Setelah bulan baru lahir, pertama kali kami lihat terlebih dulu hilal paling awal di langit sore kota Mekah. Jika ia nampak, maka bulan baru akan dimulai esoknya. Jika tidak, kami akan terus mencarinya ke arah barat sampai tiba waktu fajar di kota Mekah. Jika hilal terlihat dimanapun di sebelah barat sebelum tiba fajar di Mekah, maka bulan baru akan dimulai esoknya, persis sebagaimana jika hilal terlihat di sore hari kota Mekah. Kami menyebut konsep ini sebagai jarak penglihatan yang diperluas (extended visibility).
Metodologi dalam menentukan awal bulan di Mekah bisa diterapkan di tempat manapun di muka bumi. Bulan baru akan dimulai esok hari jika: (1) Telah lahir bulan baru, (2) jika hilal terlihat di langit sore pada tempat yang dimaksud, atau (3) jika hilal terlihat di suatu tempat di sebelah barat dari tempat tersebut sebelum tiba waktu fajar di tempat yang dimaksud. Jika tidak, maka bulan akan berakhir satu hari lebih panjang.
Kami mengikuti metodologi ini untuk menentukan permulaan penanggalan islami yang penting di berbagai negara di dunia. Untuk negara strategis yang terpilih di berbagai benua, kami memilih kota paling timur dari sebuah negara. Kami memilih perbatasan paling timur dengan alasan karena fajar di wilayah bagian timur lebih dahulu dibandingkan bagian barat. Jika hilal sudah nampak di wilayah timur, maka akan nampak juga di wilayah barat dimana fajar datang lebih akhir. Kami menghindari kondisi dimana hilal nampak di barat namun tidak nampak di timur, karena jika demikian negara akan terbagi menjadi dua dalam perayaan hari raya. Bagi sebagian besar negara, kondisi tersebut tidak akan bisa diterima.
Kurva Visibilitas (The Visibility Curves)
Sekarang kami mengajak Anda untuk memeriksa kurva visibilitas pada permulaan bulan ramadhan 1433 H (Ramadhan 2012).
Dua kurva visibilitas, yaitu tanggal 19 Juli 2012 dan 20 Juli 2012, saling berhubungan. Bulan baru lahir pada tanggal 19 Juli 2012 pada pukul 04:23 waktu universal. Zona berwarna biru dan hijau merepresentasikan area dimana hilal bisa dilihat dengan mata telanjang, dimana pada area warna biru hilal bisa terlihat hanya pada kondisi atmosfer yang bagus, sedangkan pada area hijau hilal bisa terlihat lebih mudah.
Kurva visibilitas untuk tanggal 19 Juli 2012 menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah di bumi berada dalam zona tidak terlihat. Jadi tidak akan ada penglihatan hilal secara langsung di berbagai benua. Namun, zona biru dan hijau mengcover sebagian besar Samudra Pasifik. Karenanya, menjadi penting untuk dilakukan kalkulasi apakah fajar di beberapa negara—yang tidak dimungkinkan melihat hilal secara langsung pada tanggal 19 Juli 2012 sore—tidak terjadi setelah penampakan hilal di beberapa kepulauan Pasifik, dimana hal tersebut memastikan penampakan hilal di negara yang terletak di sebalah baratnya, sebelum fajar di negara tersebut. Jika demikian, maka negara-negara tersebut bisa mulai puasa Ramadhan pada tanggal 20 Juli 2012.
Pada negara lainnya, berlaku kurva visibilitas tanggal 20 Juli 2012. Pada tanggal ini, sebagian besar negara di dunia berada di zona hijau. Karenanya, negara-negara yang tidak puasa pada tanggal 20 Juli 2012, bisa memulai puasanya pada tanggal 21 Juli 2012.
Pilihan Pulau
Dalam menghitung batas visibilitas pada negara-negara yang masuk kategori pertama, yaitu negara yang mulai puasa tanggal 20 Juli 2012, pilihan pulau di Samudra Pasifik menjadi sangat penting. Kebanyakan pulau tersebut kecil dengan populasi yang tidak signifikan. Dalam syariat, kesaksian atas terlihatnya hilal sangat penting. Pada zaman ilmu pengetahuan modern sekarang ini, kesaksian tersebut akan sangat baik jika dilengkapi dengan bukti fotografi hilal yang diambil oleh orang yang terpercaya, misalnya para astronom. Sampai sekarang, akurasi kalender Mekah kami dibuktikan oleh banyak bukti fotografi fi galeri foto kami. Karenanya, kami tekankan pentingnya memilih pulau untuk keperluan fotografi yang barangkali bisa kami dapatkan di sana—jika cuaca memungkinkan—pada tanggal 19 Juli 2012 sore.
Atas pertimbangan tersebut, kami memilih French Polynesia sebagai pulau kunci dalam mengecek penampakan hilal di Samudra Pasifik pada tanggal 19 Juli 2012. Populasi penduduk French Polynesia diperkirakan hampir 300.000 jiwa pada tahun 2011. Representasi dari French Polynesia adalah kota Papeete, yang terletak pada 17.5 ° S and 149.5 °W. Kepulauan tersebut terletak di zona hijau pada kurva visibilitas. Karenanya, ru’yatul hilal dengan mata telanjang pun mudah. Sebagaimana yang kami jelaskan di atas, kami berharap mampu mendapatkan foto hilal di French Polynesia pada saat matahari tenggelam tanggal 19 Juli 2012.
Waktu terbaik untuk melihat hilal: Situasi di Papeete
Dalam paper berjudul “A Method for predicting the first sighting of the New Crescent Moon”, astronom asal Inggris B.D. Yallop memberikan rumusan untuk menentukan waktu terbaik dalam melihat hilal setelah matahari tenggelam pada tempat tertentu (HM Nautical Almanac Office NAO, NAO Technical Note, Updated April 1998) :
In his paper “A Method for predicting the first sighting of the New Crescent Moon”, the British astronomer B. D. Yallop gives the following formula for determining the best time for sighting the new moon after sunset in a given place (HM Nautical Almanac Office NAO, NAO Technical Note, diupdate April 1998) :
Waktu terbaik penampakan hilal = waktu matahari tenggelam + 4/9 * (Selisih antara waktu tenggelamnya matahari dan waktu tenggelamnya bulan)
Mari kita uji situasi yang terjadi setelah lahirnya bulan baru (konjungsi) pada tanggal 19 Juli 2012 pada pukul 04.23 Waktu Universal (UTC):
- Konjungsi di Papeete adalah tanggal 18 Juli 2012 pukul 18.23 waktu setempat (UTC – 10 jam)
- Kami ingin menguji situasi yang terjadi pada waktu fajar tanggal 20 Juli 2012 di negara-negara referensi yang kami pilih.
- Kami akan membandingkan waktu fajar di negara tersebut dengan waktu terlihatnya hilal di Papeete tanggal 19 Juli sore, sekitar 24 jam setelah konjungsi.
- Pada tanggal 19 Juli 2012, dengan menggunakan waktu setempat, matahari tenggelam pada pukul 17.41 dan bulan tenggelam pada pukul 18.31. perbedaan waktu diantara keduanya adalah 50 menit. Jika kita terapkan rumusan di atas, kita akan dapati bahwa waktu terbaik untuk melihat hilal di Papeete adalah pada pukul 18.03, atau 22 menit setelah matahari tenggelam.
- Dalam membandingkan waktu penampakan hilal ini dengan waktu fajar di negara yang terpilih, akan lebih mudah jika menggunakan Waktu Universal (UTC). Kami menambahkan 10 jam pada waktu lokal Papeete untuk mendapatkan Waktu Universal (UTC). Jadinya, waktu tenggelamnya matahari, tenggelamnya bulan dan waktu terlihatnya hilal di atas, kalau kita konversi menjadi Waktu Universal (UTC) menjadi: matahari tenggelam pkl 03.41, bulan tenggelam 4.31 dan waktu terlihatnya pukul hilal 4.03 Waktu Universal (UTC). Setelah ditambahkan 10 jam, ternyata melewati waktu tengah malam, karenanya waktu-waktu tersebut di atas terjadi pada tanggal 20 Juli 2012 Waktu Universal (UTC).
- Dengan waktu yang lebih dari 24 jam setelah konjungsi dan dengan selisih yang cukup besar antara matahari tenggelam dan bulan tenggelam di Papeete, akan lebih mudah untuk dilakukan pengamatan hilal. Perlu diingat bahwa Papeete berada di zona hijau dalam kurva visibilitas terkait.
Pada Waktu Universal (UTC), kami akan mengambil 4H03M tanggal 20 Juli 2012 sebagai waktu referensi untuk mengamati hilal di Papeete (perlu diingat bahwa waktu setempat adalah 19 Juli 2012 18H03M). Jika di kota yang kami pertimbangkan ternyata fajar terjadi setelah 4H03M waktu universal, maka ramadhan akan dimulai tanggal 20 Juli 2012, jika tidak maka dimulai hari berikutnya.
Hasil
Setelah tempat dan waktu visibilitas telah ditentukan, kami memilih 23 kota strategis di Afrika dan Eropa serta 8 kota di benua Amerika. Mekah dan Jerussalem juga kami jadikan referensi.
Hasil dari perhitungan kami ditampilkan dalam table berikut ini. Sumber yang digunakan untuk menentukan waktu fajar ditunjukkan pada kepala tabel.
Kami meminta para pembaca untuk mempelajari secara teliti tabel ini. Kolom-kolom tersebut mampu menjelaskan. Kolom keenam menunjukkan waktu fajar di kota terkait dalam waktu universal (UTC). Jika waktu fajar terjadi setelah 4H03M, waktu dimana hilal terlihat di Papeete, maka Ramadhan akan dimulai tanggal 20 Juli 2012. Jika tidak maka akan dimulai esoknya. Dua kolom terakhir menjelaskan hal ini.
Kami akan menjelaskan kasus untuk negara Afrika Selatan dan Equatorial Guinea, yang ditunjukkan dengan warna biru di tabel. Di kedua negara, fajar di wilayah timur—di Durban dan di Ebebiyin—terjadi sebelum penampakan hilal di Papeete, sedangkan di wilayah barat—di Cape Town dan di Evinayong—terjadi setelah penampakan hilal di Papeete. Tapi untuk menghindari pembagian di kedua negara tersebut menjadi dua, maka kami mengestimasi bahwa Ramadhan sebaiknya terjadi pada tanggal 21 Juli 2012.
Daftar Kota dan Peta
Kami menggunakan hasil tersebut untuk melakukan pengembangan permulaan Ramadhan 2012 di negara-negara lain.
Pembaca bisa melihatnya dengan mengklik di sini.
Untuk kemudahan pembaca, kami menyediakan sebuah peta dengan warna yang berbeda antara negara yang memulai Ramadhan tanggal 20 Juli 2012 dan yang memulai tanggal 21 Juli 2012.
Kesimpulan
Konsep extended visibility ke arah barat dari sebuah tempat sebelum fajar, beserta pilihan tempat melihat yang teliti, menjadi dasar bagi kami untuk mempublikasikan tanggal permulaan bulan Ramadhan 2012 untuk berbagai negara. Di masa depan, kami berniat mengembangkan konsep ini untuk setiap titik di muka bumi ini, sehingga bisa didapatkan kalender yang akurat di seluruh tempat di dunia.
diterjemahkan oleh Mustarom dari http://www.makkahcalendar.org/en/why-ramadan-2012-ramadan-1433-on-20-July-2012-21-july-2012.php
wah bagus sekali tuh model perhitungannya, mudah-mudahan bermanfaat bagi umat
wah bagus sekali tuh model perhitungannya, mudah-mudahan bermanfaat bagi umat, walaupun saya telat membacanya ….punten
Subhanallah. Saya sangat setuju dg artikel ini, semoga cepat dikembangkan dan menjadi rujukan intrnasional islam.
terimakasih apresiasinya pak Ahmad J