Perkembangan teknologi komunikasi telah mengubah cara orang berkomunikasi. Saat ini, hampir setiap orang menggunakan internet dalam mengirim, mencari, dan membaca informasi. Dalam berinteraksi pun kebanyakan melalui media sosial dibanding komunikasi secara langsung.
Hal ini terjadi setidaknya dipengaruhi beberapa faktor, antara lain pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, juga kecenderungan masyarakat millenial yang sangat bergantung pada media.
Kaitannya dengan dakwah, media memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya penyampaian pesan dakwah. Media mampu menembus batas batas ruang dan waktu. Artinya, meski dengan jarak jauh komunikasi memungkinkan dilakukan. Tidak hanya itu, media juga menawarkan kecepatan waktu dalam menyediakan beragam informasi.
Dakwah; Tinjauan Umum
Dakwah secara etimologis berasal dari kata daa’a yad’u dari bahasa Arab berarti memanggil, mengundang, mengajak, menyeru, mendorong, dan memohon.
Secara terminologi, dakwah adalah ajakan, baik berbentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya, yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain secara individu maupun kelompok agar timbul dalam dirinya satu pengertian, kesadaran sikap penghayatan serta pengalaman terhadap pengajaran agama sebagai message yang disampaikan kepadanya tanpa adanya unsur paksaan.
Ada beberapa unsur atau komponen dalam dakwah:
Pertama, da’i atau subjek dakwah. Da’i adalah pelaksana kegiatan dakwah, baik secara perorangan individual maupun secara bersama-sama secara terorganisasi.
Kedua; mad’u atau objek (sasaran dakwah), mad’u adalah penerima dakwah baik secara individu maupun kelompok, muslim maupun non muslim.
Ketiga, metode dakwah. Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang digunakan da’i dalam menyampaikan pesan dakwah. Pesan dakwah akan diterima dengan baik apabila menggunakan metode yang tepat dan disesuaikan dengan karakteristik mad’u.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu menyampaikan secara lisan (langsung), tulisan (bi al-qalam), perbuatan (haal), home visit (silaturrahim), dan sebagainya.
Keempat, materi dakwah (maddah). Materi dakwah berisi pesan-pesan ajaran Islam agar diketahui, dipahami, dan diamalkan sebagai pedoman hidup. Secara umum, materi dakwah dapat diklasifikasi menjadi tiga topik pokok, yaitu tentang akidah, syari’ah, dan akhlak.
Kelima, media (wasilah). Untuk sampainya pesan kepada mad’u dibutuhkan media yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah. Ada beberapa bentuk media yang biasa digunakan, antara lain: media lisan (langsung), tulisan (cetak), elektronik (audio, visual), dan yang terbaru adalah new media (internet).
Era Media Sosial
Media sosial adalah aplikasi berbasis internet (media online) yang penggunanya bisa membuat web page pribadi, kemudian dapat saling terhubung berbagi informasi dan berkomunikasi. Media sosial adalah adalah sarana yang dibuat untuk memudahkan interaksi sosial dan komunikasi dua arah. Dengan semua kemudahan yang diberikan oleh media sosial ini, penyebaran informasi dari satu individu ke individu lain menjadi sangat mudah.
Dengan demikian, media sosial adalah media online yang penggunanya dapat saling berpartisipasi melalui blog, jejaring sosial, forum dan dunia virtual. Blog dan jejaring sosial merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Media sosial digunakan untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Generasi Millenial; Antara Peluang dan Tantangan Dakwah
Milenial adalah sebutan satu generasi berdasarkan demografi dan disebut juga generasi Y. Mereka terlahir pada saat revolusi teknologi informasi dan komunikasi serta jumlah populasinya yang cukup besar, yaitu sekira 34 persen dari penduduk Indonesia.
Umumnya, generasi milenial lahir dalam rentang tahun 1981 sampai 1994. Dengan demikian generasi ini adalah mereka yang berumur 15 hingga 35 tahun. Generasi ini sudah mengenal teknologi seperti komputer, video games, smartphone, dan ketergantungan dengan internet.
Generasi ini melihat dunia secara tidak langsung, mereka berselancar di dunia maya. Mulai dari berkomunikasi, berbelanja online dan mendapatkan informasi dan kegiatan lainnya. Banyak dari kalangan millennial melakukan semua komunikasi melalui text messaging atau chatting dunia maya dengan membuat akun media sosial seperti twitter, facebook, line dan sebagainya.
Berdakwah di era milenial mau tak mau berhadapan dengan itu semua. Konten dakwah dituntut untuk dapat diakses dengan cepat dengan konten menarik dalam bentuk digital. Karenanya, kajian tentang dakwah era millenial secara khusus penting untuk dikaji demi mengetahui pendekatan dalam berdakwah dikalangan mereka.
Ada dua hal setidaknya, yang dapat dilakukan. Pertama, terkait dengan penggunaan media dakwah. Pesan dakwah harus dikemas melalui konten-konten yang akrab dengan generasi kekinian. Penggunaan portal dakwah dengan konten tidak selalu berupa tulisan, namun juga dapat dikemas dalam bentuk vlog, soundcloud, infografis, dan juga meme, dimuat di YouTube agar dakwah makin meluas. Dakwah juga dapat dilakukan secara online dengan memanfaatkan YouTube, Instagram, dan sebagainya, sebelum akhirnya bisa fenomenal secara offline.
Kedua, pengemasan pesan-pesan dakwah harus menarik. Sebab, sebaik apapun materi dakwah tanpa didukung dengan kemasan yang menarik terkadang ditinggalkan orang. Dengan dua pendekatan tersebut tantangan dakwah pada generasi milenal dapat dilalui dan diselesaikan dengan baik.
Da’i dan Pesatnya Kemajuan Teknologi
Posisi seorang mubaligh atau da’i pada dasarnya adalah seorang komunikator, yang mengharapkan adanya partisipasi dari komunikator dan kemudian berharap agar komunikannya dapat bersikap dan berbuat sesuai dengan isi pesan yang disampaikannya. Sejatinya dakwah adalah sebuah proses komunikasi, namun tidak semua proses komunikasi merupakan proses dakwah.
Ciri khas yang membedakan adalah terletak pada pendekatannya, bersifat persuasif, dan pada tujuannya, yaitu mengharap terealisasikannya perubahan ataupun pembentukan sikap dan tingkahlaku sesuai dengan ajaran-ajaran Islam.
Peran teknologi dalam sampainya pesan setidaknya dalam empat hal, yaitu efektivitas, efisiensi, konkrit, dan motivatif.
Hadirnya akses internet kini sudah menjadi semacam peradaban baru dalam dunia informasi dan komunikasi tingkat global. Implikasi dari maraknya akses internet,banyak informasi yang dapat oleh masyarakat, baik pribadi, pendidikan, bisnis dan lain-lain.
Dengan perkembangan ini kita bisa melakukan pemanfaatan dalam dakwah secara maksimal. Dakwah melalui jaringan internet dan media sosial dinilai sangat efektif dan potensial alasannya;
Pertama; mampu menembus batas ruang dan waktu dalam sekejap dengan prosentase biaya dan energi yang relatif terjangkau.
Kedua; pengguna jasa internet setiap tahunnya meningkat drastis, ini menunjukan bahwa berpengaruh juga pada jumlah penyerap misi dakwah.
Ketiga; para pakar dan ulam yang berada dibalik layar media dakwah via internet bisa lebih konsentrasi dalam menyikapi setiap wacana dan peristiwa yang menuntut status hukum syar’i.
Keempat; cara penyempaian yang variatif dengan segal model dan kreatifitas telah membuat dakwah Islamiyah menggunakan media sosial mampu menjangkau segmen secara luas dan global.
Kelima; Internet merupakan sarana yang never turn-off (tidak pernah dimatikan) dan unlimited access (akses tanpa batas). Internet memberi keleluasaan kepada pengguna untuk mengakses dalam kondisi dan situasi apapun.
Keenam; Internet merupakan tempat yang tepat bagi mereka yang berkeinginan untuk melakukan diskusi dan obrolan tentang pengalaman spiritual yang mungkin saja tidak rasional dan bila dibawa pada forum biasa akan mengurangi keterbukaannya.
Ketujuh; Internet menjadi sarana pembimbing dan kawan dalam berdiskusi.
Namun disebalik segala kelebihannya ada catatan penting yang harus diingat; bahwa kefektifan media ini pastilah tergantung pada pribadi masing-masing. Artinya, kecakapan dan keikhlassan seseorang dalam berdakwah (dalam hal ini dakwah dengan memanfaatkan fasilitas internet ) serta kesungguhan mereka dalam meredam segala bentuk perpecahan dan perselisihan intern dalam diri umat sangatlah memberikan pengaruh dalam kesuksesan atau tidaknya misi dakwah yang diemban.
Semangat dakwah itu harus senantiasa tertanam dalam diri setiap muslim, terkhusus generasi muda muslim millennial, inilah saat kita untuk berkarya, berkarya dalam dakwah demi mengharap ridha Allah.
Tips Sukses Dakwah Millenial
Pertama tentunya perdalam kedekatan dengan Allah. Jangan sampai gegara keasyikan di media sosial untuk niat dakwah malah terlenakan.
Pahami apa kebutuhan umat. Jika kita mengerti apa yang menjadi kebutuhan umat, maka kita mampu menyampaikan dakwah yang sesuai dan mengena dengan apa yang menjadi keresahan umat.
Tetapkan tujuan yang jelas. Tentukan tujuan yang telah terprogram dan terorganisir agar tidak terombang ambing.
Perbanyak membaca. Membaca merupakan kunci penting agar mampu menguasai tema apa yang akan disampaikan kepada mad’u.
Bersabar. Sudah menjadi hal yang wajib paga para da’i untuk bersifat penyabar karena jalan dakwah tidaklah selalunya mudah. Banyak haters yang siap mem-buly konten kita nantinya.
Itu beberapa tips yang bisa kita lakukan ketika terjun dalam dakwah millenial yang memanfaatkan fasilitas internet.
Singkatnya, teknologi hari ini telah mengalami kemajuan super cepat, maka pendekatan dakwah kini tidak lagi cukup dengan cara-cara konvensional. Dakwah harus mampu menyesuaikan diri. Harus bisa berjalan lebih optimal dan merambah wilayah-wilayah yang mungkin belum pernah terfikir sebelumnya (termasuk sosial media didalamnya).
Atas dasar itu pula, para da’i sangat disarankan untuk bisa memanfaatkan media sosial secara maksimal, untuk menjangkau mad’u yang lebih luas; sehingga pesan dakwah terserap lebih banyak, agar lebih banyak lagi orang yang kenal dengan RabbNya. Wallahu a’lam bi ash-Shawab.
[Erwin & Ridwan]