Oleh: Tim Ulin-Nuha Ma’had ‘Aly An-Nuur
Orang-orang yang berhak menerima zakat Fithri ialah delapan golongan sebagaimana yang berhak menerima zakat Maal (zakat harta benda). Zakat Fithri masuk ke dalam keumuman ayat yang ke-60 darisurat At-Taubah. Allah berfirman,
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِيْنِ وَاْلعَامِلِيَنَ عَلَيْهَا وَالمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُم وَفِي الرِّقَابِ وَالغَارِمِيَن وَفِي سَبِيلِ اللهِ وَابْنِ السَّبِيْلِ فَرِيْضَةً مِنَ اللهِ وَاللهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekaan) budak, orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah [9]: 60)
Yang paling berhak menerimanya adalah fakir dan miskin. Demikianlah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat. Rasulullah SAW bersabda,
اُغْنُوْهُمْ عَنِ السُّؤَالِ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ فَلاَ تُدْفَعُ لِغَيْرِ الفُقَرَاءِ إِلاَّ عِندَ انْعِدَامِهِم أوْ خِفَّةِ فَقرِهِم أَوِ اشْتِدَادِ حَاجَةِ غَيْرِهِمْ مِنْ ذَوِي السِّهَامِ
“Cukupkanlah mereka dari meminta-minta pada hari ini. Janganlah zakat Fithri dikeluarkan kepada selain mereka kecuali kalau mereka tidak ada sama sekali atau ringannya kefakiran mereka atau beratnya kebutuhan selain fakir miskin itu dari golongan yang mendapatkan bagian zakat.”[1]
Dan hendaknya tidak ada basa-basi dalam masalah zakat Fithri. Yakni yang semestinya didahulukan untuk menerimanya haruslah orang yang diketahui paling membutuhkan, sehingga tidak mendahulukan takmir masjid, ustadz/guru ngaji, sesepuh/pengurus kampung, apalagi dimasukkan ke dalam kas masjid atau sejenisnya.
Zakat Fithri boleh dibayarkan kepada beberapa orang fakir atau kepada satu orang miskin saja. Nabi SAW hanya menentukan jumlah yang dibayarkan saja dan tidak menentukan jumlah yang boleh diterima oleh seseorang.
Jika mendapat zakat Fithri, orang fakir diperbolehkan membayarkannya sebagai zakat bagi dirinya atau untuk salah satu anggota keluarganya. Dia mesti menakarnya terlebih dahulu atau tidak jika orang yang memberinya telah memberitahu bahwa takaran zakat Fithri itu sudah sempurna dan dia yakin dengan pemberitahuan itu.