O
leh: Tim Ulin-Nuha Ma’had ‘Aly An-Nuur
Aisyah berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa yang hendaknya kita baca jika menemui Lailatul Qadar?’ Beliau menjawab, ‘Bacalah:
اللَّهُمَّ إِْنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ اْلعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan mencintai ampunan. Maka ampunilah aku.” [1]
Abu Aqrab Al-Asadi berkisah,”Kami mendatangi Ibnu Mas`ud di rumahnya, lalu kami mendengar ia berkata, ‘Maha benar Allah dan Rasul-Nya.’ Aku pun menanyakan perihal ucapannya itu. Dia mengabarkan kepada kami tentang malam Lailatul Qadar, yaitu pada tujuh bagian yang akhir, dan hari itu matahari putih tiada bersinar. Katanya, ‘Aku melihat ke langit. Aku dapati seperti yang disampaikan oleh Rasulullah itu benar adanya. Maka aku pun bertakbir.’.”[2]
Syaikh Abdullah bin Ibrahim Al-Jarullah dalam risalahnya[3] mengatakan bahwa ada beberapa doa tentang kebaikan dunia dan akhirat yang dianjurkan untuk dibaca pada malam itu. Di antaranya adalah:
رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Wahai Robb kami, berikanlah kepada kami kebaikan dunia dan akhirat, serta jagalah kami dari api neraka.”
الَلّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, takwa, kesucian, dan kecukupan.”
اَللّهُمَّ أَصْلِحْ لِيْ دِيْنِي الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي، وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشِيْ، وَأَصْلِحْ لِيْ آخِرَتِيْ الَّتِيْ فِيْهَا مَعَادِيْ، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِيْ فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِيْ مِنْ كُلِّ شَرٍّ .
“Ya Allah, perbaikilah agamaku yang merupakan penjaga urusanku, perbaikilah duniaku yang aku hidup di dalamnya, perbaikilah akhiratku yang di sanalah tempat kembaliku, jadikan kehidupan ini sebagai tambahan bagiku dalam meraih setiap kebaikan, dan jadikan kematian sebagai istirahat bagiku dari setiap keburukan.”
اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُوْ فَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ وَ أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya Allah, aku mengharap rahmat-Mu, maka janganlah Engkau serahkan diriku kepada diriku sendiri meski hanya sekejap mata, dan perbaikilah keadaanku seluruhnya, tidak ada ilah yang berhak diibadahi selain Engkau.”
الَّلُهمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مَفَاتِيْحَ الْخَيْرَ وَخَوَاتِمَهُ وَجَوَامِعَهُ وَظَاهِرَهُ وَبَاطِنَهُ وَ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلاَنِيَتَهُ وَسِرَّهُ. اَللَّهُمَّ ارْحَمْ فِيْ الدُّنيَا غُرْبَتِيْ وَارْحَمْ فِيْ اْلقَبْرِ وَحْشَتِيْ وَارْحَمْ فِيْ اْلآخِِرَةِ وُقُوْفِي بَيْنَ يَدَيْكَ يَا حَيٌّ يَا قَيُّوْمٌ يَا ذَاالْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu pintu-pintu kebaikan, kesudahan (hidup) dengan kebaikan, serta segala yang menghimpunnya, secara lahir dan batin, baik di awal atapun di akhir, secara terang-terangan atau pun rahasia. Ya Allah, kasihilah keterasinganku di dunia, kasihilah kengerianku di kubur, dan kasihilah berdiriku dihadapan-Mu kelak di akhirat. Wahai Yang Maha Hidup Yang Berdiri sendiri dan Penopang semua makhluk, wahai Yang Memiliki keagungan dan kemuliaan.”
sumber: buku Fiqih Ramadhan; tim Ulin-Nuha Ma’had ‘Aly An-Nuur
usul ni bro…harusnya MA mempublikasikan kondisi terkini rukyat hilal dan keputusan berkenaan dengan hal itu dan mengapa harus bersikap seperti itu…penjelasan arrahmah.com nguawuuuur tenan og…payah ki…
maaf kalau kemarin tidak sempat update, rupanya para penggiat amal islami juga harus belajar fikih lagi, sebagian dari ikhwah tidak siap berbeda pendapat dalam hal fiqhiyah dan terkesan memojokkan madzhab lain dg asal bicara tanpa ilmu.
termasuk hal2 berkaitan sumpah, kesaksian, penolakan terhadap sumpah/kesaksian, dll. semoga nanti ada makalah berkaitan dg itu semua.
sang mantan penjaga gardumuslim