Khutbah Jum’at: Kegembiraan Bagi Orang Berpuasa
Oleh Zaki Makarim
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ وَلاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ، قَدْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِهِ حَقَّ جِهَادِهِ
اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَلَكَ سَبِيْلَهُ وَاهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
وَقَالَ: وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
وَقَالَ النَّبِيُنا محمّد ﷺ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ
مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
Download PDF di sini.
Khutbah Pertama
Ma’asyiral Muslimin Sidang Shalat Jumat rahimakumullah.
Puji beserta syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang pada detik ini masih memberikan kita kesempatan untuk bertemu bulan Ramadhan. Pada kesempatan hari ini, terkumpul dua ibadah luar biasa dalam satu waktu, yaitu Shalat Jum’at dan Shiyam Ramadhan.
Sepantasnya kita juga bersyukur kepada Allah atas kesehatan dan nikmat lain yang telah diberikan kepada kita sehingga siang hari ini kita bisa melaksanakan ibadah dari banyaknya kewajiban yang Allah bebankan kepada seorang hamba.
Shalawat dan salam tak lupa kita hadiahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad shalallahu ‘alahi wa sallam beserta keluarga, sahabat dan siapa saja yang masih berpegang teguh dengan ajaran yang beliau bawa hingga hari kiamat kelak.
Tak lupa khatib wasiatkan kepada diri khatib pribadi dan para jama’ah semua untuk selalu meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah, karena sebaik-baik bekal untuk kita bawa menuju Allah adalah takwa.
Ma’asyiral Muslimin Sidang Shalat Jumat rahimakumullah.
Shaum (puasa) Ramadhan merupakan salah satu kewajiban bagi umat muslim di seluruh dunia. Dimulai dari kegiatan sahur pada waktu sebelum terbitnya fajar, kemudian menahan dari makan dan minum serta hal-hal yang dapat membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Sebagai suatu ibadah yang disyariatkan, tentu shaum mempunyai keutamaan dan manfaat yang sangat banyak seperti:
1. Shaum merupakan tameng dari api neraka.
2. Orang yang Shaum akan masuk ke surga dengan pintu khusus yang disebut dengan ar-Rayyan.
3. Dari segi ruhhiyah, shaum memiliki manfaat untuk melatih kesabaran, mengajarkan untuk mengendalikan diri serta menanamkan rasa takwa serta melaziminya.
4. Dari segi sosial, shaum memiliki manfaat untuk membiasakan umat untuk disiplin, menguatkan persatuan dan cinta keadilan, serta membentuk rasa kasih sayang dan akhlak mulia sesama orang muslim.
5. Dari segi kesehatan, shaum mempunyai manfaaat untuk membersihkan usus-usus, memperbaiki pencernaan, mengurangi kegemukan dan lemak pada tubuh. (Abu Bakar Jabir al-Jazary, Minhajul Muslim, hlm. 574-575 )
Ma’asyiral Muslimin Sidang Shalat Jumat rahimakumullah.
Namun ada hal penting lain mengenai shaum yang perlu kita ketahui, yaitu tentang dua kegembiraan yang hanya bisa dirasakan oleh orang yang melaksanakan shaum.
Dua kegembiraan itu adalah kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Rabbnya disebabkan karena ibadah shaum yang dilakukan.
Dalam hadits qudsi Allah subhanu wa ta’ala berfirman
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ
“ … bagi orang yang puasa akan mendapat dua kegembiraan; kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan apabila berjumpa dengan Rabbnya, disebabkan ibadah shaumnya … ” (HR. Bukhari, No. 1771)
Dari hadits tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa orang yang shaum akan mendapat dua kegembiraan. Salah satu di antaranya adalah kegembiraan ketika berbuka puasa.
Ma’asyiral Muslimin Sidang Shalat Jumat rahimakumullah.
Adapun mengenai makna kegembiraan pada waktu berbuka ulama menjelaskan sebagai berikut
Pertama, maksud dari kegembiraan pada waktu berbuka adalah kegembiraan karena telah hilang rasa lapar dan dahaga saat dibolehkannya untuk berbuka (Ibnu Hajar, Fath al-Bari, hlm. 1058)
Kegembiraan ini sudah menjadi fitrah bagi manusia karena ia telah menahan dari lapar dan dahaga serta hal-hal yang membatalkan shaum dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari dan ketika ia berbuka maka dia akan merasakan suatu kenikmatan yang tidak bisa dirasakan kecuali oleh orang yang shaum.
Selain itu kita juga akan mendapat kebaikan jika kita menyegerakan berbuka. Dalam suatu hadits disebutkan
َعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
“Dari Sahal bin Sa’ad bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Senantiasa manusia berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari No.1821)
Maka sungguh orang yang berbuka akan mendapat kegembiraan dan kebaikan serta ditetapkan pahala untuknya, sehingga kita juga dianjurkan untuk berdoa ketika berbuka puasa dengan mengucapkan
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
“Telah hilang dahaga, dan telah basah tenggorokan, dan telah tetap pahala insya Allah”
Begitu pula di saat momen shaum Ramadhan, kita dapat merasakan kegembiraan yang lebih daripada hari-hari lainnya. Kita bisa berbuka puasa bersama bersama keluarga, teman, ataupun sanak saudara yang itu merupakan suatu nikmat yang luar biasa.
Apalagi pada saat sebelum berdoa kita memanjatkan doa bersama, karena pada waktu berbuka merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa.
Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits riwayat Ibnu Majah
إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ
“Sungguh orang yang berpuasa mempunyai doa yang dikabulkan dan tidak akan ditolak tatkala berbuka puasa.” (HR. Ibnu Majah, No. 1753 )
Ma’asyiral Muslimin Sidang Shalat Jumat rahimakumullah.
Namun pada kenyataannya hari ini, tak sedikit kaum muslimin berkeliaran tanpa tujuan yang jelas (ngabuburit) ketika mendekati waktu berbuka. Ketika adzan sudah berkumandang mereka langsung pulang ke rumah membawa pernak-pernik berbuka kemudian langsung berbuka, terkadang sampai lupa memanjatkan doa.
Padahal, waktu sebelum berbuka adalah waktu istimewa untuk mengangkat tangan dan berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala, karena waktu itu adalah waktu yang mustajab untuk berdoa. Doa apa saja, baik berdoa memohon kebaikan kepada orang tua kita, kebaikan pada diri kita, kebaikan kepada keluarga kita, berdoa memunajatkan apa yang kita inginkan dan lain sebagainya.
Kedua, maksud dari kegembiraan pada waktu berbuka adalah kebahagiaan atas sempurna dan selesainya ibadah shaum pada hari itu. (Ibnu Hajar, Fath al-Bari, 1058)
Hal ini disebabkan karena manusia akan merasa gembira ketika suatu kewajiban telah terselesaikan termasuk hal ini yaitu shaum. Pada hari itu ia telah menahan lapar, dahaga, serta hal-hal lain yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Apabila dia telah menyelesaikan shaum tersebut dengan sempurna tentu ia akan merasakan kegembiraan karena telah menjalankan perintah Allah dengan baik pada hari itu.
Terlebih pada saat momen Ramadhan kita menjalankan ibadah shaum dengan keimanan dan mengharap pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala, maka Allah subhanahu wa ta’ala akan mengampuni dosa-dosa kita yang telah lalu,
Sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Bukhari
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari No. 37)
Ma’asyiral Muslimin Sidang Shalat Jumat rahimakumullah.
Kegembiraan berikutnya yang didapat oleh orang yang shaum selain kegembiraan pada waktu berbuka adalah kegembiraan saat bertemu dengan Rabbnya yaitu Allah subhanahu wa ta’ala oleh sebab ibadah shaum yang ia lakukan.
Ini merupakan sesuatu yang logis dan bisa dipahami, karena di akhirat setiap orang akan mendapatkan ganjaran atas apa yang dilakukan semasa di dunia. Pun demikian dengan orang yang berpuasa puasa. Saat puasa yang ia lakukan diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala ia akan merasa sangat gembira.
Selain daripada itu, keutamaan orang yang berpuasa akan disiapkan pintu khusus untuk masuk ke jannah yang disebut ar-Rayyan.
Dalam hadits riwayat Nasa’i disebutkan
إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائمُوْنَ يَوْمَ القِيَامَةِلاَ يَدْخُلُ مَعَهُمْ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائمُوْنَ فَيَدْ خُلُوْنَ مِنْهُ فَإِذَا دَخَلَ آخِرُهُمْ أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنهُ أَحَد
“Bagi orang-orang yang berpuasa ada sebuah pintu di surga -yang dinamakan Ar-Rayyan-, tidak seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut selain mereka. Mereka akan dipanggil, ‘Di manakah orang-orang yang berpuasa.’ Hungga mereka semua kemudian memasuki surga. Jika orang terakhir dari mereka telah masuk, pintu itu ditutup, dan tidak akan ada yang pernah memasukinya lagi.” (HR. Nasa’i No. 2204)
Ma’asyiral Muslimin Sidang Shalat Jumat rahimakumullah.
Allah subhanahu wa ta’ala telah memberikan kegembiraan bagi orang yang berpuasa dengan tujuan untuk memberikan motivasi kepada hamba-Nya agar bersemangat ketika melaksanakan ibadah puasa Ramadhan ini.
Karenanya, mari kita manfaatkan puasa ramadhan ini dengan sungguh-sungguh agar mendapat kedua kegembiraan yang dijanjikan tersebut.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْن، وَالعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَلِيُّ الصَّالِحِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ إِمَامُ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَأَفْضَلُ خَلْقِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ، صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ