Khutbah Jum’at: Selamatkan Diri Dari Azab Kubur
Oleh Ammar Syarifuddin (Staf Pengajar Ma’had Aly An-Nuur)
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
قال اللَّه تعالى يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْدُ
Download PDF di sini.
Khutbah Jum’at
Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah.
Mari kita bersyukur kepada Allah ﷻ atas limpahan nikmat-Nya kepada kita semua. Semoga dengan senantiasa bersyukur kepada Allah ﷻ, hidup kita akan dipenuhi dengan berkah, langkah-langkah kita terbimbing oleh hidayah, hingga meninggal nanti dalam kondisi khusnul khatimah.
Shalawat beriring salam, semoga tetap Allah ﷻ curahkan kepada Nabi Agung, Nabi Muhammad ﷺ. Kepada keluarga beliau, para sahabat beliau, para tabi’in, dan umat Islam yang istiqamah hingga hari kiamat nanti.
Berikutnya, khatib berwasiat kepada diri pribadi khatib dan hadirin sekalian, agar senantiasa bertakwa kepada Allah kapan pun dan dalam kondisi apa pun.
Sebab takwa adalah sebaik-baik bekal. Allah ﷻ berjanji bahwa orang-orang bertakwa akan diberi jalan keluar dari setiap kesulitan, diberi rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka, dan disediakan surga seluas langit dan bumi.
Jama’ah sidang Jum’at yang dirahmati Allah.
Ketika khalifah Utsman bin Affan melewati kuburan, beliau menangis hingga air matanya bercucuran dan membasahi jenggotnya yang lebat.
Para sahabat yang ada bersama beliau pun bertanya, “Kenapa ketika mengingat surga dan neraka tangisan Anda tidak seperti ini, sementara ketika melihat kuburan Anda menangis sedemikian rupa?”
Sahabat mulia Utsman bin Affan menjawab, “Sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda
إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ
“Sesungguhnya, alam kubur adalah pos pertama dari sekian banyak pos alam akhirat; Jika seseorang selamat dari siksanya, maka perjalanan berikutnya akan lebih mudah. Namun jika dia tidak selamat dari siksanya, maka pos-pos berikutnya akan lebih berat baginya.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Jama’ah sidang Jum’at yang dirahmati Allah.
Sahabat mulia Utsman bin Affan menangis karena beliau paham betul, bahwa setiap orang akan mati. Setiap orang akan berpindah ke alam kubur. Namun, setiap orang tidak tahu apakah ia akan mendapat nikmat kubur, atau sebaliknya mendapat siksa kubur.
Dan ia juga tidak tahu seberapa lama ia akan berada di alam alam kubur. 10 tahun? 100 tahun? 1000 tahun? Atau lebih dari itu? Hanya Allah yang tahu berapa lama nanti kita berada di alam kubur.
Bukankah Rasulullah pernah bersabda, “Saya diutus sementara jarak hari kiamat tinggal segini.” (HR. Ahmad) Beliau menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya.
Jarak antara dua jari tersebut hanya sekira satu sampai dengan satu setengah centimeter. Tapi lihatlah. Sudah 1478 tahun sejak Rasulullah ﷺ diangkat menjadi Rasul, hari kiamat belum juga terjadi.
Jama’ah sidang Jum’at yang dirahmati Allah.
Sebagai seorang mukmin kita harus mengimani tentang adanya nikmat dan siksa kubur ini. Karena kebenaran tentang adanya nikmat dan siksa kubur telah dijelaskan oleh Al-Qur’an dan al-hadits.
Sebagaimana disebutkan oleh Allah ﷻ dalam surat Ghafir ayat 46
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَا
“Neraka diperlihatkan kepada mereka pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat, dikatakan kepada mereka, ‘Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.’”
Allah ﷻ juga berfirman tentang apa yang akan dialami oleh orang-orang munafik
سَنُعَذِّبُهُمْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلَى عَذَابٍ عَظِيمٍ
“Kami akan mengazab mereka dua kali. Kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.” (QS. At-Taubah: 101)
Ibnu Mas’ud berkata tentang surat ini, “Azab yang pertama adalah azab di dunia. Dan azab yang kedua adalah azab di alam kubur. Kemudian dikembalikan kepada azab yang besar yaitu azab neraka.”
Kemudian Rasulullah ﷺ juga menjelaskan dalam banyak hadits. Di antaranya hadits tentang kisah beliau melewati dua kuburan. Lalu beliau bersabda
إِنَّهُمَا لَيُعَذَّباَنِ وَماَ يُعَذَّباَنِ فِيْ كَبِيْرٍ؛ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكاَنَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنَ الْبَوْلِ، وَأَمَّا الآخَرُ فَكاَنَ يَمْشِيْ بِالنَّمِيْمَةِ
“Kedua penghuni kubur ini sedang disiksa. Mereka tidak disiksa karena dosa besar. Salah satunya disiksa karena tidak menyucikan diri dari air kencing, dan satunya lagi disiksa karena suka mengadu domba.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Ummul Mukminin Aisyah berkata, “Dua wanita Yahudi Madinah masuk ke kamarku dan berkata, ‘Sesungguhnya penghuni kubur itu diazab di dalam kubur.’ Aku tidak mempercayai ucapan mereka dan belum siap membenarkan mereka. Sesaat kemudian mereka keluar dan Nabi masuk.
Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, dua wanita tua Yahudi Madinah masuk ke kamarku dan mengatakan bahwa penghuni kubur diazab di dalam kubur.’ Beliau bersabda, ‘Mereka benar. Penghuni kubur disiksa dengan azab yang dapat didengar oleh hewan ternak’.” (HR. Muslim)
Dan masih banyak ayat-ayat lain yang membenarkan tentang adanya siksa kubur.
Jama’ah sidang Jum’at yang dirahmati Allah.
Azab kubur itu benar-benar ada dan sangat mengerikan. Anas bin Malik menyebutkan dalam sebuah riwayat dari Rasulullah ﷺ, “Bahwa orang-orang munafik setelah salah menjawab pertanyaan di alam kubur, dikatakan kepadanya, ‘Kau tidak mengetahui dan tidak mengikuti.’
Kemudian dia dipukul dengan palu besi pada bagian antara dua telinganya. Ia menjerit histeris hingga didengar oleh yang ada disekitarnya kecuali manusia dan jin.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa dikatakan kepada tanah, “Himpitlah dia.” Maka tanah segera menghimpit orang-orang munafik hingga tulang-tulangnya remuk. Ia senantiasa disiksa sampai dibangkitkan oleh Allah dari tidurnya itu. (HR. Tirmidzi)
Jama’ah sidang Jum’at yang dirahmati Allah.
Hanya ada dua kondisi di alam kubur; nikmat kubur atau siksa kubur. Orang yang diberi nikmat kubur akan mendapati kuburannya menjadi lapang sejauh dia memandang, tidur di atas hamparan dari surga, ditemani oleh orang yang berbau wangi dan berwajah tampan.
Senantiasa mencium bau harum hembusan surga. Dibukanya celah ke surga hingga dia bisa melihat tempat tinggalnya di surga kelak. Dan dia pun memohon kepada Allah ﷻ agar, kiamat disegerakan.
Sementara orang yang diberi siksa kubur, akan mendapati kuburannya menjadi sempit menghimpit, tidur di atas hamparan tikar dari neraka, ditemani oleh orang berbau busuk dan berwajah buruk.
Kemudian dia senantiasa mencium bau busuk dari hembusan panas api neraka. Dibukanya celah ke neraka hingga dia bisa melihat tempat tinggalnya kelak di neraka. Maka dia memohon kepada Allah, agar kiamat tidak segera terjadi.
Jama’ah sidang Jum’at yang dirahmati Allah.
Kita pasti berharap terbebas dari siksa kubur dan mendapat nikmat kubur. Berikut kami sampaikan beberapa hal untuk menyelamatkan diri dari siksa kubur. Di antaranya adalah:
Pertama; Banyak mengingat kematian.
Banyak mengingat kematian adalah wasiat dari nabi kita tercinta. Dari shahabat Abu Hurairah beliau bersabda
أَكْثِرُوْا مِنْ ذِكْرِ هَادِمِ اللَّذَّاتِ
“Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan.” (HR. At-Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah). Maksud dengan pemutus segala kenikmatan di dalam hadits ini adalah kematian.
Kenapa kematian bisa menjadi sebab selamat dari siksa kubur. Karena orang yang banyak mengingat kematian, akan banyak mengingat akhirat.
Orang yang banyak mengingat kematian akan berusaha menjauhi maksiat dan dosa. Orang yang banyak mengingat kematian akan bersegera bertaubat dan mengerjakan amal shalih.
Imam al-Qurthubi berkata tentang hadits ini, “Banyak mengingat kematian akan berakibat pada perasaan tidak nyaman dengan dunia yang fana ini. Sehingga setiap saat orientasinya adalah negeri akhirat yang kekal abadi.”
Kedua; Beriman dan beramal shalih.
Iman dan amal shalih adalah sarana paling penting untuk menyelamatkan seseorang dari siksa kubur. Allah ﷻ berfirman
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat.” (QS. Ibrahim: 27)
Allah ﷻ akan memberi keteguhan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan beramal shalih di dunia dan di akhirat. Bentuk dari keteguhan di dunia adalah; Allah memberikan mereka keyakinan yang kokoh ketika dihadapkan pada fitnah syahwat dan syubhat.
Adapun bentuk keteguhan di akhirat adalah; meninggal dalam kondisi khusnul khotimah dan bisa menjawab pertanyaan dua malaikat dengan jawaban yang benar. Ketika malaikat bertanya siapa tuhanmu, siapa Nabimu, apa agamamu?
Maka dia menjawab, Allah tuhanku, Nabi Muhammad Nabiku dan Islam agamaku.
Dalam hadits yang panjang Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa orang yang mampu menjawab dengan benar, ia akan selamat dari siksa kubur; sementara orang yang tidak mampu menjawab dengan benar, dia akan mendapat siksa kubur.
Jama’ah sidang Jum’at yang dirahmati Allah.
Ketiga; Rutin membaca surat Al-Mulk dan mengamalkan isinya.
Membaca surat Al-Mulk setiap malam menjelang tidur dapat menjadi sarana bagi seseorang untuk selamat dari siksa kubur.
Sebagaimana dikisahkan oleh sahabat Ibnu Abbas, bahwa salah seorang sahabat mendirikan tenda di atas area pekuburan ketika dia safar. Sementara dia tidak menyadarinya.
Kemudian dia mendengar dari salah satu kuburan tersebut ada seseorang yang sedang membaca surat Al-Mulk sampai selesai. Maka sahabat tersebut menemui Rasulullah dan menceritakan hal tersebut.
Maka Rasulullah ﷺ menjawab
هِيَ اَلْمَانِعَةُ، هِيَ اَلْمُنْجِيَّةُ؛ تُنْجِيْهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
“Surat Al-Mulk adalah penghalang, penyelamat yang dapat menyelamatkan seseorang dari azab kubur.” (HR. At-Tirmidzi)
Keempat; Istiqamah.
Istiqamah adalah kita teguh terhadap pendirian kita yang benar, konsekuen dalam mengerjakan ketaatan-ketaatan, membela dan mempertahankan keimanan dan keislaman walaupun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan.
Allah ﷻ berfirman
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلاَئِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami adalah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), ‘Janganlah kamu merasa takut dan bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu’.” (QS. Fushilat: 30)
Di dalam ayat tersebut Allah ﷻ menjelaskan bahwa ketika orang-orang yang istiqamah dengan keimanannya meninggal dunia, akan turun kepada mereka para malaikat seraya berkata, “Janganlah kamu merasa takut dan bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”
Para ulama menjelaskan, bahwa maksud dari tidak takut adalah mereka tidak takut dengan apa yang akan mereka hadapi setelah kematian. Termasuk di dalamnya adalah siksa kubur.
Sedangkan maksud mereka tidak bersedih adalah mereka tidak bersedih dengan apa yang mereka tinggalkan di dunia. Seperti tidak bersedih atas harta dan keluarga yang ditinggalkannya.
Bisikan malaikat kepada mereka agar tidak takut terhadap siksa kubur, menunjukkan bahwa mereka akan selamat dari siksa kubur. Sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh orang-orang yang senantiasa istiqamah dalam ketaatan selama hidupnya.
Keempat; Berdoa memohon perlindungan dari siksa kubur.
Setiap kita shalat, pada tasyahud terakhir kita diperintahkan oleh Rasulullah ﷺ untuk membaca doa berikut
اَللَّهُمَّ إِنَيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada Engkau dari fitnah azab kubur, dari fitnah neraka, dari fitnah kehidupan, dari fitnah kematian dan dari fitnah Dajjal.” (HR. Bukhari)
Kenapa Rasulullah memerintahkan kita untuk berlindung dari 4 hal tersebut, yang salah satunya adalah berlindung dari azab kubur?
Para ulama menjelaskan, bahwa perintah sekaligus pengajaran Nabi ﷺ tersebut menunjukan bahwa berlindung dari 4 hal tersebut adalah perkara yang sangat penting.
Oleh karena itu, ketika seorang tabi’in mulia bernama Thawus bin Kaisan melihat anaknya shalat tanpa membaca doa ini, beliau menyuruh anaknya untuk mengulangi shalatnya.
Jama’ah sidang Jum’at yang dirahmati Allah.
Demikian khutbah Jum’at yang dapat kami sampaikan. Semoga kita semua diselamatkan oleh Allah ﷻ dari ngerinya azab kubur nanti.
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآياَتِ وِالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ بِتِلاَوَتِهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمِ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ، وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ
وَقَالَ تَعاَلَى: إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِكَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، اَللَّهُمَّ انْصُرْهُمْ نَصْرًا مُؤَزَّرًا، اَللَّهُمَّ ارْبِطْ عَلَى قُلُوْبِهِمْ، وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار
سُبْحاَنَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَأَقِمِ الصَّلاَةَ