Minggu, Desember 3, 2023
  • Home
  • PMB 1444-1445 H
  • DONASI
  • AQIDAH
  • FIQIH
    • RAMADHAN
  • TSAQAFAH
  • NASKAH KHUTBAH
  • VIDEO KAJIAN
mahadannur.id
Advertisement
  • Home
  • PMB 1444-1445 H
  • DONASI
  • AQIDAH
  • FIQIH
    • RAMADHAN
  • TSAQAFAH
  • NASKAH KHUTBAH
  • VIDEO KAJIAN
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Khutbah

Khutbah Jum’at: Solidaritas Orang Mukmin

Satrio by Satrio
27/10/2022
in Khutbah
1
Khutbah Jum'at: Solidaritas Orang Mukmin

Image by 8photo on Freepik

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Khutbah Jum’at: Solidaritas Orang Mukmin

Oleh Hamzah Saifuddin

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَه

Artikel lainnya

Khutbah Jum’at: Istighfar dan Taubat, Sumber Keberkahan dari Allah ﷻ

Khutbah Jum’at: Kisah Yahudi Di Dalam Al-Qur’an

Khutbah Jum’at: Kami Bersama Kalian Wahai Muslim Palestina

وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ ونَصَرَ عَبْدَهُ وأَعَزَّ جُنْدَهُ وهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَه

وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وعَلَى آلِهِ وعَلَى تَابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانِ فِي كُلِّ أَثَرٍ إِلَى يَوْمِ المَحْشَر

قال الله تعالى:

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

وَقَالَ نَبِيُّنَا مُحَمَّد:

اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَ اَتْبِعِ السِيِّئَتَ الحَسَنَتَ تَمْحُوهَا وَ خَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.

أَمَّا بَعْدُ, فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

Khutbah Pertama

Download PDF di sini.

Ma’asyiral muslimin, dhuyufurrahman rahimani wa rahimakumullah

Manusia adalah salah satu makhluk Allah yang sangat lemah karena “tidak ada daya dan upaya kecuali milik Allah”, maka perlu disadari bahwa segala apa pun yang telah kita  lakukan, yang telah kita capai, merupakan kenikmatan dari Allah. Sudah beribu kali nikmat Allah kita rasakan, namun Allah hanya meminta kepada manusia agar mensyukuri semua itu.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada pemberi syafaat, suri teladan umat Islam, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, beserta keluarga beliau, para sahabat, tabiin, tabiut tabiin dan orang-orang yang selalu menghidupkan agama Islam ini hingga yaumul qiyamah.

Allah sudah memberikan satu kabar bahwa ada satu bekal yang bisa kita bawa menghadap Allah subhanahu wa ta’ala yaitu ketakwaan kepada Allah, sebagaimana firman Allah yang artinya “Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. ” (QS. Al-Baqarah: 197)

Ma’asyiral muslimin, dhuyufurrahman rahimani wa rahimakumullah

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)

Di dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa ta’ala ingin menyadarkan kepada kita bahwa orang yang beragama Islam adalah orang yang saling terhubung antara satu dengan yang lainnya, lebih jelasnya adalah bersaudara.

Hakikat dari bersaudara adalah mereka yang memiliki respek yang paling tinggi kepada lainnya atau mereka yang memiliki tingkat kepedulian yang tinggi dengan saudaranya yang lain. 

Allah tidak membeda-bedakan antara yang miskin dengan yang kaya, antara yang berkulit putih dengan yang berkulit hitam, antara yang shalih dengan yang fajir, antara yang rajin beramal shalih dengan yang malas, semuanya bersaudara, tidak membeda-bedakan.

Untuk itu, Allah mengikat orang Islam satu dengan yang lainnya, dengan istilah saudara, yang mana di dalam kitab Tafsir ath-Thabari, dijelaskan bahwa, sesungguhnya seorang mukmin itu bersaudara berdasarkan agama, maka wajib untuk saling menunjukkan rasa kasih sayang, dan saling tolong-menolong antara satu dengan yang lainnya.

Tidak boleh membeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya, “Aku tolong yang punya banyak duit saja.” atau “Aku tolong si A sajalah, karena si B orangnya berkulit hitam.” Sikap seperti ini tidak dibolehkan dalam agama Islam.

Jika ada seorang mukmin yang hubungannya tidak baik-baik saja dengan mukmin yang lainnya maka perintah Allah adalah

 أَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ

 “Maka damaikanlah antara keduanya.” (QS. Al-Hujurat: 10)

Tugas kita adalah mendamaikan mukmin yang sedang berkelahi, yang sedang punya masalah dengan mukmin lainnya.

 Allah menginginkan agar seorang mukmin memiliki rasa peduli dengan mukmin lainnya serta mendamaikan mukmin yang sedang tidak bagus hubungannya dengan mukmin lainnya.

Karena sejatinya orang yang beriman adalah sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

 الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ، يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

“Orang mukmin (terhadap mukmin lainnya) bagaikan satu bangunan, satu sama lainnya saling kuat-menguatkan.” (HR. Muslim, 2585).

Agar rasa persaudaraan itu muncul dan menghunjam kuat di dalam sanubari kita, maka mendamaikan orang yang sedang bermasalah adalah solusinya. Sebab inti dari persaudaraan adalah agar loyalitas seorang muslim itu terbentuk sehingga menjadikan Islam ini menjadi kuat.

Maka dikatakan bahwa seorang mukmin satu dengan yang lainnya itu seperti sebuah bangunan. Jika persaudaraan mereka kuat, maka bangunan itu juga akan kuat. Akan tetapi jika persaudaraan di antara mereka tidak kuat, maka tidak ada yang bisa kita harapkan lagi kecuali hanya bangunan yang reot, fondasi dan penyangganya tidak kuat.

Ketika diibaratkan bahwa seorang mukmin itu sebagai penyangga sebuah bangunan, atapnya ibarat agama Islam, maka ketika penyangganya tidak memiliki rasa persaudaraan di antara mereka, maka atapnya akan rapuh, mudah roboh, ada angin yang menerpanya, menjadikan bangunan itu doyong, sangat rawan untuk dirobohkan, sehingga menjadikan orang yang bernaung di bawahnya merasa tidak aman.

Berbeda ceritanya ketika penyangganya itu kuat (kaum mukminin) rasa persaudaraan mereka saling bertaut dengan yang lainnya, sehingga atapnya juga ikut kuat, ada terpaan angin, hujan lebat, tidak memberikan pengaruh buruk kepada bangunan itu. sehingga menjadikan siapa saja yang bernaung di bawahnya merasa aman.

Makanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

 الْمُسْلِمُ أَخُوْ الْمُسْلِمِ، لاَ يَظلِمُهُ، وَلاَ يَخْذُلُهُ، وَلاَ يَكْذِبُهُ، وَلايَحْقِرُهُ

“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, sehingga dia tidak boleh menzaliminya, menghinanya, mendustakannya dan merendahkannya.”

Orang yang bersaudara tidak akan menzalimi saudaranya, tidak akan menghina saudaranya, tidak akan mendustakan saudaranya, dan tidak akan merendahkan saudaranya.

Jadi secara tidak langsung Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan kepada kita bahwa sebab-sebab perpecahan di antara sesama mukmin adalah, dengan menzalimi, menghina, mendustakan, dan merendahkan mukmin yang lain.

Kalau kita sadari, sebab-sebab perpecahan itu sudah kita ketahui maka tugas selanjutnya adalah menjaga diri supaya sebab perpecahan itu tidak kita lakukan dan tidak kita kerjakan. Lebih baik lagi menjaga diri supaya kita tidak menjadi penyebab utama dari terpecahnya sebuah kaum atau rusaknya hubungan antar orang mukmin.

Maka dari itu Imam asy-Syafi’i rahimahullah pernah berkata

 مَن صَدَقَ فِي أُخُوَّةِ أَخِيهِ: قَبِلَ عِلَلِهِ , وَسَدَّ خِلَلِهِ , وَعَفَا عَن زَلَاتِهِ

“Barang siapa yang jujur ​​tentang persaudaraan saudaranya: menerima kesalahannya, menutup kesalahannya, dan memaafkan kesalahannya.”

Ma’asyiral muslimin, dhuyufurrahman rahimani wa rahimakumullah

 أَقُولُ قَولِي هَذَا وَ اسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَ لَكُمْ وَ لِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفُرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمِ

Khutbah Kedua

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ ونَصَرَ عَبْدَهُ وأَعَزَّ جُنْدَهُ وهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَه

وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وعَلَى آلِهِ وعَلَى تَابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانِ فِي كُلِّ أَثَرٍ إِلَى يَوْمِ المَحْشَرِ

Ma’asyiral muslimin, dhuyufurrahman rahimani wa rahimakumullah 

Maka sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسلِمَ

“Cukuplah seseorang itu dalam kejelekan selama dia merendahkan saudaranya sesama muslim.” 

Tolak ukur yang bisa kita pakai adalah sebagaimana yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas, karena kehormatan seorang muslim sangatlah mahal. Sehingga mengejek atau merendahkan saudaranya sudah cukup dikatakan sebagai perbuatan yang buruk.

Cukuplah orang itu dianggap buruk (nakal) kalau ia masih mengejek saudara seimannya. Tingkat merendahkan seseorang terkadang dengan mengejek dan menghinanya. Terkadang perbuatan ini masih sering kita lontarkan dan secara tidak sadar ia telah merendahkan martabat saudaranya, merendahkan harga diri kawan yang seiman dengannya.

Jika merendahkan kehormatan saja sudah dianggap perbuatan buruk, maka apalagi jika seseorang memukul, menganiaya, atau bahkan membunuh mukmin yang lainnya. Kehormatan seorang mukmin menjadi hal yang sangat pantas untuk dijaga, begitu pula dengan menjaga persaudaraan antar mukmin lainnya.

Menjaga solidaritas antar sesama, lebih khusus lagi solidaritas antara orang yang seiman dengan kita adalah perkara yang sangat penting, karena kalau semakin erat solidaritas orang-orang yang beriman, maka agama Islam juga akan kuat.

Mari kita tutup khutbah yang kedua ini dengan berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى القَوْمِ الكَافِرِيْن

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْم

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلُوبَنَا عَلَى دِينِكَ يَا مُصَرِّفَ القُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا إِلَى طَاعَتِك

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر

 

Terkait

Tags: Khutbah Jum'atma'had 'aly an-nuur
Previous Post

Bercanda Dengan Etika

Next Post

Pemuda Harapan Bangsa

Satrio

Satrio

Related Posts

Khutbah Jum’at: Istighfar dan Taubat, Sumber Keberkahan dari Allah ﷻ
Khutbah

Khutbah Jum’at: Istighfar dan Taubat, Sumber Keberkahan dari Allah ﷻ

by Satrio
23/11/2023
Khutbah Jum’at: Kisah Yahudi Di Dalam Al-Qur’an
Khutbah

Khutbah Jum’at: Kisah Yahudi Di Dalam Al-Qur’an

by Satrio
09/11/2023
Khutbah Jum’at: Kami Bersama Kalian Wahai Muslim Palestina
Khutbah

Khutbah Jum’at: Kami Bersama Kalian Wahai Muslim Palestina

by Satrio
04/11/2023
Khutbah Jum’at: Luka Menganga Al-Aqsha
Khutbah

Khutbah Jum’at: Luka Menganga Al-Aqsha

by Satrio
27/10/2023
Khutbah Jum’at: 4 Bentuk Sedekah Dalam Islam
Khutbah

Khutbah Jum’at: 4 Bentuk Sedekah Dalam Islam

by Satrio
08/11/2023
Next Post
Pemuda Harapan Bangsa

Pemuda Harapan Bangsa

Comments 1

  1. Ping-balik: Khutbah Jum’at: 4 Kiat Selamat di Masa Fitnah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kategori

  • Aqidah
  • Audio
  • Buku
  • Do'a
  • Fiqih
  • Hadits
  • Hikmah
  • Kabar Ma'had
  • Khutbah
  • Kolom Mahasantri
  • Lailatul Qadar
  • Maklumat
  • Niswah
  • Ramadhan
  • Resensi
  • Tafsir
  • Tazkiyah
  • Tsaqofah
  • Udlhiyah
  • Uncategorized
  • Unduhan
  • Usrah
  • Uswah
  • Video
  • Home
  • PMB 1444-1445 H
  • DONASI
  • AQIDAH
  • FIQIH
  • TSAQAFAH
  • NASKAH KHUTBAH
  • VIDEO KAJIAN
Menerangi Umat Dengan Cahaya Ilmu

© 2021 mahadannur.id - Ma'had 'Aly An-Nuur Liddirosat Al Islamiyah mahadannur.

No Result
View All Result
  • Home
  • PMB 1444-1445 H
  • DONASI
  • AQIDAH
  • FIQIH
    • RAMADHAN
  • TSAQAFAH
  • NASKAH KHUTBAH
  • VIDEO KAJIAN

© 2021 mahadannur.id - Ma'had 'Aly An-Nuur Liddirosat Al Islamiyah mahadannur.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

buka WA
WhatsApp
Ahlan.
silahkan klik untuk terhubung dengan WA Ma'had 'Aly An-Nuur Sukoharjo