Gerakan Ghazwul Fikri
Oleh : Muhammad Ihsanuddin
Waktu terus berputar, begitupun zaman turut pula berkembang. Membawa perubahan banyak dari sebuah peradaban. Pemikiran-pemikiran yang berkembang namun tak semuanya berada dalam kebenaran menuntut kita, sebagai umat muslim untuk menjadi lebih pintar dalam memilah dan memilih diantara pemikiran-pemikiran yang ada.
Peperangan antara dua kelompok adalah suatu keniscayaan hakiki, yang memang sudah menjadi naluri kita dalam kehidupan ini. Dan musuh abadi kita, adalah syaitan beserta budak-budaknya dari golongan manusia, yaitu orang-orang musyrik yang memusuhi Islam. Namun nyatalah bahwa sejarah mencatat, dalam tiap peperangan fisik (menggunakan senjata), Umat Islamlah yang berjaya dengan benderanya yang terus berkibar bersama kalimat takbir yang digemakan oleh para pejuang. Kenapa.? Padahal jika dilihat melalui jumlah pasukan dan persenjataan, umat Muslim jelas kalah jauh dengan orang-orang kafir. Karena jumlah mereka lebih banyak dan persenjataan mereka lebih modern. Semua itu dikarenakan pejuang-pejuang kita, dalam hati mereka ada keyakinan bahwa apa yang Muhammad saw ajarkan kepada mereka adalah benar, dan karena mereka yakin sedang membela suatu hal yang disebut kebenaran. Disamping itu, mereka ada di bawah komando dan kepemimpinan yang lurus, sehingga jalan yang mereka lalui juga terarah. Dan iniliah, yang menjadi tugas bagi orang-orang kafir untuk menghancurkan Islam. Dan seiring dengan berlalunya waktu dan berkembangnya zaman, perubahan-perubahan dalam peradaban manusia juga melahirkan pemikiran baru, yang membuat mereka, orang-orang kafir la’natullah menemukan cara baru untuk menghancurkan umat Islam….
Ghazwul Fikri. Atau Perang Pemikiran, adalah fenomena baru yang membuktikan betapa keras dan menyeluruhnya konspirasi kaum kafir dan orang-orang syi’ah terhadap Islam dan kaum muslimin. Melalui Ghazwul Fikri inilah, mereka menciptakan pemikiran-pemikiran yang menyimpang dan menyesatkan, dengan tujuan untuk mempengaruhi umat Muslim agar semakin menjauh dari agamanya. Gerakan Ghazwul Fikri berusaha keras merontokkan sendi-sendi Islam dan tidak memberikan kesempatan kepada kaum muslimin untuk menjalani kehidupannya secara islami dengan atas dasar Islam.
Mereka menciptakan permusuhan dan perpecahan antar kaum Muslim, melakukan adu domba, menawarkan gaya hidup glamour ala orang barat (westernisasi), sampai pada akhirnya melahirkan orang-orang Muslim yang lemah mentalnya, cinta dunia dan takut mati. Tak ada lagi semangat membela kebenaran yang dulu pernah membara di dada para pejuang Islam. Tak ada lagi keyakinan yang dulu pernah tertancap kokoh di hati setiap Muslim. Tak ada lagi amarah yang dulu pernah meletup-letup di jiwa para pemuda Muslim saat Allah dan Rasul-Nya dilecehkan dan dihina. Tak ada lagi….
Gerakan Ghazwul Fikri ini dilancarkan melalui media massa, baik cetak maupun elektronik. Realita yang ada, yang mudah kita temukan adalah tayangan-tayangan yang disuguhkan melalui berbagai media massa, terutama televisi. Sebagai contoh, adegan-adegan yang mengumbar aurat wanita beserta pergaulannya yang bebas mengkampanyekan gerakan emansipasi wanita, dimana para wanita diajak untuk menuntut hak yang sama dengan lelaki, yang jelas-jelas hal ini bertentangan dengan nilai-nilai dalam ajaran islam. Atau wanita-wanita muslimah yang mempromosikan pakaian muslimah yang pada hakikatnya jauh dari kriteria pakaian muslimah yang syar’I. Di mana pakaian tersebut terlihat glamour dan banyak pernik yang ditempelkan yang berfungsi sebagai hiasan. Jilbab yang dikenakan kecil bahkan tidak menutupi dada. Inilah buah pemikiran barat yang telah meracuni kehidupan kaum Muslimin di era modern ini.
Contoh lain adalah kontroversi tentang hukum poligami, yang dikatakaan sebagai perlakuan yang tidak adil dan melecehkan wanita. Sementara mereka diam dan tak peduli ketika seorang lelaki berzina dengan wanita lain di belakang istrinya. Atau tentang HAM yang kini digemborkan banyak kalangan demi menghalalkan semua perbuatan mereka yamg bejat sekalipun.
Beginilah cara orang-orang kafir menghancurkan Islam tanpa kekarasan fisik. Cukup dengan menyisipkan pemikiran-pemikiran baru seperti liberalisme, kapitalisme, pluralisme, dan yang terakhir adalah ajaran syi’ah yang sangat mengerikan. Mereka mampu membuat petinggi-petinggi negara Islam di dunia takluk di hadapan mereka, merangkul mereka dengan erat dan menjabat tangan mereka dengan hangat saat rakyat-rakyatnya sendiri sedang menahan sakit dan perih karena penjajahan. Ironis!!
Orang-orang kafir juga menampilkan kesan “ekstrim” untuk agama Islam, sehingga agama ini dikenal sebagai agama garis keras, fundamental, dan agamanya para teroris. Mereka memprovokasi bahwa Islam mengajarkan untuk menjadi teroris dan memerangi siapa saja yang tidak bersedia menganutnya. Akibatnya, agama Islam ditakuti tidak hanya oleh orang non-muslim, namun juga orang muslim itu sendiri, yang sudah termakan pengaruh gerakan Ghazwul Fikri. Namun, adakalanya mereka memberi kesan bahwa Islam adalah agama yang tidak tegas, ‘lembek’, seolah tak berprinsip. Sehingga Islam dikenal sebagai agama yang jorok, tidak kompak, dan agamanya orang-orang bodoh dan miskin.
Beginilah hasil rekayasa orang-orang kafir dalam misinya menghancurkan Islam dan kaum Muslimin.
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya”. QS. Ash-Shaff (61): 8
Lihatlah bagaimana Allah swt menghibur dan meyakinkan kita bahwa sekeras apapun usaha orang kafir untuk memadamkan cahaya Allah swt di muka bumi ini, tak kan pernah berarti karna Allah swt justru akan menyempurnakan cahaya-Nya meski orang kafir membencinya. Dan peperangan ini, apapun bentuknya, terutama Ghazwul Fikri akan terus berlanjut dan tak kan pernah berhenti, karna orang-orang kafir tidak akan rela kita hidup sampai kita mengikuti jalan mereka yang sesat.
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” Q.S Al-Baqoroh (2): 120
Oleh karenanya, muslimah hari ini harus mampu mewaspadai gerakan ghazwul fikri yang dilancarkan musuh-musuh Islam, sehingga tidak terjebak dalam propaganda mereka dan mampu menjadi tameng bagi keluarganya dari serangan itu.
Dengan modal kepribadian yang matang, wawasan ilmu yang cukup, pengalaman, kecakapan dan kreativitas niscaya kita akan mampu menjadi insan yang mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain, apalagi musuh-musuh Allah, dan tidak menjadikan mereka sebagai teman kepercayaan, sebab telah jelas kemudharatan yang mereka timbulkan.
والله اعلم باالصواب