepat. 

Selama masih menjaga ketakwaan kita, maka Allah  akan memberikan solusi yang terbaik. 

Sebagaimana firman Allah ﷻ

وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا  

“Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak diduga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS: At-Thalaq: 2-3)

Ma’asyiral muslimin, jama’ah jum’at rahimakumullah.

Kedua, tidak melebihi aset yang dimiliki.

Setiap orang tentu memiliki ambisi atau target tertentu untuk memperkuat kondisi finansial atau memenuhi kebutuhan hidup. 

Namun, ambisi terkadang mendorong seseorang untuk tidak realistis dalam menilai kemampuan dirinya. 

Dalam hal utang-piutang, salah satu ukuran bahwa seseorang mampu melunasi utangnya adalah aset yang dimiliki.

Apabila jumlah utang melebihi nilai aset, maka terdapat potensi besar utang tersebut tidak terbayar, dan akhirnya tidak ada pegangan untuk melunasinya. 

Sikap ini sejatinya merupakan langkah preventif, yaitu mengantisipasi kemungkinan buruk seperti gugatan hukum hingga risiko dipenjara karena utang. 

Kondisi tersebut tentu akan mengakibatkan seseorang tidak bisa bekerja serta kehilangan kesempatan mencari solusi bagi masa depan dirinya dan keluarga yang ditinggalkan.

Sehingga hal ini sejalan dengan penjelasan Ibnu Taimiyah yang menyatakan

الذَّرِيعَةَ إلَى الْفَسَادِ يَجِبُ سَدُّهَا، إذَا لَمْ يُعَارِضْهَا مَصْلَحَةٌ رَاجِحَةٌ

“Segala sarana (perantara) yang dapat mengantarkan kepada kerusakan wajib ditutup, selama tidak ada kemaslahatan yang lebih kuat yang menentangnya.”

Dengan demikian, berutang melebihi aset termasuk salah satu sarana menuju kerusakan yang harus dihindari. 

Demikian pula, Nabi ﷺ memberikan teladan bahwa ketika beliau berutang, selalu ada jaminan untuk memastikan utangnya dapat dibayar dengan jaminan tersebut.

Jamaah yang semoga senantiasa dirahmati Allah ﷻ

Ketiga, bukan untuk gaya hidup konsumtif.

Salah satu penyebab seseorang terlilit utang adalah menyalahgunakannya untuk hal-hal yang tidak sesuai kebutuhan. 

Jika utang dipakai hanya demi mengikuti gaya hidup, maka hal itu tidak akan ada ujungnya.

Sebab, pada hakikatnya gaya hidup hanyalah pelengkap dan tidak memberikan dampak nyata terhadap stabilitas kehidupan yang normal.

Menggunakan apa yang dimiliki apa adanya jauh lebih baik daripada berutang untuk membeli sesuatu yang sebenarnya tidak begitu dibutuhkan. 

Memang penampilan menarik serta makanan dan minuman yang lezat merupakan bagian dari kenikmatan yang wajar diupayakan, namun ketiadaannya tidak menimbulkan mudarat. 

Sebaliknya, ketika seseorang terbiasa hidup dengan kenyamanan dan kemewahan sementara kondisi ekonominya pas-pasan, maka ia akan lebih mudah tergoda untuk berutang demi menjaga penampilan.

Ma’asyiral muslimin, jama’ah jum’at rahimakumullah.

Sehingga salah satu faktor yang membuat seseorang mudah terjerat utang adalah sikap isyraf, yaitu membelanjakan harta bukan untuk kebutuhan mendesak hingga menimbulkan kesulitan ekonomi. 

Karena itu, Rasulullah ﷺ memberikan tuntunan kepada umatnya

كُلُوا وَاشۡرَبُوا وَالۡبَسُوا وَتَصَدَّقُوا، فِي غَيۡرِ إِسۡرَافٍ وَلَا مَخِيلَةٍ

“Makanlah, minumlah, berpakaianlah, dan bersedekahlah kalian tanpa berlebih-lebihan dan sombong.” (HR. Bukhari: 5783)

Imam Al-Jurjani mendefinisikan isyraf sebagai berikut

هُوَ إِنْفَاقُ الْمَالِ الْكَثِيرِ فِي الْغَرَضِ الْخَسِيسِ. وَقِيلَ: تَجَاوُزُ الْحَدِّ فِي النَّفَقَةِ

“Isyraf (berlebihan) adalah menggunakan harta yang banyak untuk tujuan yang hina. Ada pula yang mengatakan: melampaui batas dalam pengeluaran.” (Al-Jurjani, Kitab al-Ta‘rifat, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1983. hlm: 24)

Perlu dipahami bahwa utang bukanlah sesuatu yang terlarang, tetapi dapat menjadi masalah besar apabila disalahgunakan. 

Membelanjakan harta untuk hal yang tidak mendesak sehingga menjerumuskan diri pada kesulitan ekonomi tergolong isyraf yang dilarang. 

Rasulullah ﷺ telah memberikan pedoman agar umatnya makan, minum, berpakaian, dan bersedekah tanpa berlebihan dan tanpa kesombongan. 

Dengan sikap sederhana, proporsional, serta mengukur kemampuan, seorang Muslim dapat menjaga dirinya dari lilitan utang dan tetap menjalani kehidupan dengan tenang dan berkah.

Ma’asyiral muslimin, jama’ah jum’at rahimakumullah.

Keempat, tidak menambah kenalan baru ketika terjerat utang.

Salah satu penyebab seseorang terlilit utang adalah sikap candu terhadap berutang. Ia akan terus mendatangi orang-orang yang dikenalnya untuk meminta pinjaman. 

Akhirnya, utangnya semakin menumpuk dan sulit dilunasi, hingga jatuh pada kondisi “gali lubang, tutup lubang”.

Dalam keadaan seperti ini, solusi terbaik bukanlah menambah kenalan, karena semakin banyak relasi justru berpotensi menambah utang. 

Hal ini pernah diingatkan oleh ‘Amr bin al-‘Ash

مَنْ كَثُرَ صَدِيقُهُ كَثُرَ دَيْنُهُ

“Barangsiapa banyak temannya, maka banyak pula utangnya.” (Ibnu Abdil Bar, Bahjat al-Majalis wa Uns al-Majalis, hlm. 43)

Ma’asyiral muslimin, jama’ah jum’at rahimakumullah.

Utang bukanlah perkara ringan. Banyak orang terjerat di dalamnya karena lalai dan tidak berhati-hati. 

Padahal, Rasulullah ﷺ sering berdoa agar dijauhkan dari lilitan utang, sebab utang dapat menjerumuskan seseorang pada kebohongan dan pengingkaran janji.

Maka, marilah kita berkomitmen untuk menjaga diri dari utang yang tidak perlu. Jika terpaksa berutang, niatkan dengan tekad kuat untuk segera melunasinya. 

Jangan pernah berutang melebihi kemampuan aset yang kita miliki, apalagi untuk sekadar memenuhi gaya hidup konsumtif. 

Dan yang tidak kalah penting, hindarilah pergaulan yang mendorong kita pada pola hidup boros dan suka berhutang hanya demi gengsi di hadapan manusia.

Semoga Allah ﷻ memberi kita rezeki yang halal, mencukupkan dengan karunia-Nya, dan menjauhkan kita dari kesempitan akibat lilitan utang.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ: اتَّقُوا اللَّهَ فَإِنَّ تَقْوَاهُ أَفْضَلُ مُكْتَسَبٍ

Ma’asyiral muslimin jamaah Jum’at rahimakumullah.

Pada khutbah yang kedua ini, mari kita bersama-sama melantunkan doa kepada Allah ﷻ.

Karena hanya kepada-Nya lah kita berharap, dan hanya kepada-Nya lah semua akan kembali.

‎إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعْوَاتِ

اللَّهُمَّ لَا تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ، وَلَا دَيْنًا إِلَّا قَضَيْتَهُ، وَلَا حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا قَضَيْتَهَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الهَمِّ وَالحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ العَجْزِ وَالكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الجُبْنِ وَالبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ, وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ, وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ, وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى اْلمُرْسَلِيْنَ وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Related

Tags: Khutbah Jum'atma'had 'aly an-nuur
Previous Post

Khutbah Jum’at: Meraih Pahala Syahid

Next Post

Khutbah Jum’at: Membuka Pintu Rezeki Melalui Ibadah

Satrio Kusumo

Satrio Kusumo

Related Posts

Khutbah Jum'at: Membuka Pintu Rezeki Melalui Ibadah
Khutbah

Khutbah Jum’at: Membuka Pintu Rezeki Melalui Ibadah

by Admin
30/10/2025
Khutbah Jum'at: Meraih Pahala Syahid
Khutbah

Khutbah Jum’at: Meraih Pahala Syahid

by Satrio Kusumo
16/10/2025
Khutbah Jum'at: Hari Kiamat; Saat Penyesalan Tak Lagi Berguna
Khutbah

Khutbah Jum’at: Hari Kiamat; Saat Penyesalan Tak Lagi Berguna

by Admin
09/10/2025
Khutbah Jum'at: Kenapa Kita Harus Memanjatkan Doa?
Khutbah

Khutbah Jum’at: Kenapa Kita Harus Memanjatkan Doa?

by Satrio Kusumo
02/10/2025
Khutbah Jum'at: Kala Doa Tak Kunjung Dikabulkan
Khutbah

Khutbah Jum’at: Kala Doa Tak Kunjung Dikabulkan

by Satrio Kusumo
25/09/2025
Next Post
Khutbah Jum'at: Membuka Pintu Rezeki Melalui Ibadah

Khutbah Jum'at: Membuka Pintu Rezeki Melalui Ibadah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kategori

  • Aqidah
  • Doa
  • Fiqih
  • Hikmah
  • Kabar Ma'had
  • Khutbah
  • Kolom Mahasantri
  • Ramadhan
  • Tafsir
  • Tazkiyah
  • Tsaqafah
  • Udhiyah
  • Uncategorized
  • Unduhan
  • Uswah
  • Video
  • Home
  • PMB 2025/2026
  • ARTIKEL ISLAM
  • NASKAH KHUTBAH
  • KOLOM MAHASANTRI
  • KABAR MA’HAD
  • VIDEO KAJIAN
Menerangi Umat Dengan Cahaya Ilmu

© 2021 mahadannur.id - Ma'had 'Aly An-Nuur Liddirosat Al Islamiyah mahadannur.

No Result
View All Result
  • Home
  • PMB 2025/2026
  • ARTIKEL ISLAM
    • Aqidah
    • Fiqih
    • Tazkiyah
    • Hikmah
    • Tsaqafah
    • Doa
  • NASKAH KHUTBAH
    • Khutbah Jum’at
    • Khutbah Id
    • Ramadhan
  • KOLOM MAHASANTRI
  • KABAR MA’HAD
  • VIDEO KAJIAN

© 2021 mahadannur.id - Ma'had 'Aly An-Nuur Liddirosat Al Islamiyah mahadannur.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist